38

629 99 18
                                    

Pagi yang indah...

Sepasang anak manusia masih betah bergelung di bawah selimut. Chaeyoung yang masih enggan beranjak dari tempat tidur, terus mengusap perut mina yang terlihat masih rata.

"Hey baby monster, kau sedang apa di dalam sana?" bisik Chaeyoung di perut sang istri, kemudian menempelkan telinganya di sana.

Setelah menunggu beberapa menit Chaeyoung tidak mendapat sinyal dari anaknya berupa gerakan atau apapun. "Dia tidak merespon. Aku baca di buku, katanya bayi yang masih ada di dalam perut ibunya itu bisa bergerak, ya?"

Rasanya mina ingin tertawa sekencang-kencangnya melihat tingkah lucu Chaeyoung

"Kau ini... Dia kan masih tujuh Minggu. Biasanya mereka akan mulai bergerak di usia lima atau enam bulan. Entahlah, aku juga tidak tahu pasti."

"Berarti masih lama. Aku sudah tidak sabar mau bermain dengannya. Iya kan, baby monster."

"Dasar! Ayah macam apa kau ini. Menyebut anaknya baby monster," gumam mina

"Aku suka panggilan itu. Iya kan, anakku..." Chaeyoung mengecup perut mina, sebelum akhirnya bangun dan masuk ke kamar mandi.

Dengan senyuman bahagia, mina membantu memasangkan dasi untuk suami tercintanya yang sedang bersiap-siap berangkat ke kantor.

"Sudah!" ucap mina sesaat setelah selesai memasang dasi milik Chaeyoung.

"Sudah!" ucapnya lagi ketika melihat Chaeyoung mematung.

"Ah, iya... Terima kasih." Chaeyoung mendaratkan bibirnya di pipi mulus mina

"Kau melamun, ya?"

"Iya..."

"Melamun kenapa?"

"Tidak apa-apa. Perasaanku hanya sedang tidak enak saja. Rasanya seperti ada lubang dalam yang kosong. Entahlah. Semalam aku mimpi tidak enak."

"Mimpi buruk maksudmu?"

"Iya..." Chaeyoung berdiri di depan cermin, menyisir rambutnya. Terbayang kembali mimpi buruknya semalam.

Mina langsung berdiri di belakangnya, memeluk dari belakang. "Kau mimpi apa?"

Chaeyoung menghela napas, lalu berbalik dan memeluk mina. "Aku memimpikanmu. Dan begitu terbangun, perasaanku jadi sangat tidak enak."

Mina kemudian teringat saat subuh tadi, Chaeyoung terbangun dan langsung memeluknya dengan erat. "Jadi karena itu pagi-pagi kau memelukku?"

"Memangnya aku tidak memelukmu di pagi hari selama ini?"

"Bukan begitu. Aku merasa pelukanmu lain dari biasanya."

"Entahlah sayang, Perasaanku benar-benar tidak enak. Aku merasa seperti akan terjadi sesuatu. Padamu..."

"Memang apa yang akan terjadi padaku selama kau ada bersamaku?" mina dengan manjanya menyandarkan kepalanya di dada sang suami.

"Baiklah, sayang... Aku harus berangkat."

"Aku akan terlambat. Aku masih harus mengerjakan beberapa hal. Setelah itu, aku akan ke kantor untuk menyerahkan pengunduran diriku."

Sepasang suami istri itu berjalan beriringan menuruni tangga. "Pelan-pelan turun tangganya, nanti kau jatuh!" ucap Chaeyoung

"Iya, kau ini sangat berlebihan."

"Selamat pagi, Bu!" Sapa Chaeyoung

"Selamat pagi, ayo cepat sarapan," sahut wanita paruh baya itu.

Di meja makan telah tersedia menu sarapan kesukaan mina. Ibu sengaja bangun pagi hanya untuk membuat sarapan untuk menantu kesayangannya itu.

Wanita itu pun terlihat heran melihat mina yang masih memakai piyamanya. "Kau belum siap-siap berangkat? Tadi kan ibu sudah bilang, kau tidak perlu membantu membuat sarapan. Kau jadi terlambat kan?"

[END] MR.PECICILAN DAN MOSTER BETINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang