XXIV 🔞 [M]

2.8K 248 29
                                    

"Irene," Seulgi memanggilnya ragu.

"Hmm?" Sahut Irene sambil tetap konsentrasi menyetir. Keduanya baru selesai dari butik setelah mengganti pakaian mereka. Seulgi ingin heran, tapi ini Irene. Dia sama sekali tidak ambil pusing dengan gaun yang sudah dibeli sebelumnya dan malah membeli pakaian baru lagi. Setelan yang mereka kenakan lebih kasual dan santai kali ini. "Ada apa?" Tanya Irene setelah beberapa saat dan Seulgi masih diam.

"Itu..."

"Apa?"

"Bisakah kita tidak bercinta di mobilmu yang ini lagi?" Seulgi bergumam malu-malu.

Irene melirik sekilas ke arahnya dan kemudian menggodanya, "Bercinta?"

"Seks. Maksudku seks." Ralat Seulgi cepat.

Irene tertawa pelan, "Kenapa memangnya?"

"Pantatku sakit terkena persneling." Keluh Seulgi yang membuat Irene terbahak. "Jangan tertawa. Aku serius!" Dia mendelik ke arah Irene, "Mobilmu yang ini sempit sekali, cuma punya dua kursi."

Irene mencibir sinis, "Audi-ku yang ini limited edition."

"Tetap saja tidak cocok untuk mobil goyang."

"Mobil goyang?"

Seulgi menyeringai, "Iya. Mobil terparkir yang dipakai untuk mesum, jadi bergoyang-goyang. Kau mengerti maksudku kan?" Irene tergelak dan Seulgi ikut tertawa bersamanya, "Dulu aku suka memergoki pasangan di mobil goyang, lalu aku minta uang 'keamanan' jika mereka tidak mau diusir."

"Kau memeras mereka?" Tanya Irene geli.

Seulgi mengangkat bahunya acuh, "Itu bisnis." Dia sedikit menggoda Irene.

Irene terkekeh, "Senang kau sudah sedikit bisa mengerti tentang bisnis kecil-kecilan."

"Tidak ada seujung kuku semut pun jika dibandingkan dengan bisnis yang kau miliki."

"Memang."

Seulgi tertawa riang, "Kita mau ke mana sekarang? Pulang?"

"Hmm..." Irene merespon sambil tangannya sibuk menekan beberapa tombol di panel kemudinya. "Johnny," Panggilnya, membuat Seulgi melotot kaget.

"Jangan bilang dia bisa mendengarkan kita?!" Tanya Seulgi ngeri dan Irene hanya menyentuh bibir dengan telunjuknya, memberi isyarat untuk Seulgi agar jangan berisik.

"Ya, Nona." Sahut Johnny.

"Aku ingin ke Crystal Bae resort. Kau urus segalanya, aku akan tiba di heliport sekitar satu jam lagi."

"Baik, Nona. Ada lagi yang lainnya?"

"Kau sudah mengerti apa yang harus dikerjakan tanpa ku perintahkan."

"Ah, ya, Nona." Mereka tidak dapat melihatnya, tentu saja, tapi baik Irene dan bahkan Seulgi dapat merasakan Johnny sedang tersenyum dari nada bicaranya. "Kalau begitu, berhati-hatilah menyetirnya, Nona Irene."

"Ya." Irene memutus sambungan komunikasi dan Seulgi langsung memberondongnya dengan pertanyaan.

"Johnny bisa mendengarkan kita?! Apa itu artinya dia tahu apa yang sudah kita lakukan di mobil ini?! Astaga, Irene! Bagaimana ini?"

"Kau tenanglah," Ujar Irene geli. "Johnny tidak akan mendengar kalau aku tidak mengaktifkan jaringan komunikasinya."

"Ah..." Seulgi menghela napas lega.

"Tapi bukan berarti dia tidak akan tahu apa yang sudah kita lakukan di mobil ini." Irene menggodanya tanpa ampun, "Apa tadi kau bilang? Mobil goyang?"

"Sudah cukup!"

NoirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang