Part 3

997 104 42
                                    

Malam telah tiba, krist sudah memesan hotel dan menunggu kedatangan singto, ia juga mengecek ponselnya sedari tadi namun tak ada panggilan yang masuk, apa dia di permainkan anak kecil sekarang?

Di tempat lain saat ini singto tengah bersantai sembari menonton televisi, ia ingat jika krist menyuruhnya untuk datang ke hotel tadi siang namun singto mengabaikan itu, memangnya dia siapa berani menyuruh singto seenaknya.

Walau tak bisa di pungkiri jika singto merasa puas jika bermain bersama krist. Tiba-tiba singto terbayang kejadian tadi siang, mengingat betapa panasnya krist menusuk dirinya dari belakang membuat sesuatu bangun, singto mengambil ponselnya dan menghubungi pacarnya.

"Kapan phi ke sini"

"Aku sibuk dan sepertinya tak jadi ke sana"

"T-tapi sudah seminggu kita tak bertemu"

"Aku benar-benar sibuk sekarang" ucap natt kemudian ia mematikan panggilannya.

"Cih, menyebalkan" gumam singto.

Singto beranjak dari kursi dan berjalan masuk ke kamarnya, ia mengambil sesuatu dari dalam lemari dan membawanya ke ranjang. Singto merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya berusaha untuk membayangkan pacarnya namun semua gagal, padahal tadi ia merasa sangat horny.

Singto berjalan keluar kamar dan membuka televisi lagi sembari merebahkan tubuhnya di kursi. Di sana terdapat acara talk show tentang bisnis dan yang menjadi bintang tamunya seseorang yang sangat singto kenali.

 Di sana terdapat acara talk show tentang bisnis dan yang menjadi bintang tamunya seseorang yang sangat singto kenali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Om krist" gumam singto.

Singto menonton acara tersebut hingga selesai, sekarang singto tahu betapa kayanya krist dan ia juga baru tahu jika krist ternyata sudah menikah, tadi sempat di bahas di acara tersebut.

Singto memejamkan matanya sembari membayangkan tubuh krist, ia menyentuh tubuhnya sendiri, meraba seolah krist yang melakukan itu, ia mengoles lube ke dildo miliknya kemudian memasukan dildo tersebut ke lubangnya.

"Aaghhh.. om"

Tangannya mengeluarmasukan dildo tersebut, perlahan namun pasti singto membayangkan jika itu penis krist, keluar masuk dengan kecepatan konstan hingga beberapa menit kemudian ia mengeluarkan cairannya.

"Shit! Aku pasti sudah gila" gumam singto.

Sedangkan di tempat lain krist tengah meredam emosinya sekarang, berani-beraninya singto tak menemui dirinya.

"Jika kamu tertangkap kamu akan menyesal nanti" gumam krist.
.
.
.
Keesokan harinya, krist sudah bersiap untuk melakukan perjalanan bisnis keluar negri, ia berangkat ke bandara menggunakan taxi. Di bandara krist bertemu dengan sekertarisnya, pesawat mereka akan berangkat 1 jam lagi jadi krist menghabiskan waktunya dengan memeriksa beberapa perkerjaannya.

Tanpa sengahja tatapan mata krist terarah kepada dua orang yang tak jauh dari dirinya.

"Hati-hati jika sudah sampai kabari aku" ucap singto kepada pacarnya.

"Iya sayang"

"Phi bahkan tak menemui ku dulu semalam, aku pasti akan tambah merindukan phi nanti"

"Setelah aku pulang aku akan langsung ke rumah mu"

"Hmm" ucap singto sembari mengerucutkan bibirnya.

Natt yang merasa gemas mengecup bibir tersebut membuat wajah krist memerah melihatnya.

"Berani sekali dia menyentuh milik ku" gumam krist.

Singto yang merasa di perhatikan sedari tadi mengedarkan pandangannya dan ia melihat krist yang tengah menatap dirinya dan kekasihnya itu.

"Aku masuk dulu pesawat ku sebentar lagi berangkat" ucap natt sembari mengecup kening singto.

Sedangkan singto hanya menganggukan, setelah natt pergi dari sana singto langsung beranjak untuk pergi juga ia takut dengan krist apa lagi mengingat semalam ia tak menemui krist.

Krist yang melihat singto beranjak langsung berjalan menghampirinya dan memegang tangannya.

"O-om"

"Kenapa kamu tak menghubungi ku?"

"A-aku lupa"

"Kenapa tidak menemui ku di hotel?"

"A-aku lelah pulang berkerja"

"Benarkah?" Ucap krist dengan tatapan mengintimidasi membuat singto menjadi salah tingkah di buatnya.

Krist mengambil ponsel singto dan mencatat nomornya sendiri disana kemudian memanggilkannya ke ponsel miliknya.

"O-om jangan" lirih singto.

"Kenapa?"

"Aku hanya tak mau membuat kekasih ku salah paham nanti"

"Jadi pria tadi kekasih mu"

Singto mengganggukan kepalanya.

"Putuskan dia mulai sekarang kamu milik ku"

"Tidak, aku mencintai pacar ku"

"Apa kamu lupa jika kamu sudah dua kali mendesah di bawah kendali ku? Apa kamu masih bisa mengatakan jika kamu mencintainya"

"Aku juga sering mendesah di bawahnya"

"Shit! Dasar jalang kecil!"

Sedangkan singto hanya diam dan masih menundukan kepalanya, krist bisa melihat jika di tempat umum seperti ini singto akan menjadi pria manis yang polos. Lama terdiam singto langsung melarikan diri dari hadapan krist.

"Tuan, pesawat kita sebentar lagi akan berangkat" ucap patt, saat melihat krist hendak mengejar singto.

Krist menganggukan kepalanya kemudian mengirim pesan ke nomor Singto tadi.

"Kali ini kamu selamat, tapi aku tak yakin jika aku sudah pulang nanti, persiapkan diri mu"

Hanya di baca oleh singto tanpa berniat untuk membalasnya.

Sedangkan di tempat lain saat ini.

"Apa sudah ada barang yang ku pesan?"

"Ini..." Ucap seseorang sembari memperlihatkan botol kecil yang ada di tangannya.

"Apa itu berkerja dengan baik?"

"Hmm... Masukan setetes ke dalam minuman suami mu, ia akan akan bergairah saat melihat mu nanti"

"Terima kasih" ucap apple sembari mengambil botol tersebut.

Jika cara baik-baik ia tak bisa memiliki krist seutuhnya maka ia akan menggunakan cara licik, setelah krist pulang dari luar negri nanti ia akan memberi krist obat perangsang, ia mulai tertekan dengan mertuanya yang selalu menanyakan kehadiran anak pada dirinya sekarang.














Tbc.

Mine √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang