Chapter 7

2.3K 232 38
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Minghao tak tau apa yang dilakukannya sudah benar atau tidak. Keadaan ini membuatnya bimbang, ia tak ingin kehilangan putra satu-satunya itu. Ketika Dokter mengatakan jika putranya terkena Leukimia Myeloid akut, membuat separuh nyawanya menghilang. Ia sedih sangat sedih dan ia hanya bisa menangis tersedu di pelukan sang suami.

Kini Minghao dirundung rasa khawatir dan takut. Pertemuannya dengan Mingyu beberapa hari yang lalu membuat pikirannya penuh. Entah ia sendiri tidak yakin sebenarnya apa yang ia rasakan. Ia khawatir jika Junhui marah padanya, ia takut hubungan mereka berantakan. Tapi Minghao tidak bisa berbuat apa-apa selain melakuan hal tersebut.

"Kemungkinan kecocokan antara orang tuan dan anak hanya 5 persen. Ada kemungkinan yang lebih tinggi, 25 persen antara saudara kandung. Dan 25 persen itu bukanlah angka yang kecil. Tapi permasalahannya sekarang, dia anak tunggal. Sulit untuk mendapatkan donor itu dengan cepat."

Ucapan dokter saat itu membuat Minghao merasa begitu sesak. Ia menangis tertahan, mengapa cobaan itu datang kepada putra kecilnya. Yunho masih berusia enam tahun, tapi kenapa Tuhan memberikan cobaan begitu berat padanya.

"Apa kalian tidak berencana untuk memiliki anak kedua?" Tanya Dokter tersebut kembali dan itu membuat Minghao serta Mingyu saling menatap dengan pandangan sulit diartikan. "Agar kita bisa mendapatkan darah tali pusat." Lanjutnya kemudian.

Jujur saja, perkataan Dokter saat itu membuat Minghao kehilangan akal. Ia tidak bisa lagi berpikir jernih, yang ada dipikirannya saat itu hanyalah tentang Yunho. Putra satu-satunya yang ia miliki.

"Mingyu-ya, ayo kita lakukan hal itu. Aku tidak harus berbuat apalagi untuk menyelamatkan putraku. Tolong aku, mari kita lakukan itu." Ujar Minghao yang pada saat itu menangis tersedu di hadapan Mingyu.

Mingyu pun tidak harus apa, ia mengharapkan sebuah pertemuan indah dengan Minghao, bukan pertemuan menyakitkan seperti ini. Jika seperti ini, apa yang bisa ia lakukan.

"Itu tidak mungkin Hao-ya, bagaimana dengan suamimu?" Ujar Mingyu yang mencoba mengelak dan mencoba berpikir jernih. Ia mencoba memgalihkan perasaannya yang mungkin akan goyah karena permintaan Minghao. Namun, pikiran Mingyu masih waras. Ia masih memikirkan tentang Wonwoo dan juga suami Junhui yang mungkin akan kecewa nanti.

Minghao menangis tersedu, hingga suara isakannya membuat siapapun yang mendengar akan merasa begitu iba. "Aku tidak ingin kehilangan dia Mingyu. Apa yang harus aku lakukan, hiks.."

"Yunho juga putraku Minghao, hatiku juga sakit saat memdengar putraku sakit. Aku juga sama seperti mu, tidak ingin kehilangannya. Nakun, kita harus berdoa dan semua pasti bisa teratasi. Aku akan melakukan segala hal untuk kesembuhannya. Kita cari donor untuk Yunho bersama-sama, aku yakin kita akan mendapatkannyal" Ujar Mingyu berusaha untuk menanangkan Minghao.

Last Promise [Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang