Kantor nala Group
Pagi itu jeongyeon sedang berada di ruangannya bersama rain. Mereka sedang membicarakan perusahaan elvino yang berhasil direbut kembali oleh jeongyeon dengan bantuan Rain. Rain adalah satu-satunya saksi kunci kejahatan kyungsoo yang menipu Ayah Nayeon dengan liciknya sehingga perusahaan elvino terancam bangkrut.
"Sepertinya kyungsoo akan dihukum mati," ucap Rain seraya membaca berkas di tangannya.
"Biar saja. Orang sepertinya jika dibiarkan hidup hanya akan menjadi parasit di dunia," balas jeongyeon. "Ngomong-ngomong, kau sudah kerjakan apa yang aku suruh, kan?"
"Iya, Bos. Aku sudah kirim banyak pengawal untuk berjaga di rumah Chaeyoung."
"Bagus! Pastikan mina dan Chaeyoung selalu aman dari bambam."
"Tapi kenapa Chaeyoung menolak tinggal di rumah yang sudah disiapkan untuk mereka? Bukankah akan lebih baik bagi mereka?"
"Entahah. Sepertinya Chaeyoung lebih nyaman tinggal di rumahnya yang sekarang."
Tidak lama kemudian, telepon kantor berdering. Rain segera meraih pesawat telepon itu dan menjawab panggilan.
"Bos, ini telepon untukmu." Rain menyerahkan pesawat telepon itu ke tangan sang bos, sebelum keluar dari ruangan itu. Wajah jeongyeon pun langsung berubah ketika mendengar suara orang yang menghubunginya itu.
📞"Jeonathan kaesang yesha onie. Apa kabar?" ucap seseorang di seberang sana.
"Nyalimu besar juga. Kau masih berani menghubungiku," balas jeongyeon ketika menyadari pemilik suara berat itu.
📞"Aku hanya ingin membuat kesepakatan denganmu."
"Aku tidak ada kepentingan untuk membuat kesepakatan denganmu. Lagi pula kau seharusnya bersembunyi ke tempat paling aman. Sambil menunggu sampai polisi menangkapmu."
📞"Tapi aku pastikan, kau akan tertarik jika aku memberitahumu, kesepakatan yang ingin aku buat denganmu."
"Lain kali saja," jeongyeon akan menutup panggilan itu, namun bambam langsung bicara lagi.
📞"Kau mencari pelaku penculikan terhadap adik bungsumu, kan... Aku bisa menyerahkan padamu pelaku penculikan itu." jeongyeon begitu terkejut mendengar ucapan bambam. Seketika matanya membulat sempurna dengan rahang mengeras. Sampai sekarang, pelaku penculikan dan pembunuhan terhadap jihyo masih menjadi misteri.
"Kesepakatan apa yang ingin kau buat denganku?" tanya jeongyeon geram.
📞"Itu mudah saja. Aku punya beberapa syarat yang harus kau penuhi. Kalau tidak, kau tidak akan pernah tahu siapa orang yang menyebabkan kematian adikmu."
Jeongyeon mengusap wajahnya dengan telapak tangannya. Sampai sekarang, laki-laki itu belum dapat melupakan kejadian menyedihkan yang membuat keluarganya hancur. Dimulai saat jihyo hilang selama berminggu-minggu, hingga ditemukan dalam keadaan sudah tidak dapat dikenali. Beruntung, saat itu mereka mengenali jasad jihyo dari pakaian yang digunakannya.
"Katakan, apa yang kau inginkan?"
📞"Serahkan sharon padaku. Maka aku akan serahkan orang selama ini kau cari-cari."
Jeongyeon terkekeh sinis mendengar ucapan bambam, membuat laki-laki itu murka.
"Jangan bermimpi. Aku pastikan kau tidak akan pernah mendapatkan sharon. Jadi, simpan saja rahasiamu itu. Aku tidak tertarik membuat kesepakatan apapun denganmu." jeongyeon menutup panggilan itu, kemudian terdiam memikirkan ucapan bambam.
Matanya mulai berkaca-kaca. Setiap kali mengingat apa yang terjadi pada jihyo, jeongyeon akan merasa sangat geram dan kehilangan sisi manusianya.
Jeongyeon memang belum bisa mengikhlaskan apa yang terjadi pada jihyo. Entah apa yang akan dia lakukan jika menemukan pelaku penculikan dan pembunuhan adik kesayangannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] MR.PECICILAN DAN MOSTER BETINA
RomanceSequel cerita 'PRISON OF LOVE [2yeon]' Versi michaeng "Turuti atau aku tembak!" Suara lembut namun menusuk yang terucap dari bibir seorang wanita cantik dan anggun. Sebuah kisah pasangan unik, dimana Chaeyoung yang pecicilan mendapatkan jodoh min...