31

636 93 6
                                    

Pagi harinya...

Chaeyoung sudah rapi dengan setelan jas, sedang bersiap-siap berangkat ke kantor. Sedangkan mina baru saja terbangun dari tidurnya. Sesuatu yang bagi Chaeyoung cukup aneh.

Mina sama sekali tidak pernah terlambat bangun di hari kerja. Selama ini, mina lah yang terus membangunkannya di pagi hari.

"Selamat pagi!" Chaeyoung mendekat pada mina yang kini duduk bersandar. Wajah mina pun masih terlihat pucat akibat semalaman susah tidur.

"Hari ini jangan berangkat kerja, ya... Wajahmu sangat pucat," ucapnya sambil membelai wajah pucat sang istri.

"Tapi aku banyak pekerjaan."

"Lihat keadaanmu. Kesehatan lebih penting. Bagaimana kalau kau muntah lagi seperti kemarin? Aku sudah bilang bos, kau sakit. Aku juga sudah beritahu ibu." Chaeyoung mengambil nampan berisi sarapan untuk mina yang sengaja disiapkannya sebelumnya.

"Mau aku suapi?"

"Tidak usah! Aku akan makan nanti setelah mandi."

"Baiklah, kalau begitu aku berangkat, ya... Istirahatlah hari ini." Chaeyoung memberi kecupan sayang di kening, kemudian melangkah keluar dari kamar.

Tinggallah mina sendirian di dalam kamar itu. Rasanya begitu malas untuk bergerak, walaupun hanya berjalan ke kamar mandi. Mina bahkan merasa heran, ada apa dengan dirinya.

Setibanya di kantor, dengan tubuh terasa lesu, Chaeyoung memasuki ruangannya. Semalaman mina benar-benar membuatnya tidak bisa tidur. Kadang minta dipeluk, kadang minta menjauh saat merasa mualnya kumat.

Benar-benar merepotkan. Namun, Chaeyoung tetap berusaha menghadapi keanehan sang istri dengan sabar. mengira mina sedang kelelahan akibat perjalanan jauh.

Baru saja Chaeyoung memulai pekerjaannya, ponsel sudah berdering. Nama monster betina tertera di layar ponselnya. Dengan cepat laki-laki itu menjawab panggilan itu.

📞"Chaeyoung!" terdengar suara mina yang begitu lemah, membuat Chaeyoung berpikir macam-macam.

"Em... Sayang... Ada apa denganmu? Kenapa suaramu begitu? Apa kau sakit?"

📞"Aku mau makan martabak."

"Martabak?" Sejenak Chaeyoung melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. "Sayang, sepagi ini mana ada yang jualan martabak," ujarnya dengan lembut.

📞"Tapi aku mau!"

Chaeyoung menghela napas, frustrasi mengapa monster betina yang selama ini sangat mandiri berubah menjadi sangat cengeng dan manja.

"Baiklah, sepulang kerja nanti aku akan membelikanmu martabak."

📞"Tapi aku mau sekarang. Aku merasa mual lagi..."

Chaeyoung mengusap wajahnya kasar. "Tapi dimana aku bisa mendapatkannya?"

📞"Terserah!"

"Baiklah. Kalau begitu istirahatlah dulu. Aku akan minta tolong botak untuk mencarikan mu!"

📞"Baiklah."

tut

Panggil dimatikan sepihak oleh mina

Chaeyoung menyandarkan kepalanya di kursi, sambil memejamkan matanya, memikirkan martabak yang entah dimana bisa mendapatkannya. di siang hari.

"Ada-ada saja monster betina itu." gumam Chaeyoung

Tring!

Terdengar ponsel berdering tanda pesan masuk. Masih dengan rasa malas, Chaeyoung meraih ponsel yang tergeletak di atas meja begitu saja.

[END] MR.PECICILAN DAN MOSTER BETINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang