Senyuman merekah dari wajah Joohyun kala mendapati Kang Seulgi dan sang nenek yang tengah memanen buah mangga bersama-sama. Kang Seulgi memang memiliki sentuhan ajaib yang bisa membuat orang-orang menyukainya dengan mudah.
Kegiatan Joohyun terhenti kala dua manik matanya beradu tatap dengan mata monoloid milik Seulgi. Mata yang sempat membuatnya cukup ragu untuk berinteraksi dengan si Kang karena tatapan intimidasinya. Namun, justru sekarang mata monoloid itu menghipnotisnya untuk terus-menerus memandanginya.
Dengan cengiran lebar dan tangannya yang membawa sekeranjang buah mangga, Seulgi mendatangi Joohyun. "Hei," sapanya setiba ia di hadapan Joohyun.
"Hai," sahut Joohyun tersenyum manis.
"Sepertinya, satu-persatu hati keluargaku akan kau ambil dengan mudahnya," ucap gadis itu bergurau.
"Ya. Dan mungkin suatu hari nanti aku bisa mengambil hatimu," balas Seulgi.
Joohyun tertegun. Apa maksudnya itu?
"E-eh, maksudku! Eng... eh, bagaimana kalau kita buat jus dari mangga ini?" kata Seulgi mengalihkan topik pembicaraan.
"Uhh, ya, tentu."
Kemudian, keduanya pun pergi untuk membuat jus dari mangga-mangga segar yang baru saja dipanen oleh Seulgi dan Nenek Bae.
Akhir pekan telah tiba. Tidak seperti hari-hari sebelumnya yang hanya berdiam di rumah, kini Joohyun dan Seulgi tengah menyusuri jalan setapak menuju sungai yang pernah disinggung oleh si gadis Bae.
Nenek Bae berkata, "Bawalah temanmu berjalan-jalan. Mau bagaimanapun ini adalah musim panas. Kalian harus menikmatinya dengan baik."
Jadilah Joohyun mengajak Seulgi untuk berenang. Joohyun juga berpikir, mungkin ia bisa mengajak salah satu temannya di sini untuk ikut berenang.
"Oi, Bae Joohyun!"
Bingo! Baru saja Joohyun memikirkan sosok temannya, batang hidung orang itu telah muncul di hadapannya.
"Apa kau akan pergi ke sungai untuk berenang?" Sebuah pertanyaan keluar dari bibir berbentuk hati itu. Paras cantiknya sempat membuat Seulgi terbingung-bingung lantaran sekilas tampak seperti paras milik Joohyun.
"Begitulah. Kebetulan temanku dari Seoul ikut menemaniku liburan di sini, jadi aku ingin mengajaknya ke sekitar." Joohyun membalas pertanyaannya.
"Kau ikut?" Kali ini giliran Joohyun yang bertanya.
"Dengan senang hati. Tapi, pertama-tama aku akan mengantarkan adikku dan temannya ini ke rumah. Ibu bisa memarahiku jika aku terlambat mengantarkan dua bocah ini," jawabnya seraya menunjuk ke arah dua anak perempuan yang tengah menatap dengan polos.
"Ah, Chaeyoung, kau sudah besar. Sekarang kau sudah SD, benar?" ujar Joohyun kepada salah satu anak perempuan itu. Tubuhnya ia bungkukkan sedikit untuk mensejajarkan tingginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙳𝚒𝚏𝚏𝚎𝚛𝚎𝚗𝚝 || 𝚂𝚎𝚞𝚕𝚁𝚎𝚗𝚎
Fanfictionᴋᴀɴɢ sᴇᴜʟɢɪ ᴅᴀɴ ʙᴀᴇ ᴊᴏᴏʜʏᴜɴ ɪᴛᴜ ʙᴇʀʙᴇᴅᴀ. ᴋᴀɴɢ sᴇᴜʟɢɪ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴛɪᴘᴇ ɢᴀᴅɪs sᴜᴘᴇʟ ᴀᴛʟᴇᴛɪᴋ ʏᴀɴɢ sᴇʟᴀʟᴜ ʙᴇʀsᴇᴍᴀɴɢᴀᴛ. sᴇᴍᴇɴᴛᴀʀᴀ ʙᴀᴇ ᴊᴏᴏʜʏᴜɴ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴛɪᴘᴇ ɢᴀᴅɪs ᴘᴇᴍᴀʟᴜ ᴄᴇʀᴅᴀs ʏᴀɴɢ sᴀɴᴛᴀɪ. ᴋᴇɴᴅᴀᴛɪ ʙᴇɢɪᴛᴜ, sᴇᴍᴇsᴛᴀ ᴊᴜsᴛʀᴜ ᴍᴇɴʏᴀᴛᴜᴋᴀɴ ᴋᴇᴅᴜᴀɴʏᴀ. ɢɪʀʟs ʟᴏᴠᴇ (ɢ×ɢ) ᴛɪᴅ...