bab 12

22 9 7
                                    

"Venala!" panggil seseorang tengah berlari menghampiri Venala yang baru tiba di depan gerbang kampus.

Venala mendelik, tatapannya begitu dalam dan menusuk sontak Afna pun mengurungkan niatnya memeluk Venala dari belakang.

"Kenapa, Ven?" Afna menyengir sembari menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Gak usah pura-pura polos. Kalian semua sengaja, kan, ninggalin aku berdua dengan Taufik? Iya, kan?" Venala bertanya penuh selidik, sedangkan Afna hanya menunjukkan senyum pepsodentnya.

Venala mendengus kesal sambil mencubit lengan Afna. Cewek itu meringis sakit sambil memengang tangannya yang sakit.

"Rasain." Venala melangkahkan kakinya memasuki gerbang kampus meninggalkan Afna.

"Ih, tungguin! Iya, deh, maaf." Afna berlari mengejar Venala memasuki area kampus.

"Taufik berduaan dengan Venala kemarin? Gak bisa dibiarin gue udah ketinggalan banyak," ucapnya sembari berdecak kesal.

"Yo, Bro," sapa seseorang sembari menepuk pundaknya.

"Apaan sih?"

"Santai Rafa." Ia mengacungkan kedua jempol sembari mengedipkan mata.

"Serah lu. By the way, Rival, lo kok gak bilang, sih kalau Venala akhir-akhir ini dekat dengan si curut itu," ujar Rafa berdecak sebal.

"Curut? Siapa dia?" tanya Rival. Rafa mendelik lalu menghela napas dengan gusar. "Itu maba juga dia malah sok lagi bersaing ama gue."

"Taufik?" tebak Rival.

"Iya."

"Memangnya mereka dekat, ya? Gue juga baru tahu," kata Rival sembari memainkan ponselnya.

"Cih, gak bisa banget lu diharap, mana lagi ni si kutub," decak Rafa sambil celingak-celinguk ke penjuru kampus.

Tidak ada. Rival menatap Rafa keheranan. "Lu nyari siapa?".

"Si kutub," jawab Rafa yang masih sibuk mencari orang yang ia panggil kutub.

Rival mengernyitkan alis lalu bertanya, "Si kutub itu siapa? Lo kalau kasih julukan orang jangan yang aneh-aneh."

Rafa berdecak kesal menatap Rival yang tidak memahaminya. "Ya, siapa lagi kalau bukan si Fedrock itu."

"Hah? Fedrock?" Rival berusaha menangkap maksud Rafa.

"Iya, Fedrock Rizston."

Rival memicingkan mata lalu ia menggaplok kepala Rafa hingga cowok itu meringis kesakitan sembari memengang kepalanya.

"Kenapa lu mukul gue?" tanya Rafa.

"Lo juga pake acara ngubah nama orang. Yang lu cari si Fedrick kenapa jadi Fedrock, sih? Ada-ada saja," sungut Rival lalu ia berjalan meninggalkan Rafa yang berceloteh tidak jelas.

"Tungguin!"

Di lantai dua salah satu gedung, Fedrick menyaksikan kedua sahabatnya yang saling kejar-kejaran.

"Rafael dan Taufik kira-kira siapa yang akan menang mendapatkan Venala atau mungkin saja tidak ada yang akan menang? Ini sungguh menarik, aku menantikannya."

Fedrick menyeringai sembari memainkan jari-jarinya dengan lirikan matanya yang tajam dan dingin.

"Fedrick," panggil seorang perempuan yang melangkah mendekati cowok itu.

"Kenapa lo ada di sini?" tanya Fedrick dengan senyuman yang sulit diartikan.

"Kau bertanya padahal kau sudah mengetahui jawabannya," ucap perempuan itu sambil menghela napas.

RAVEN(TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang