bab 1

422 49 64
                                    

Kali ini saya akan membuat kisah romansa di lingkungan kampus saya juga baru saja memulai kehidupan kampus semoga kalian suka kisah kali ini.

Happy reading...

"Venala,"panggil seorang gadis menatap gadis bernama Venala yang sibuk makan baksonya dengan lahap.

"Apa Desya?" tanya Venala ketus.

"Kau dan kating cowok waktu itu ada hubungan apa?" tanya Desya dengan nada menggoda Venala.

Baru saja Venala menyeruput minumannya tiba-tiba nyembur tepat di depan Afna yang baru saja datang.

"Astaga Vena lo kenapa?" tanya Afna kaget ia tiba-tiba di sembur minuman.

Afna mendengus kesal sambil mengggerutu.

"Maaf-maaf, Na, ini gara-gara Desya ngungkit soal kating hari itu," jawab Venala bete.

"Oalah, tapi jangan main nyembur juga," kata Afna sambil duduk di sebelah Desya.

"Ya maaf, Na," kata Venala sambil megang tangan Afna.

Afna menatap Venala cukup lama. Hal itu, membuat Venala merasa risih.

"Lo kenapa, sih?" Venala mengibaskan rambutnya merasa gerah.

"Pake nanya lagi," sewot Afna. Venala memiringkan kepalanya. Afna berdecak kesal, "lo tadi nyembur minuman lo ke gue!"

"Kan, gue udah minta maaf," ujar Venala tanpa merasa bersalah.

"Seengaknya kasih tissu kek gue basah." Afna mendengus kesal lalu Venala hanya tersenyum kikuk sembari mencari tissu dan memberikannya kepada Afna. "Gitu kek dari tadi." Afna menerima sekotak tissu tersebut lalu membersihkan bajunya yang sedikit basah.

"Tapi, kami penasaran lo ada hubungan apa sama tu kating," kata Afna yang ikut kepo setelah membersihkan bajunya.

"Bisa gak gak usah bahas tuh kating mulu," kata Venala risih sambil mengibaskan rambutnya ke belakang.

"Tapi, tuh kating ganteng loh," kata Desya sambil mengidipkan mata ke arah Venala.

"Biasa aja," kata Venala ketus nan dingin.

Desya dan Afna saling memandang dan kembali menatap Venala dengan tatapan menggoda.

"Kenapa kalian? Kesurupan?" tanya Venala merasa risih dengan tatapan kedua sahabatnya.

"Hati-hati Vena benci jadi cinta," goda Desya.

"Itu tidak akan terjadi," kata Venala ketus.

"Ya, kami sudah memperingati loh," kata Afna dan Desya tegas.

Venala hanya menggedikkan bahunya acuh sembari memalingkan wajahnya.

"Dih sok-sok dingin awas jatuh cinta," kata Desya tak' henti menggoda Venala.

"Gak bakalan," jawab Venala sambil memutar bola matanya.

"Apa yang gak bakalan?" tanya seorang cowok tiba-tiba muncul di belakang Venala.

Spontan Venala membalikkan badan dan terlihat sosok cowok yang bertubuh tinggi, tampan dan lain sebagainya bisa di bilang tubuh ideal sebagai seorang laki-laki.

"Cie jodoh tuh," bisik Afna namun masih bisa di dengar oleh Venala.

Venala mendelik sambil mendengus kesal karena kedua sahabatnya tidak berhenti menggodanya.

"Iya, baru aja di bicarain eh nongol orangnya," celetuk Desya.

Venala semakin geram langsung mengebrak meja sangat keras hingga menimbulkan suara dentuman yang nyaring di penjuru kantin dan tak luput orang-orang mulai memerhatikan mereka.

RAVEN(TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang