Chapter 29

716 78 28
                                    

Sorry for typo 💐

.

Sudah lebih dari 3 hari Wonwoo berada dirumah sakit. Kondisinya pun mulai membaik, jika memungkinkan besok ia bisa keluar dari rumah sakit. Sejak berada di rumah sakit, Wonwoo selalu sendiri. Apakah Mingyu tidak menemaninya? Mingyu menemaninya, namun hanya sebentar lalu kembali pulang. Dia tidak akan menetap lama di rumah sakit hanya untuk menemaninya.

Lalu, apakah keluarganya yang lain tidak datang menjenguknya? Keluarga manakah yang disebut? Jika itu keluarga Mingyu, jawabannya adalah tidak. Bahkan tidak ada satupun yang menanyakan kabarnya.

Terkadang Wonwoo berpikir, apa setidak pantas itu kah Wonwoo mendapat perlakuan baik dari seseorang? Bahkan suaminya sendiri? Memikirkan hal itu membuat kepala Wonwoo pening.

Ceklek

Pintu ruang rawatnya terbuka, terlihat seorang pria tinggi dengan setelan dokter nya berjalan menghampirinya. "Kau sudah bangun?" Tanyanya sembari mengulas senyum lebar, lalu mengusak surainya. Pria tersebut adalah Kim Jongin.

Wonwoo membalas senyuman itu, "Hyung, kapan aku bisa pulang?" Tanyanya.

"Jika kondisimu hari ini sudah membaik, kau bisa pulang besok." Jawab Jongin sembari mempersiapkan segala kebutuhan untuk memeriksa kondisi Wonwoo.

Wonwoo mendengus kecil, "tidak bisakah hari ini saja aku pulang?" Tanyanya sembari menatap dengan penuh harap.

Jongin menatap Wonwoo dengan kening berkerut. "Siapa yang kemarin berkata tidak ingin pulang?" Tanyanya sembari memicingkan mata. "Sekarang biarkan hyung memeriksa keadaan mu terlebih dahulu." Katanya kemudian.

Wonwoo menurut dan membiarkan Jongin melakukan tugasnya. Ada banyak hal yang sedang ia pikirkan sekarang, tentang bagaimana garis takdir membawa kehidupannya. Tentang rindu yang sampai saat ini tidak tau untuk siapa rindu itu, entah untuk seseorang, keadaan atau perasaan.

"Wonu-ya, jangan terlalu memaksakan dirimu, jika lelah beristirahatlah sejenak." Kata Jongin yang membuat Wonwoo menatap ke arahnya dengan senyum tipis.

"Tempat mana yang bisa ku singgahi untuk beristirahat hyung? Sedangkan tempat yang aku harapkan untuk singgah sejenak saja menolak dan menjauh." Jawabnya disertai dengan kekehan pelan.

Jongin menghela nafas kecil, diraihnya jemari kecil Wonwoo dan ia genggam erat. "Jika semua tempat menolak mu, kau masih memiliki 1 tempat lagi yang akan dengan senang hati menerima mu, membuka lebar pintu masuk untuk mu singgah. Walaupun tempat itu bukan tempat yang kau harapkan."

Wonwoo menatap Jongin dengan kedua mata berkaca-kaca, ada sesak yang tak tertaham di dalam dada. Dari sekian banyak yang membencinya, ternyata masih ada orang yang baik kepadanya. Jongin dan keluarganya sangat baik kepadanya.

"Jangan bersedih Won, tidak semua orang yang ada di dunia ini membencimu. Ingatlah bahwa kau masih memiliki orang-orang yang menyayangimu. Jongin Hyung, Kyungsoo Hyung, Minkyu, dan anak-anak panti mu, masih ada mereka semua. Kau harus ingat itu, ara?" Kata Jongin dengan lembut dan Wonwoo hanya mampu membalas dengan anggukannya.

"Sekarang istirahatlah, kau ingin segera pulang kan?"

"Terimakasih hyung."

"Sama-sama."

Mereka saling melempar senyum yang sangat tulus satu sama lain, layaknya seperti saudara yang terikat darah, mereka saling menyayangi.

...

Disisi lain ada Kim Mingyu dan keluarganya yang sibuk mempersiapkan sebuah bingkisan. Oh tunggu, mungkin ada yang bertanya-tanya bingkisan untuk apa itu?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Last Promise [Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang