16. Lamaran

407 28 5
                                    

{~❤️~}

Rayen berdiri memandangi kolam renang. Air jernihnya seolah membawa Rayen hanyut kedalam lamunan.

Bagaikan berada di perahu kayu yang berlayar di tengah samudra, Rayen merasa bimbang dan takut perahunya akan karam dihantam ombak.

"Lo mikirin apa?" Pertanyaan yang dilontarkan Faisal menyadarkan Rayen.

Rayen menoleh dan menemukan Faisal sudah terduduk di kursi panjang sambil memandanginya.

"Gue mikirin Aqeela," sahutnya kemudian.

Faisal menggelengkan kepala sambil tersenyum simpul. Aqeela lagi yang ada dipikiran sahabatnya itu. Apa tidak ada yang lain?

"Kenapa mikirin Aqeela? Lo sama dia udah baikan, kan? Terus apalagi yang dipikirin?"

Rayen menghampiri Faisal. Lalu, ikut duduk disampingnya. "Gue sama Aqeela emang udah baikan. Tapi, belum sama orang tua dia."

Faisal mengangguk paham. Ternyata hal itu yang sedang dipikirkan Rayen saat ini.

"Aqeela bilang, dia bakal bantu meyakinkan orang tuanya supaya mau nerima gue lagi. Cuma ... gue gak yakin kalo mereka mau nerima gue lagi. Karena belum sempat gue nikahin Aqeela, gue udah ingkari janji gue sama Bokapnya buat gak nyakitin hati dia."

"Kenapa ya Ray, gue ngerasa sekarang itu Lo beda banget sama Rayen yang gue kenal?" Faisal mendongakkan kepala menatap langit biru yang dihiasi gumpalan awan.

"Emangnya apa yang beda dari gue?" Tanya Rayen penasaran.

Faisal menurunkan kepalanya, melirik Rayen yang menunggu jawaban dirinya. "Beda. Beda banget. Rayen yang gue kenal itu gak pernah ada rasa ragu apalagi takut tentang apapun. Tapi, kenapa sekarang lo ngerasa ragu dan takut cuma soal orang tuanya Aqeela?"

"Gue takut kalo nanti ternyata mereka gak bisa nerima gue. Kalo itu terjadi, gue sama Aqeela—"

"Lo sama Aqeela gak bisa bersatu. Itukan yang Lo takutin?" potong Faisal.

Rayen terdiam. Tubuhnya dia sandarkan ke sandaran kursi dan berusaha menenangkan pikiran yang begitu kalut.

"Rasa takut lo yang bisa aja hancurin lo, Ray. Kalo aja lo gak takut gak bisa bahagiain Aqeela, lo gak akan putusin dia waktu itu. dan orang tua Aqeela gak bakal kecewa sama lo. Terus sekarang lo mau ikutin perasaan takut lo lagi?"

Deg, perkataan Faisal seperti menusuk hati Rayen. Perkataan yang membuatnya sadar jika perasaan takut sudah terlalu menguasainya.

"Sekarang, lo buang rasa takut lo! Yakinin hati lo kalo Aqeela bisa meyakinkan orang tuanya buat nerima lo lagi. Lo harus yakin karena rasa yakin itu akan terus ada diantara lo sama Aqeela nantinya. Yakin dan percaya sama pasangan adalah salah satu cara supaya hubungan rumah tangga lo nantinya gak masuk ke dalam kehancuran!"

{~❤️~}

"Rayen sama keluarganya mau datang malam ini,"

Buk Indriani dan Pak Dimas terkejut mendengar penuturan Aqeela.

Pagi-pagi Aqeela meminta mereka untuk berkumpul di Ruang Keluarga dan ternyata untuk memberi tahu bahwa Rayen beserta Keluarganya akan datang malam nanti.

"Kamu tau dari mana dia sama keluarganya mau kesini? Dia kan dipenjara. Dan bukanya dia udah memutuskan hubungan sama kamu?" Tanya Pak Dimas dengan nada suara yang ketus.

"Jam 3 pagi tadi Rayen telepon. Dia udah bebas dari penjara dan dia minta maaf karena sempat ragu sama Qeela. Dia juga minta kesempatan untuk membuktikan kalau dia memang serius mau menikahi Qeela," dengan tenang Aqeela memberikan penjelasan. Namun, tidak dengan Pak Dimas.

Cinta Lokasi | SyaqeelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang