50

541 84 3
                                    

Bagaimana dia bisa tahu aku belum melepas sepatuku? Bagaimana ini? batin mina

"Tadi saat kita tidur, kau tidak memakai kardigan ini." Chaeyoung menarik pelan kardigan rajut yang dipakai mina

"Aku kedinginan, makanya pakai kardigan dan sepatu." Sebuah alasan bodoh baru saja terucap dari mulut mina. Sudah pasti Chaeyoung Tidak akan percaya begitu saja.

"Orang kedinginan itu pakai kaos kaki, bukan sepatu." Chaeyoung menatap mina dengan sangat mengintimidasi, sehingga mina terus menunduk. Belum berani mengangkat kepala di hadapan suaminya itu.

"Mana buktinya kalau aku habis keluar?" mina masih berusaha membela diri.

Chaeyoung tersenyum sinis. "Coba lihat ke lantai! Jejak sepatumu meninggalkan lumpur yang masih basah, artinya kau baru saja masuk ke kamar! Katakan kau darimana!" Suara Chaeyoung terdengar santai namun sedikit galak.

Mina melirik ke lantai dimana banyak bekas tanah becek yang tadi diinjaknya. Bahkan selimut dan seprai ikut kotor.

"Aku. Habis jalan-jalan sebentar." mina menjawab ragu-ragu.

"Apa? Jalan-jalan? Dengan siapa?" tanya Chaeyoung kesal.

"Botak!" jawab mina dengan suara nyaris berbisik.

Chaeyoung menghela napas frustrasi. Pikirannya sedang menebak apa yang baru saja dikerjakan istrinya bersama si Botak. Yang pasti jika berurusan dengan laki-laki berkepala plontos itu, sudah tentu yang dikerjakan tidak benar.

"Siapa korbannya?"

Mina semakin menunduk mendengar pertanyaan Chaeyoung. Seketika nyalinya menciut melihat wajah Chaeyoung yang tidak bersahabat.

"Somi!"

Chaeyoung membulatkan matanya dengan mulut menganga. Ia hampir tak percaya jika mina menjadikan wanita yang menjadi sekretarisnya sebagai korban.

"Apa? Somi? Apa yang kau lakukan padanya?"

"Tidak ada! Aku tidak melukainya, sungguh! Aku hanya bermain-main sebentar dengannya." mina menjawab dengan kepala masih menunduk. Hanya tangannya yang mengusap perut buncitnya saat merasakan gerakan-gerakan dari dalam perut.

"Bermain-main?" Chaeyoung semakin menatap curiga. "Main apa?"

Sekilas mina mendongakkan kepalanya menatap Chaeyoung yang masih berdiri di sisi tempat tidur, lalu kembali menunduk.

"Main tembak-tembakan."

Mina menjawab santai namun terdengar sangat mengerikan di telinga Chaeyoung. Laki-laki itu mengusap dadanya pelan. Punya istri seperti mina sepertinya sangat menguji adrenalin-nya. "Apa? Main tembak-tembakan dan kau bilang tidak melukainya?"

"Aku hanya menembak apelnya bukan kepalanya. Kau boleh periksa besok, dia terluka atau tidak!"

Chaeyoung memejamkan matanya, pertanda laki-laki itu sedang frustrasi. "Baiklah, selain main tembak-tembakan, kalian main apa lagi?"

Seketika mina membayangkan wajah somi yang ketakutan luar biasa. Wanita itu bahkan sempat pipis di celana karena kelakuan barbar mina benar-benar menakutinya. "Latihan memanah dengan mata tertutup."

Duarrr!!!

Rasanya Chaeyoung tidak kuat lagi menanyakan apa yang terjadi selanjutnya. Yang ada dipikirannya saat ini hanyalah sekretarisnya itu. Masih hidup atau tidak. Ia belum percaya sepenuhnya dengan ucapan mina yang berkata tidak melukainya seujung kuku pun.

Chaeyoung pun segera meraih ponselnya dan menghubungi si Botak yang baru saja menjadi sekutu mina. Setelah beberapa detik menunggu, akhirnya panggilan terhubung dengan makhluk piaraan jeongyeon dan mina itu.

[END] MR.PECICILAN DAN MOSTER BETINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang