24

787 105 9
                                    

Malam yang ditunggu-tunggu oleh trio onie akhirnya tiba. Malam pertemuan dengan Tuan siwon Pyordova yang merupakan seorang bos mafia yang telah membeli jihyo dari bambam. Malam ini jeongyeon membawa serta keluarganya bertandang ke kediaman keluarga Pyordova.

Kedatangan mereka pun disambut baik oleh Keluarga Pyordova. Dimana Tuan siwon juga baru saja tiba dari Jerman.

Sebelum makan malam, jeongyeon, seulgi dan dahyun bersama Tuan siwon menuju ke ruang kerja lelaki paruh baya itu untuk membicarakan hal penting, sementara Nayeon, irene dan ryujin menuju sebuah ruangan bersama Nyonya pyordova.

Tuan siwon mempersilakan Trio onie itu duduk di sebuah sofa yang berada di ruangan itu.

Setelah beberapa obrolan basa-basi, akhirnya tibalah mereka pada pembicaraan yang merupakan alasan terjadinya pertemuan mereka malam itu. Yang membuat Tuan siwon sampai memutuskan untuk pulang ke Indonesia.

"Tuan nathan, aku benar-benar terkejut mengetahui bahwa anak yang aku beli dari bambam ternyata adalah adik perempuan Anda," ucap Tuan siwon

Jeongyeon, seulgi dan dahyun saling melirik satu sama lain. memikirkan adik bungsunya yang harus terpisah dari keluarga mereka selama belasan tahun.

"Iya, Tuan. Kami juga tidak menyangka. Kami semua mengira jihyo sudah meninggal. Beberapa hari setelah peristiwa penculikan itu, polisi menemukan jasad seorang anak kecil yang telah membusuk, terbungkus dalam karung. Kami menduga itu jihyo dari pakaiannya saat hilang." seulgi berucap dengan mata berkaca-kaca.

"Lalu dimana sekarang jihyo berada, Tuan?" jeongyeon seolah sudah tidak sabar ingin bertemu adiknya.

Tuan siwon tersenyum menatap ketiga bersaudara itu. "Sebelum kalian bertemu dengannya, aku ingin mengenalkan kalian dengan seseorang yang sudah merawat anak itu. Aku menyerahkan gadis kecil itu pada orang kepercayaanku yang juga merawat sowon sejak kecil."

Tidak berselang lama, seorang wanita paruh baya masuk ke dalam ruangan itu. Alangkah terkejutnya jeongyeon melihat siapa yang ada di sana. Sama halnya dengan wanita paruh baya yang baru saja datang yang juga terlihat sangat terkejut.

"Ini adalah Bibi sri. Dialah yang telah merawat gadis kecil itu selama ini."

Jeongyeon dan dahyun tersentak kaget. Sedangkan seulgi yang belum mengenal Bibi sri hanya diam membisu.

"Bibi sri..." jeongyeon membelalakkan matanya menatap wanita paruh baya di depannya.

"jeongyeon..." balas Bibi sri membuat Tuan siwon keheranan.

Tuan siwon pun melirik jeongyeon, seulgi dan dahyun bergantian. "Kalian sudah mengenal Bibi sri?"

Masih dengan sisa keterkejutannya, jeongyeon menjawab pertanyaan Tuan siwon. "Iya Tuan. Dulu saat aku menyamar menjadi seorang montir untuk mengawasi proyek pembangunan gedung yayasanku, bengkelku berhadapan dengan rumah Bibi sri. Karena itulah kami saling mengenal. Dan Bibi sri adalah ibu dari sahabat istriku."

Tuan siwon tertawa senang mendengar ucapan jeongyeon. "Ternyata benar kata pepatah, Dunia tidak selebar daun kelor," ucapnya lalu menatap Bibi sri.

"Bibi, mereka adalah keluarga onie. Dan mereka adalah kakak kandung dari anak perempuan yang aku serahkan padamu 15 tahun lalu. Mereka datang untuk membicarakan tentang adik mereka itu"

DUARR

Bibi sri begitu terkejut mendengar ucapan majikannya itu. Wanita itu bahkan merasa tidak sanggup berdiri di atas kakinya sendiri mengetahui fakta bahwa anak yang selama ini dirawatnya dengan penuh kasih sayang layaknya anak sendiri merupakan adik kandung dari jeongyeon. Air matanya lolos begitu saja mengingat anak semata wayangnya itu.

"Tuan, benarkah itu..." Suara bibi sri terdengar terputus-putus.

"Iya. Itu benar. Aku sudah memeriksanya dan memastikan kebenarannya," tandas Tuan siwon.

Jeongyeon dan dahyun pun sudah menebak-nebak dalam hati tentang siapa anak perempuan yang selama ini dirawat Bibi sri. Setahu mereka Bibi sri hanya punya satu anak, jennie.

Sedangkan jeongyeon mulai menguraikan benang kusut di otaknya. Teringat ucapan Nayeon yang mengatakan jennie memiliki liontin yang sama dengan dahyun. Dan hal itu semakin membuat air matanya berjatuhan.

"Tuan nathan, mari kita ke ruang makan dulu. Sepertinya makan malam sudah siap." Ucapan Tuan siwon membuyarkan lamunan ketiga laki-laki itu. Mereka kemudian menuju ruang makan. Setibanya di sana, Nayeon sedang mengobrol dengan sowon dan eunha yang merupakan anak dan menantu Tuan siwon

Nayeon pun terkejut ketika melihat wanita yang sudah dianggapnya bagai ibu sendiri itu ada di sana.

"Ibu..." panggil Nayeon heran, saat melihat Bibi sri. Nayeon pun menghambur memeluk wanita paruh baya itu. "Ibu sedang apa di sini?"

Bibi sri mengusap puncak kepala Nayeon dengan sayang. "ibu bekerja di sini, Nay. Bagaimana kabarmu?"

"Baik, Bu..." Bibi sri kembali menangis bahagia memeluk Nayeon.

Sementara Tuan siwon hanya menyunggingkan senyum menatap beberapa orang yang terlihat begitu akrab satu sama lain.

"Tuan seulgi, ada satu hal yang harus aku jelaskan mengenai kondisi anak perempuan itu. Agar tidak terjadi kesalahpahaman di antara kita," ujar Tuan siwon

"Katakan saja, Tuan," balas seulgi.

"Lima belas tahun yang lalu, saat aku membelinya dari tangan bambam. Seseorang bernama Jackson membawa anak itu padaku. Usianya saat itu tujuh atau delapan tahun. Saat itu dia terlihat sangat kacau, linglung dan ketakutan. Dia mengalami trauma. Bahkan anak itu tidak bisa berbicara. Tidak ada yang bisa kami lakukan selain menunggu sampai traumanya sembuh. Kami membawanya ke psikiater terbaik di negeri ini. Akhirnya setelah satu tahun menjalani psikoterapi, anak itu bisa berbicara kembali. Akan tetapi..." Tuan siwon menghentikan ucapannya sejenak, menatap tiga orang di depannya yang sudah menegang.

"Akan tetapi trauma itu membuatnya melupakan apapun tentang dirinya, termasuk namanya sendiri. Dia tidak bisa mengingat apapun. Kami sudah berusaha, namun sia-sia. Akhirnya anak itu dirawat dan dibesarkan oleh Bibi sri sampai sekarang. Dia sudah tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat mandiri."

Kedua mata Nayeon sudah dipenuhi cairan bening. Teringat sahabat baiknya, jennie

Apakah jennie adalah jihyo? Ya, aku ingat... Jennie memang bukan anak kandung Ibu. Dan liontin jennie... Dahyun bilang liontinnya di pesan hanya untuk dua buah saja. Satu untuk dahyun dan satu untuk jennie. Berarti jennie adalah jihyo? batin Nayeon

Nayeon mengusap setitik air matanya yang kembali berjatuhan, kemudian menatap jeongyeon yang duduk di sampingnya. Jeongyeon yang seolah mengerti arti tatapan sang istri hanya tersenyum tipis, kemudian menganggukkan kepalanya.

"Tidak ada yang bisa kami katakan selain terima kasih, Tuan. Anda sudah menolong adik kami. Kami sangat bersyukur, jihyo bertemu dengan orang sebaik Anda," ucap jeongyeon

"Aku pun sangat berterima kasih, Tuan nathan. Anda sudah menolong putraku, sowon dalam penculikan saat masih kecil dulu."

Makan malam pun berlalu dengan obrolan hangat di antara kedua keluarga itu. Setelah makan malam, karena sudah tidak sabar ingin bertemu si bungsu, Trio onie pun meminta agar segera dipertemukan dengan jihyo. Tuan siwon pun meminta Bibi sri membawa Trio onie ke rumahnya, dimana jihyo berada.

























Tbc

[END] MR.PECICILAN DAN MOSTER BETINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang