42

561 69 3
                                    

Jika mina dan chaeyoung sedang memulai hidup barunya di tempat yang jauh di sana, di sisi lain ada sang bos yang seolah kehilangan semangat bekerjanya.

Tanpa chaeyoung dan mina, rasanya nala Group seakan mati. Tidak ada monster betina, si wanita galak yang senang mengancam para karyawan yang berleha-leha dengan senjata apinya. Dan tidak ada manusia pecicilan yang senang mengganggu karyawan lain saat sedang sibuk bekerja.

Jeongyeon pun dilanda kebosanan luar biasa. Tak ada lagi temannya berdebat dalam urusan ular kobra. Sepanjang hari, lelaki beranak satu itu hanya duduk di ruangannya, memeriksa email, dan mengisi TTS yang terdapat dalam sebuah koran yang dibacanya.

"Membosankan sekali." jeongyeon menggerutu, meremas koran dengan telapak tangannya, lalu melempar dengan kesalnya ke depan sana. Tepat saat Jackson datang, sehingga gulungan koran itu mengenai wajah tampannya.

"Auuhh! Apa ini?" Jackson meraih gumpalan keras itu, membuat jeongyeon terlonjak kaget.

"Maaf-maaf! Aku bukan mau melemparmu! Salah sendiri kenapa tiba-tiba muncul dari balik pintu."

Jackson menghela napas sambil mengusap dadanya pelan.

Dasar bos gila, sudah salah bukannya minta maaf, malah menyalahkan. Aku tidak tahu kenapa ana dan chaeyoung betah bersamanya selama bertahun-tahun. Dan sekarang bos gila ini menjebak ku dan bekerja padanya. Jackson menggerutu dalam hati.

"Mau apa kau kemari?" tanya jeongyeon dengan ketusnya.

Jackson meletakkan map di meja bos besarnya itu, "Laporan keuangan perusahaanmu."

"Itu bukan perusahaanku. Ini kan perusahaannya mina." jeongyeon meraih map itu, memeriksanya dengan teliti.

"Baiklah, aku hanya mau membawa itu. Aku permisi."

Ya lebih baik aku bekerja daripada meladeni bos gila ini.

Jackson akan melangkah pergi, namun jeongyeon segera menahannya. "Tunggu dulu. Duduklah! Kau ini buru-buru sekali, seperti dikejar hantu saja."

"Aku masih banyak pekerjaan."

Jeongyeon meletakkan map di depannya, kemudian menatap Jackson dengan serius. "Ayolah... Santai sedikit. Ayo kita ngobrol sebentar."

Jeongyeon, tanpa rasa berdosa mengajak Jackson mengobrol santai di tengah-tengah padatnya pekerjaannya. Entah akan seperti apa nala Group jika seorang jeongyeon sendirian yang memimpin perusahaan itu, tanpa adanya chaeyoung dan mina. Jackson hanya dapat geleng-geleng kepala.

"Aku tidak ada waktu! Lagipula sepertinya kau sedang sangat sibuk!" Jackson menyindir jeongyeon dengan melirik berkas di meja sang bos yang sudah menggunung, malah mengajak mengobrol ria.

"Aku sedang bosan. Biasanya mina, chaeyoung atau Rain yang mengerjakannya. Aku hanya tinggal tanda tangan saja. Tapi sekarang aku tidak punya siapa-siapa di sini." Wajah jeongyeon mendadak terlihat kesal.

Ternyata ucapan Dokter seulgi yang mengatakan, jeongyeon hanyalah orang bodoh yang mempekerjakan ribuan orang pintar, bukanlah isapan jempol semata. Terbukti, ketiadaan chaeyoung dan mina membuatnya kelimpungan.

Jackson melirik jam di pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan pukul sebelas. "Aku mengerti penderitaanmu setelah ditinggal ana." Melirik lagi ke berkas yang menggunung dengan ekor matanya. "Tapi aku tidak bisa membantumu mengerjakan itu. Jadi, sampai jumpa, Bos!"

Tanpa menunggu izin dari bos besar, Jackson melenggang keluar dari ruangan itu. Sementara jeongyeon kembali duduk di kursi kebesarannya dengan pasrah.

Laki-laki itu bahkan berpikir untuk menculik chaeyoung dan mina dan membawanya kembali padanya.

[END] MR.PECICILAN DAN MOSTER BETINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang