Part 11

706 85 31
                                    

Krist baru saja menginjakkan kaki di rumah orang tuanya saat ini mengingat jika dirinya jarang pulang semenjak membeli rumah baru untuk singto. Ia hanya merindukan kedua orang tuanya sekarang, itu sebabnya ia memilih untuk pulang.

"Krist" ucap mamanya bahagia saat melihat kedatangan krist.

"Kenapa ma?"

"Mama benar-benar bahagia sekarang, terima kasih sudah memberi mama cucu"

Krist terdiam, apa mamanya tahu jika singto hamil? Tapi dari mana?

"H-hah" ucapnya tak mengerti.

"Iya, apple hamil sekarang"

"H-hamil?"

"Bukankah kamu suaminya, kenapa kamu tak tahu! Suami macam apa kamu!"

"A-apple belum cerita, aku bahkan tak pernah menyentuhnya ma aku juga jarang pulang akhir-akhir ini, bagaimana dia bisa hamil?"

"Bukankah dia sering menemui mu di kantor, apa maksudmu! Kamu tak ingin mengakui anak mu sendiri!"

"Terserah mama, aku ke kamar dulu" ucap krist.

Bagaimana bisa apple hamil sedangkan dirinya tak pernah menyentuh apple sedikit pun, apple pasti bermain di belakangnya.

Tak lama pintu kamarnya terbuka, ada apple yang baru saja tiba.

"Akhirnya phi ingat untuk pulang" ucap apple sinis.

"Anak siapa itu?" Tanya krist langsung.

"Tak perlu tahu, seharusnya phi bersyukur aku sudah memberikan cucu untuk orang tua phi"

"Tapi dia bukan darah daging ku!"

"Itu salah phi sendiri, phi yang tak mau menyentuh ku kan? Aku sudah pusing di tanya tentang anak oleh kedua orang tua phi!"

"Atau... Phi hanya berpura-pura gay dan tak menyukai wanita tapi sebenarnya milik phi tak bisa berdiri ya?" Tanya apple.

"Bodoh" umpat krist kemudian ia langsung pergi ke kamar mandi.

Beberapa menit di kamar mandi, krist keluar dengan menggunakan celana pendek dan mengusap rambutnya.

"Lanjutkan sandiwara mu, jangan pernah mengusik hidup ku dan satu lagi, aku tak ingin anak itu memanggil aku daddy" ucap krist.

"Phi ingin kemana lagi?" Tanya apple saat melihat krist memakai pakaian yang sedikit rapi.

"Pergi"

"Phi bahkan baru pulang"

"Aku tak betah berada disini" ucapnya kemudian ia langsung beranjak pergi dari kamar.

Krist mengemudikan mobilnya menuju rumahnya bersama singto, saat krist masuk ia di sapa keheningan, singto pasti tengah merebahkan tubuhnya di kamar mereka saat ini.

"Om" ucap singto saat melihat kedatangan krist.

"Om lagi!?"

"Bukankah om bilang akan menginap di rumah orang tua om tadi?"

"Hmmm, tapi tak jadi"

"Kenapa"

"Apple hamil"

"....."

"Bukan anak ku"

"Terus?"

"Orang tua ku sangat menyukai kabar tersebut"

"....."

"Aku tak tega jika harus memudarkan senyum mereka"

"To the point"

"Sepertinya aku tak jadi menceraikan apple"

"......"

"Maafkan aku"

"Bukankah kita juga akan mempunyai anak nanti om tinggal bilang jika aku hamil"

Krist merebahkan tubuhnya di samping singto dan terdiam, dia sangat tahu dengsn sifat orang tuanya, mungkin jika singto wanita orang tuanya dengan senang hati mengakui anak singto cucunya, tapi faktanya singto pria apa orang tuanya mau mempunyai cucu dari rahim seorang pria?

Singto masuk ke dalam pelukan krist, memeluk tubuh krist dan menenggelamkan wajahnya di dada krist sedangkan krist mengusap lembut rambut singto sebelah tangannya berada di pinggang singto, memeluknya dengan erat.

Krist mencium kening singto dengan lembut kemudian memindahkan bibirnya ke hidung, pipi, terakhir melumat bibirnya dengan lembut, krist mengubah posisi menjadi menindih tubuh singto di bawahnya memindahkan bibirnya ke leher dan memberi kecupan bertubi-tubi di area dada. Krist mengecup bekas kissmark yang di berikannya tadi saat di kantor. Kemudian turun lagi ke perut, mengecup perut yang masih belum terlalu membesar itu, cukup lama krist di posisi itu singto sampai bingung sendiri di buatnya dengan apa yang di lakukan oleh krist.

Singto meremas rambut krist agar melakukan lebih namun krist tetap memberi kecupan kecil di sana, seperkian detik kemudian ia menatap wajah singto.

"Aku tak ingin melakukan itu" ucap krist sembari mengusap pipi singto. Posisinya masih berada di atas tubuh singto sekarang.

"Kenapa?"

"Aku hanya tak ingin membuat mu kelelahan dan itu akan menyakiti anak kita nanti" ucap krist, ia masih setia menatap wajah singto dengan tatapan memuja, jari tangannya tak henti-hentinya mengusap pipi dan bibirnya membuat singto memejamkan matanya.

Krist merebahkan tubuhnya di samping singto dengan tangannya berada di perut singto mengusapnya dengan lembut.

"Ayo cerita" ucap krist.

"Cerita apa?"

"Tentang mu, apa yang kamu sukai dan apa yang tak kamu sukai"

Singto mengubah posisi menjadi menghadap krist, kini keduanya saling menatap dan tersenyum.

Malam semakin larut terlihat keduanya masih betah berbicara, membicarakan soal keluarga, teman, perkerjaan, hobi, hingga berbicara tentang anak yang bahkan masih berbentuk gumpalan darah di dalam sana, krist tak melepas tangannya sedikit pun dari perut singto mengusapnya dengan pelan sembari mendengarkan singto berbicara, malam yang dingin keduanya habiskan dengan bercanda tawa tanpa melakukan aktivitas panas sedikit pun, krist hanya ingin mengenal singto lebih dalam lagi.

Sedangkan di tempat lain saat ini, apple tengah merebahkan tubuhnya di samping seseorang, keduanya baru selesai melakukan aktifitas panas, sejak krist keluar lagi dari rumah apple juga keluar, ia mengatakan ingin menemani krist di luar dan orang tua krist mempercayai itu.

"Sepertinya suami mu selingkuh" ucap pria yang berada di samping apple.

"Apa sudah pasti?"

"Ya, dia membeli rumah di komplek x dan ada seorang pria yang ikut tinggal dengannya, aku sudah menyuruh anak buah ku untuk menyelidikinya"

"Siapa pria itu?"

"Aku masih belum tahu pasti, tapi mereka sering berangkat dan pulang berkerja bersama"

"Berarti mereka satu kantor?"

"Sepertinya begitu, apa obat itu sudah kamu berikan kepada krist"

"Sudah, tapi tak di minum dan sekarang dia tahu jika aku hamil, harusnya aku menjebaknya saat itu, aku melakukan seks dengannya dan sekarang dia tahu aku hamil dia juga pasti akan mengira jika ini anaknya"

"Tapi ini anak ku" ucap pria tersebut sembari mengusap perut apple.

"Hmm, jaga jarak dengan ku jika di luar, aku tak ingin mertua ku melihat kita"

"Iya" ucap plustor sembari memeluk tubuh apple dengan erat.






















Tbc.

Mine √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang