06. Sudah Putus Tapi Masih Cinta

546 42 14
                                    

{~♥~}

Langit tampak dipenuhi awan hitam, sepertinya hujan akan segera turun. Namun Rayen, Aqeela dan Tim masih berada di set lapangan saat ini, untuk melakukan take scene hukuman Andre dan Tia.

"Om, ini beneran mau take aja? Kayaknya bentar lagi ujan nih," ujar Rayen memulai diskusi dengan sang Sutradara.

"Iya, nih. Gak mendukung banget cuacanya," balas Om Indra seraya mendongak memandangi langit.

"Jadi gimana, Om? Kalo menurut Aku sih kita take yang hormat bendera aja dulu. Langitnya kan lagi mendung, jadi gak perlu panas-panasan," ucap Aqeela memberi pendapat.

"Nah, bisa tuh Om!" Imbuh Rayen setuju.

"Oh, yaudah. Kita take yang adegan bagian itu aja dulu. Udah pada hapal kan dialog nya?" Tanya Om Indra.

"Udah, Om."
"Udah," sahut Rayen dan Aqeela serentak.

"Oke. Kita mulai aja," Om Indra berjalan menuju monitor, lantas dia mendudukan bokongnya di kursi.

"Clapper Board ganti ke scene 5 take 1!" Titah Om Indra pada seorang Clapper. Clapper tersebut pun segera mengganti tulisan di Clapper Board seperti yang di perintahkan sang Sutradara.

Sementara itu, Sambil menunggu instruksi dari Om Indra, Om Devan menghampiri Rayen dan Aqeela. Dia mengarahkan kamera pada keduanya untuk mengambil foto yang nantinya akan dipajang di Sosial Media sebagai promosi.

"Eh, Ray, Aqeela, berdirinya agak deketan! Om mau fotoin kalian," suruhnya.

Aqeela melirik Rayen yang melangkah lebih dekat dengan dirinya.

"Ayo, Senyum dong! Jangan kayak bikin foto KTP," Titah Om Devan.

Rayen dan Aqeela menyunggingkan senyum mereka meskipun terlihat terpaksa. Tapi, yasudahlah.

"Tahan, ya! Satu... Dua... Tiga,"

Cekrek!

Setelah merasa Om Devan sudah selesai memotret, Rayen kembali menjauh dari Aqeela satu langkah.

"Mukanya pada tegang-tegang banget, kayak lagi ijab kabul!" Ucap Om Devan sambil melihat hasil foto yang dia jepret.

Ucapan Om Devan tadi hanya dibalas senyuman terpaksa dari Aqeela. Sedangkan Rayen menutup mata sambil mengamini ucapan Om Devan didalam hatinya.

"Oke, Ray, Qeela, siap ya! Kita take sekarang!" Seru Om Indra.

"Siap, Om!"

Om Devan menjauh dari set Lapangan. Yang kemudian terlihat clapper berjalan ke Kamera dan menunjukan Clapper Boardnya.

"Scene 5 take 1!"

Ctak!

———

Andre dan Tia terlihat mengangkat tangannya, memberi hormat ke Bendera merah putih yang berkibar tinggi di atas tiang.

Dahi keduanya berkerut menahan terik matahari yang jatuh di netra mereka. Meski rasa lelah sedang membara di dalam tubuh, namun tidak dengan mulut mereka yang tak lelah mengomeli satu sama lain.

"Gara-gara lo nih gue jadi dihukum gini sama Pak Jacky! Mana capek banget lagi habis lari 10 keliling Lapangan!" Gerutu Andre kesal.

"Lo pikir gue gak capek juga apa? Lagian bukannya lo duluan ya yang ngeledekin gue sampe kita jadi ribut didepan Pak Jacky? Tapi Kenapa sekarang lo yang nyalahin gue?" balas Tia.

"Enak aja. Siapa juga yang ngeledekin lo?"

"Lo lupa? Yang dikelas tadi apa namanya kalo bukan ngeledek?"

Cinta Lokasi | SyaqeelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang