Jennie menghentikan kegiatannya sejenak ketika melihat mina ada di sana. Gadis itu pun meletakkan sebuket bunga yang baru saja dirangkainya, lalu beranjak keluar dari toko bunga sederhana itu.
"Mina..." jennie memperhatikan wajah mina yang begitu sedih dengan mata yang sembab.
"jennie, bisakah kita bicara sebentar?" tanya mina berusaha menyembunyikan kesedihannya.
Mereka menuju sebuah taman kecil yang terletak di belakang toko bunga tersebut.
"Ada apa?"
Mina menundukkan kepalanya. Bingung entah harus memulai dari mana. Kedua bola matanya hanya menatap sebuah amplop putih yang berada di genggamannya. Dia berusaha menguatkan hatinya untuk kemungkinan terburuk jika ternyata jennie juga memendam perasaan yang sama untuk suaminya.
"Maafkan aku, jen. Aku mungkin sedang mengganggumu. Kau... Kau tahu kan, kemarin Chaeyoung mengalami kecelakaan dan sekarang dia kritis di rumah sakit," ucap mina tanpa berani menatap jennie
"Aku tahu dari dari Nayeon. Aku juga sudah melihat beritanya di tv tadi pagi. Bagaimana keadaan Chaeyoung?"
"Dia kritis," jawab mina singkat membuat wajah jennie berubah sedih.
Tanpa berbasa-basi lagi, mina menyerahkan amplop putih yang berada di genggamannya kepada jennie. Seketika wajah jennie terlihat bingung. Alisnya mengerut dengan tangan gemetar memegang amplop itu.
"Apa ini?"
Mina menyeka setitik air matanya yang jatuh, membuat jennie merasa semakin penasaran. Tidak pernah sebelumnya mina terlihat sangat lemah seperti sekarang.
Selama ini, baik sedih atau pun senang, wajah mina tetap datar tanpa ekspresi yang berlebihan. Namun kini, jennie dapat melihat raut kesedihan di wajah mina.
Jennie mengusap bahu mina, "mina..."
"Bacalah! Chaeyoung menulis itu untukmu beberapa tahun lalu. Dan dia masih menyimpannya sampai sekarang. Aku menemukannya semalam."
Dengan perasaan tidak menentu, jennie membuka amplop itu dan mengeluarkan sebuah kertas dari dalam sana. Sesekali gadis manis itu melirik mina yang sedang menahan air matanya.
Jennie pun membaca kata demi kata yang tertulis di dalam sepucuk surat tersebut. Setitik air matanya terjatuh, jennie sama sekali tidak menyangka bahwa ternyata perhatian yang diberikan Chaeyoung padanya selama ini adalah bentuk cinta.
Sejak bergabung bersama nala Group, kadang Chaeyoung mengajaknya berjalan-jalan walaupun hanya untuk melepas kebosanan saja. Semua kenangan Chaeyoung bermunculan di benak gadis itu.
Bagaimana mungkin selama ini aku tidak menyadari perasaan Chaeyoung. Dia memang sangat perhatian padaku. Tapi aku pikir dia menganggapku seperti saudara perempuannya. Sama seperti dia menganggap Nayeon seperti saudara. Kenapa aku tidak peka? batin jennie
Jennie melirik mina yang kini duduk di sampingnya, sesekali menghela napas panjang.
"Aku mohon, jennie... Temuilah Chaeyoung. Dia pasti akan senang kalau kau yang datang menemaninya."
"Tapi kau adalah istrinya! Dan surat ini sudah lama. Chaeyoung pasti sudah melupakannya. Dia sekarang memilikimu sebagai istrinya," ucap jennie mencoba menghibur mina
"Kalau dia sudah melupakannya, dia pasti sudah membuangnya, kan? Tapi dia menyimpannya dengan sangat baik. Karena itulah sampai saat ini dia belum bisa menerimaku."
Jennie tidak dapat lagi berkata-kata. Gadis itu hanya terus mencoba menguatkan mina
"Maafkan aku, jennie. Melalui Nathan, aku sudah memaksanya untuk menikahiku. Dia menikah denganku hanya karena ingin balas budi pada nathan. Bukan karena dia menyukaiku. Baginya, aku hanyalah seorang monster betina yang tidak akan pernah bisa masuk ke hatinya. Dia mencintaimu. Dan aku sudah menjadi penghalangnya untuk bersama orang yang dia cintai."
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] MR.PECICILAN DAN MOSTER BETINA
RomanceSequel cerita 'PRISON OF LOVE [2yeon]' Versi michaeng "Turuti atau aku tembak!" Suara lembut namun menusuk yang terucap dari bibir seorang wanita cantik dan anggun. Sebuah kisah pasangan unik, dimana Chaeyoung yang pecicilan mendapatkan jodoh min...