Chapter 28

2.1K 169 53
                                    

(n) sorry for typo, sorry for late update and enjoy for reads. Thank you 🥰

.

Siang itu setelah kembali dari toilet, Wonwoo menjadi sedikit lebih diam dengan wajah yang sudah sangat pucat pasi. Disaat yang lain saling bersenda gurau, dirinya hanya mampu menatap dan sesekali tersenyum kecil. Bahkan ketika 2 bocah itu beberapa kali melempar candaan atau bertanya kepada, Sebisa mungkin Wonwoo menjawab dengan nada pelan atau hanya dengan isyarat saja.

"Eomma, lain kali kita pergi ke pantai bersama, boleh?" Tanya Junsu dengan nada riang khas anak-anak.

Wonwoo menatapnya dengan senyum lebar, lalu menganggukkan kepalanya sembari berujar pelan. "Tentu."

Hari ini hari yang sangat sulit dilalui oleh Wonwoo. Hari yang sangat berat, sudah berapa banyak sakit yang menyerang tubuhnya kali ini. Entah itu sakit fisik, atau batin, seakan semua rasa sakit itu bersamaan menyerang dirinya. Sebagaimana kuatnya dia menahan semua ini, tentu ada batas yang akan runtuh. Bisakah Wonwoo mengatakan jika saat ini ia berada diambang batas hidup dan mati? Rasanya ia ingin berteriak sekencang mungkin, meluapkan rasa sakit yang semakin menusuk ini.

Di dalam mobil, dalam perjalanan pulang dengan sekuat tenaga dirinya menahan diri, walau rasanya ia sudah tidak kuat lagi. Duduk sedikit gelisah dengan Junsu yang berada dipangkuannya, tertidur nyenyak. Tentunya Wonwoo berusaha keras untuk menenangkan dirinya, tak ingin mengganggu tidur putra kesayangannya. Dirinya diam di tempat duduk, dengan tatapan mata berbayang ke arah luar jendela. Nafas yang semakin tercekat dengan bibir yang tergigit keras.

"Tuhan tolong jangan biarkan aku tumbang untuk sekarang."

Tanpa ia sadari, Mingyu sedari tadi melirik dirinya. Sepertinya lelaki tampan itu menyadari gelagat aneh istrinya, namun sekali lagi pemilik ego tertinggi itu berusaha acuh tak acuh. Memilih mengabaikan rasa khawatir dan menuruti egonya.

Mobil berhenti di Mension mewah keluarga Kim, dengan begitu Wonwoo dapat sedikit menghela nafas pelan. Memfokuskan pandangannya, dirinya mencoba membuka pintu mobil dengan tangan yang gemetar. Berusaha menopang tubuh dengan Junsu yang masih terlelap nyenyak di gendongannya. Kakinya bergetar hebat, dengan mata terpejam Wonwoo mensugesti dirinya sendiri untuk kuat.

"Sepertinya Junsu kelelahan, Cepat bawa keponakan ku masuk Won." Ujar Irene sembari mengelus surai Junsu dan Wonwoo menganggukkan kepalanya dengan lemas.

Langkahnya sangat berat, sebisa mungkin Wonwoo berjalan dengan normal seperti biasanya. Seolah ia tak merasakan sakit yang menusuk di tubuhnya. Dalam hati ia berujar untuk cepat sampai pada ruangannya. Ia menyalahkan rumah besar keluarga Mingyu, yang mana membuat langkahnya terasa sangat jauh dalam keadaan seperti ini.

"Biar aku yang membawanya." Ujar Mingyu yang tak ia sadari sudah berdiri menghalangi jalannya, lalu berusaha memindahkan Junsu dari gendongannya. Namun Junsu sepertinya tidak ingin berpindah posisi, terlihat dari pelukannya pada Wonwoo yang semakin erat.

"Gwenchana, aku bisa membawanya." Kata Wonwoo dengan suara parau dan sedikit bergetar.

Wonwoo melanjutkan langkahnya dengan Mingyu yang berjalan berdampingan dengannya. Diam-diam Mingyu mengawasi gerak gerik Wonwoo yang sedikit kewalahan, dengan nafas berat yang dikeluarkannya.

Wonwooo bernafas lega saat akhirnya sampai di kamar Junsu, ia menidurkan Junsu pada ranjang. Dirinya hendak beranjak untuk mengambil pakaian ganti untuk sang putra, namun Mingyu bergerak lebih cepat darinya.

"Biar aku saja yang menggantikan pakaiannya." Katanya dan Wonwoo pun menganggukkan kepalanya.

Cup

Last Promise [Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang