Chapter 12

2K 243 64
                                    

Wonwoo mendapat telepon dari pihak rumah sakit, yang mengatakan bahwa operasi donornya dilakukan hari ini. Wonwoo pun segera melesat menuju rumah sakit, menurut Dokter yang menangani hal tersebut mengatakan operasinya akan berlangsung pada malam hari.

Bertepatan saat dirinya tiba di rumah sakit, Wonwoo langsung menuju ruangan Dokter dan melakukan tes untuk melakukan operasinya. Mingyu juga datang dengan raut wajah gelisah dan tegang. Ia berlari menuju ruang ICU, dimana seseorang yang amat ia cintai tengah terbaring berjuang di dalamnya. Mingyu melihat ruangan ICU yang tertutup rapat dan tidak ada siapapun disana.

Sedangkan Junhui dan Ibu mertuanya tengah menemani Yunho yang akan melakukan operasi hari ini. Jangan mengira mereka tidak tau tentang keadaan Minghao yang berjuang saat ini. Mereka tau, namun sebelumnya Minghao melarang mereka untuk menemaninya dan menyuruh mereka menemani Yunho.

"Yunho-ya, Appa dan Halmeoni akan menunggumu hingga selesai operasi. Jangan cemas, oke." ujar Junhui sembari menggenggam jemari mungil sang putra. Menatap kedua iris polos sang anak dengan pandangan sendu, namun ia menutupinya dengan senyum hangat.

Yunho menatap sang Ayah dan neneknya dengan binar polos miliknya. "Eomma kapan akan datang?" tanyanya dengan lemah.

"Eomma akan datang sebentar lagi, saat kau dioperasi." Jawab sang nenek dengen memaksakan senyumnya. Yunho mengangguk mengerti, lalu Dokter dan beberapa perawat segera membawanya ke ruang operasi.

Di ruangan lain, Wonwoo telah memakai baju pasien dan telah berbaring di atas ranjang. Matanya menatap sendu plafon rumah sakit.

"Anda yakin akan melakukannya?" tanya Dokter yang menanganinya. "Ya saya yakin." jawabnya dengan mantab.

...

Wonwoo dan Mingyu kembali ke rumah pada malam hari, dengan seorang bayi mungil di gendongan Wonwoo. Senyum manis tak pernah luntur dari wajah pucatnya. Kedatangan mereka pun disambut manis oleh Ayah dan Ibu Mingyu. Terlebih Tuan Kim yang sangat antusias dengan kehadiran cucunya.

"Cucu ku. Aku akan menamai dia Joon So, yang berarti murah hati dan memerintah." ujar Tuan Kim sembari menimang bayi tersebut.

Wonwoo tersenyum haru, ia sangat bahagia dengan kehadiran bayi yang diberi nama Joon So itu. Sedangkan Mingyu tak menunjukkan ekspresi apapun selain kesenduan. Dipikirannya masih terpaku pada kondisi Minghao yang hingga saat ini masih berjuang. Ia merasa sangat berdosa.

Wonwoo menatap Ibu mertuanya dengan kedua mata berkaca-kaca. "Kerja Bagus." ujar sang Ibu dengan senyum hangat. Wonwoo menangis tertahan sembari menggumamkan kata terimakasih.

Sedangkan ditempat lain, lebih tepatnya di rumah sakit. Junhui tengah kalut dengan kondisi sang istri yang tak kunjung membaik. Ditambah keadaan Yunho yang ikut menurun seusai operasa pendonoran tersebut. Sebenarnya ia penasaran dengan siapa pendonor untuk anaknya tersebut, karena pihak runah sakit tak memberitau perihal tentang donkr tersebut. Ia hanya mamlu berterimakasih pada si pendonor, melalui dokter yang bertugas.

"Junhui-ya, bagaimana sekarang? Minghao kritis, sedangkan Yunho-" Nyonya Xu menghentikan ucapannya dengan menahab isak tangis yang ditahannya.

Junhui oun memeluk ibu dari istrinya itu dan mengelus ounggung ringkih wanita itu. "Semuanya pasti akan baik-baik saja. Minghao akan segera sadar dan Yunho pasti bisa melewati masa kritisnya." ujarnya dengan tenang.

Saat ini ia memang harus menjadi penenang. Walaupun otaknya dipenuhi dengan berbagai macam masalah, ia harus bisa melewatinya. Bukan waktunya dia untuk bersedih, sedangkan mereka hanya berdua. Nyonya Xu tak berhenti menangis, tugasnya adalah menenangkan wanita renta tersebut.

Last Promise [Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang