10. Hari Jadi

410 33 4
                                    

{~❤️~}

Semalam adalah malam yang indah bagi Rayen.

Perempuan yang dia cintai meminta dirinya untuk tidak menjauh lagi.

Saking senangnya, Rayen sampai tidur begitu nyenyak tak seperti hari-hari kemarin. Bahkan, hari ini dia bangun kesiangan hingga terlambat datang ke lokasi syuting.

Rayen saat ini sedang dalam perjalanan menuju Lokasi. Kali ini dia tidak berangkat ke Lokasi sendiri. Om Devan sudah kembali ke Jakarta dan akan kembali menemaninya syuting.

"Lo kenapa sih, Ray? Terlambat ke Lokasi biasanya panik, sekarang malah senyum-senyum. Lo masih sehat, kan?" Tegur Om Devan yang dari tadi memperhatikan wajah Rayen terlihat begitu cerah. Padahal bisa saja saat sampai di Lokasi, dirinya dimarahi oleh Om Indra.

Rayen tak menjawab. Dia hanya menoleh dan memperlihatkan senyum lebarnya kepada Om Devan.

Om Devan hanya menggeleng kepala melihat tingkah keponakannya itu.

{~❤️~}


Aqeela baru saja selesai take bersama Alina. Keduanya sama-sama keluar dari set Rumah dan menemukan banyak orang yang memakai kaos berwarna senada dengan tulisan Rayholic berkumpul di ruang crew.

Lain dan tak bukan mereka adalah anggota fansbasenya Rayen.

"Itu para fans-nya Rayen, kan? Kok mereka ada disini?" Tanya Aqeela pada Alina.

"Lo gak tau?"

Aqeela menggelengkan kepala menjawab pertanyaan dari Alina.

"Besok itu Rayen ultah. Dan rencananya semua crew dan fans-fans nya Rayen mau ngasih kejutan ke dia tengah malam nanti," jelas Alina.

"Oh, jadi besok Rayen ultah ... "

"Loh, emang Lo gak tau?" Tanya Alina.

Aqeela kembali menggelengkan kepala, "gak. Gue gak tau."

Alina geleng-geleng kepala. Bisa-bisanya Aqeela tidak tahu tanggal lahir seorang Rayen.

"Jangan-jangan sebelumnya Lo juga gak tau lagi kalo hidup seorang manusia bernama Rayen Pratama Hidayah di Dunia ini?"

Aqeela terkekeh mendengar perkataan Alina.

"Nggak! Gue tau kok Rayen. Gue juga sering lihat dia di tv. Tapi, ya ... Gue gak pernah nyari tau kapan dia lahir, dimana dia dilahirkan. Yang gue tahu dia itu di cap playboy karena banyak mantannya," ujar Aqeela menjelaskan.

"Oh iya. Soal Rayen ... Semalam gue udah ngomong sama dia. Dan gue udah menyelesaikan permasalah di antara gue sama dia. Gue juga udah minta sama dia buat gak perlu menjauh lagi dari gue,"

Mendengar hal itu, Alina langsung melirik Aqeela. Dia jadi penasaran apakah Rayen sudah mengutarakan perasaannya kepada gadis itu?

"Terus gimana? Kok Lo berdua bisa ngobrol gitu gimana ceritanya?"

"Semalam itu gue sama nyokap gue nungguin taksi, tapi gak ada juga. Untungnya Rayen belum pulang dan akhirnya kita nebeng sama dia. Dan gue ngobrol sama Rayen diperjalanan pulang. Gitu aja," jelas Aqeela.

"Rayen ngomong apa aja?"

"Gak banyak. Cuma ngejelasin alasan kenapa dia jauhin gue dan cuekin gue selama ini,"

"Gitu doang? Maksud gue ... Dia gak ngomongin hal penting gitu sama Lo?"

"Nggak,"

Alina menepuk jidat, dia merutuki kebodohan Rayen. Padahal disaat itu adalah waktu yang tepat untuk Rayen mengungkapkan perasaannya kepada Aqeela.

Cinta Lokasi | SyaqeelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang