Sebuah mobil ambulance melaju kencang menuju rumah sakit, bunyi sirine yang terdengar nyaring mengiringi perjalanan itu. Chaeyoung menggenggam erat tangan sang istri, berusaha sekuat mungkin untuk tidak menangis.
"mina... Buka matamu!" lirih chaeyoung.
Berselang lima menit, ambulan itu tiba di halaman rumah sakit. Di depan sana sudah ada beberapa petugas medis yang sudah menunggu. Ada pula Dokter irene dan Dokter jisoo di sana.
Dengan sigap, para petugas medis itu membawa mina menuju ruang IGD. Tinggallah chaeyoung yang mematung di depan ruangan berpintu kaca itu.
Tidak lama kemudian, datanglah jeongyeon dan juga jihyo, yang segera menyusul dengan mengendarai mobil lain.
Jeongyeon menepuk bahu orang kepercayaannya itu, mencoba menguatkan. Sedangkan jihyo terus menerus menangis. Merasa bersalah karena telah diperdaya dengan mudahnya oleh seorang lelaki jahat yang baru dikenalnya beberapa minggu.
Tampak beberapa petugas medis bergantian keluar masuk dari dalam ruangan itu dengan wajah sedikit cemas. Membuat chaeyoung bertanya-tanya dalam hati.
Laki-laki itu kemudian duduk di sebuah kursi panjang yang tepat berada di depan ruangan itu. Berharap akan ada keajaiban untuk istri dan anaknya. Chaeyoung menghela napas panjang, menyandarkan punggungnya. Jeongyeon dan jihyo ikut duduk di sana.
Keheningan itu pecah karena isakan jihyo yang hanyut dalam tangis penyesalannya.
"mina, apa yang sudah kulakukan. Aku sudah mencelakainya. Walaupun aku memperlakukannya dengan buruk, tapi dia rela berkorban untukku. Seharusnya aku yang berada di dalam sana. Bukan mina" Suara jihyo terdengar tersendat-sendat karena bercampur tangisan.
"Jangan menangis, jihyo! Istriku adalah wanita yang sangat kuat. Tidak akan terjadi hal buruk apapun padanya." Ucapan chaeyoung semakin membuat tangis jihyo pecah.
Jeongyeon membeku. Hanya air matanya yang berjatuhan. Berbeda halnya dengan chaeyoung yang terlihat berusaha menguatkan dirinya.
Jihyo kemudian berlutut di hadapan chaeyoung dan jeongyeon. Tangisnya kembali pecah.
"Chae young, Hukumlah aku! Aku yang bersalah. Aku begitu mudah diracuni oleh orang jahat seperti daniel. Hanya untuk menyelamatkanku, mina sudah mengorbankan dirinya. Jika terjadi sesuatu padanya, aku tidak akan bisa memaafkan diriku."
"Bangunlah, jihyo! Itu bukan salahmu," ucap chaeyoung dengan tatapan yang terus tertuju pada pintu kaca itu.
"Kak jeongyeon... Hukum aku, Kak! Aku sudah membuat mina celaka. Aku mohon hukum aku!"
"Duduklah, jihyo! Ini bukan saatnya menyalahkan siapa-siapa. Yang terpenting sekarang adalah keselamatan mina. Jika kau mau melakukan sesuatu untuknya, lebih baik kau berdoa." jeongyeon menarik pergelangan tangan jihyo, sehingga gadis itu kembali duduk di kursi.
Tidak lama setelahnya, Dokter irene keluar dari ruangan itu. Chaeyoung dapat melihat raut wajah khawatir dari sang dokter.
"mina kehilangan banyak darah. Kita butuh seorang pendonor. Kalian tahu kan, golongan darah O Rhesus negatif itu sangat langka."
Chaeyoung dan jeongyeon saling melirik, sedangkan jihyo semakin frustrasi. Gadis itu menangis dengan menutupi wajahnya dengan telapak tangannya.
"Aku akan menghubungi Jackson. Dia adalah kakak kandung mina. Mereka pasti memiliki darah yang sama."
"Cepatlah! Mina sangat membutuhkannya," ujar Dokter irene.
Chaeyoung mengeluarkan benda pipih dari saku celananya, berjalan ke sudut ruangan itu dan menghubungi kakak iparnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] MR.PECICILAN DAN MOSTER BETINA
RomanceSequel cerita 'PRISON OF LOVE [2yeon]' Versi michaeng "Turuti atau aku tembak!" Suara lembut namun menusuk yang terucap dari bibir seorang wanita cantik dan anggun. Sebuah kisah pasangan unik, dimana Chaeyoung yang pecicilan mendapatkan jodoh min...