Bagian 17: Ujian

193 47 3
                                    

Bel yang menandakan jam sekolah berakhir telah berbunyi. Joohyun segera merapikan tasnya dan bergegas untuk keluar kelasnya.

"Joohyun." Sebuah suara memanggilnya beriringan dengan seseorang yang menahan lengannya. Joohyun pun berbalik dan menemukan Kang Seulgi yang memasang tampang kebingungan.

"Kau tak ingin pulang bersamaku?" tanya si gadis Kang.

"Uhm, maafkan aku, Seulgi. Hari ini aku akan pergi ke perpustakaan, jadi kau bisa pulang terlebih dahulu," jawab Joohyun.

"Untuk apa?"

"Minggu depan ujian akan diadakan. Tentu saja aku pergi ke perpustakaan untuk belajar."

"Eehh~? Masih ada banyak waktu, kau tahu. Ini masih terlalu awal untuk pergi belajar, Joohyun."

Sebuah senyum simpul terukir di wajah ayu Joohyun. Lalu ia berkata, "Bukankah lebih awal lebih baik, Seulgi?"

Seulgi mengembuskan napasnya. "Baiklah kalau begitu," balas Seulgi sedih. Pasalnya, gadis itu sudah sedari tadi membayangkan pergi bermain bersama Joohyun. Sayang sekali keinginannya itu tak dapat terpenuhi.

Dengan begitu, Joohyun pergi melenggang menuju perpustakaan, sedangkan Seulgi pergi bermain bersama temannya yang lain.

Dengan begitu, Joohyun pergi melenggang menuju perpustakaan, sedangkan Seulgi pergi bermain bersama temannya yang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak hari itu, Joohyun menjadi senang menghabiskan waktunya di perpustakaan. Terkadang, seusai menghabiskan makan siangnya, Joohyun juga akan pergi mengunjungi perpustakaan. Matanya fokus membaca beberapa materi sementara tangannya menari-nari di atas kertas menggunakan pulpennya. Satu-persatu materi mulai Joohyun kuasai.

Bae Joohyun sendiri adalah tipe orang yang dapat belajar secara autodidak. Tanpa bantuan guru atau pembimbing apa pun ia dapat menguasi banyak materi–terutama di bidang akademis. Ini menjadi salah satu faktor mengapa Joohyun tak memilih untuk mengikuti les. Kendati begitu, ia masih tetap akan mempertimbangkan untuk mengikuti les supaya dapat lebih meningkatkan kemampuannya.

Suasana perpustakaan yang sunyi memang tempat terbaik untuk belajar. Sebenarnya, alasan lain mengapa Joohyun memilih belajar lebih awal dikarenakan pada hari Jumat sampai akhir pekan perpustakaan ini akan mulai dipenuhi banyak orang. Serta hal itu cukup menganggu jarak personalnya.

Benar saja perkiraannya. Ini hari Jumat dan perpustakaan sekolah sudah diepenuhi banyak orang.

"Oh, bagaimana kalau kita duduk di sana, Joohyun?"

Joohyun menganggukkan kepalanya. Setuju atas saran yang diberikan temannya.

Hari ini Joohyun memang tak sendirian. Kang Seulgi tahu-tahu mengajaknya untuk belajar bersama di perpustakan. Katanya, ia termotivasi dengan kerajinan yang dimiliki Joohyun. Ya itu bagus, setidaknya Joohyun memiliki teman belajar sekarang.

Setelah duduk bersampingan di sebuah meja bersama 3 orang lainnya di sana, Joohyun dan Seulgi pun mulai membuka buku mereka masing-masing.

Suara lembaran kertas yang dibuka dan goresan pulpen di atas kertas menjadi satu-satunya suara yang menghiasi gendang telinga Joohyun dan Seulgi. Semua insan terlihat fokus berkutat pada aktivitasnya masing-masing.

𝙳𝚒𝚏𝚏𝚎𝚛𝚎𝚗𝚝 || 𝚂𝚎𝚞𝚕𝚁𝚎𝚗𝚎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang