Musim panas akan segera tiba. Selayaknya satu tahun sebelumnya, sekolah Joohyun mengadakan Festival Olahraga. Jam kewalikelasan pun digunakan untuk mendekor kelas karenanya.
Dan seperti biasanya, Kang Seulgi tampak sibuk bersama teman-temannya. Joohyun tidak terlalu mempedulikannya lantaran masih memiliki tugas untuk mendekor kelas.
Pak Cho berpesan kepada anak-anak muridnya untuk tidak pulang setelah kegiatan mendekor ini. Niatnya, Pak Cho ingin mendiskusikan pasal Festival Olahraga tersebut.
"Kang Seulgi! Kang Seulgi! Kang Seulgi!" Semua orang-terkecuali Pak Cho dan Joohyun-menyorakkan nama si gadis pemilik mata monoloid secara serempak. Mereka tengah menyemangati Seulgi untuk menjadi salah satu anggota dalam lomba lari estafet nanti.
"Baiklah, baiklah~ aku ikut!" kata Seulgi pada akhirnya membuat orang-orang merasa senang.
"Baiklah, anak-anak. Kita akhiri rapat hari ini. Saya ingin untuk para anggota lomba maupun tidak mengikuti acara festival ini dengan baik. Dan jangan lupa besok kita masih memiliki satu rapat."
"Selamat sore dan selamat beristirahat," ujar Pak Cho sekaligus menutup sesi kewalikelasan hari ini.
"Selamat sore!" sahut para siswa-siswi berbarengan. Setelahnya, mereka segera berhamburan pergi ke luar kelas.
"Joohyun, mau pulang bersama?" ajak Seulgi tanpa diduga-duga.
"Oh, uhm, baiklah," balas Joohyun menyambut ajakkan dari Seulgi.
"Keren!"
Dengan begitu, Bae Joohyun pun pulang bersama Kang Seulgi. Hari ini, Seulgi tidak membawa sepedanya. Jadi, mereka berjalan beriringan menyusuri jalanan.
Sejak Seulgi berkunjung ke rumah Joohyun, keduanya jadi sering pulang bersama. Sebenarnya, setelah kejadian di mana Seulgi tak membawa payung pun mereka telah cukup sering pulang bersama.
Tanpa diminta, kadang-kadang Joohyun akan mengantarkan Seulgi sampai tempat lesnya. Bahkan, jika Seulgi tengah membawa sepedanya, mereka akan pergi mengunjungi beberapa tempat. Entah itu pusat perbelanjaan, stasiun kereta, taman, danau, hingga beberapa kedai kecil lainnya.
Keduanya memang tampak jarang berinteraksi di lingkungan sekolah. Tapi itu akan menjadi sebaliknya jika mereka berada di luar lingkungan sekolah. Entahlah, Joohyun saja tidak mengerti apa yang terjadi di antaranya dan Kang Seulgi.
"Tidak terasa, sebentar lagi musim panas akan tiba. Apa yang akan kau lakukan di liburan musim panasmu, Joohyun?" celetuk Seulgi yang membuka obrolan.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, aku akan pergi ke rumah nenekku di Daegu dan berlibur di sana. Jika orang tuaku mengizinkan, mungkin aku akan pergi mengunjungi sepupuku di Jeju," jawab Joohyun.
"Ah, tapi sepertinya mereka akan membawaku ke rumah nenek. Mereka bilang, ada beberapa urusan yang harus mereka urus di sana dengan pamanku. Jadi aku akan dititipkan di rumah nenekku," lanjutnya.
"Asyiknya~ yang akan kulakukan pasti hanyalah bermalas-malasan saja di rumah. Atau paling tidak, aku bisa bermain-main bersama anak-anak SD yang ada di sekitar daerah rumahku," ujar Seulgi dengan bibirnya yang mengerucut lucu. Merasa iri karena Bae Joohyun memiliki kegiatan yang lebih keren dibandingkan dirinya.
Joohyun terdiam, sebuah pikiran terlitas di benaknya. Haruskah? Haruskah ia mengajak Seulgi berlibur bersamanya?
Seraya masih menimbang-nimbang, Joohyun melirik ke arah Seulgi. Terlihat ia tetap mengerucutkan bibirnya. Pandanganya di fokuskan kepada jalanan dengan kakinya yang menendang-nendang kecil sebuah kerikil.
Lucu.
Sudah terlambat bagi Joohyun untuk mengungkapkan pikirannya kepada Seulgi. Mereka telah tiba di perempatan jalan dan harus berpisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙳𝚒𝚏𝚏𝚎𝚛𝚎𝚗𝚝 || 𝚂𝚎𝚞𝚕𝚁𝚎𝚗𝚎
Fiksi Penggemarᴋᴀɴɢ sᴇᴜʟɢɪ ᴅᴀɴ ʙᴀᴇ ᴊᴏᴏʜʏᴜɴ ɪᴛᴜ ʙᴇʀʙᴇᴅᴀ. ᴋᴀɴɢ sᴇᴜʟɢɪ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴛɪᴘᴇ ɢᴀᴅɪs sᴜᴘᴇʟ ᴀᴛʟᴇᴛɪᴋ ʏᴀɴɢ sᴇʟᴀʟᴜ ʙᴇʀsᴇᴍᴀɴɢᴀᴛ. sᴇᴍᴇɴᴛᴀʀᴀ ʙᴀᴇ ᴊᴏᴏʜʏᴜɴ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴛɪᴘᴇ ɢᴀᴅɪs ᴘᴇᴍᴀʟᴜ ᴄᴇʀᴅᴀs ʏᴀɴɢ sᴀɴᴛᴀɪ. ᴋᴇɴᴅᴀᴛɪ ʙᴇɢɪᴛᴜ, sᴇᴍᴇsᴛᴀ ᴊᴜsᴛʀᴜ ᴍᴇɴʏᴀᴛᴜᴋᴀɴ ᴋᴇᴅᴜᴀɴʏᴀ. ɢɪʀʟs ʟᴏᴠᴇ (ɢ×ɢ) ᴛɪᴅ...