The Last Page 1

12.2K 631 29
                                    

Kicauan burung yang terus beterbangan di atas pohon rindang itu membuat sepasang kekasih di bawah sana menikmatinya. Gadis itu terus menikmati pemandangan awan yang indah diatas sana dengan membaringkan tubuhnya dengan paha sang kekasih menjadi bantalnya.

"Kamu bahagia.?"

Pertanyaan itu keluar dari mulut pria yang sedang mengelus surai rambut gadisnya.

"Ya, tentu aku bahagia." Dia menjawab namun tanpa menoleh.

Pria itu tersenyum, sesekali dia memainkan hidung kekasihnya dengan jarinya. Hari sudah semakin sore, mereka bergegas untuk pulang. Pria itu membersihkan celananya dari daun-daun kering yang menempel.

Setelah sampai di sepeda motornya, dia beralih mengambil helm dan memasangkan ke kepala gadisnya. Gadis itu terkekeh melihat tingkah kekasihnya walaupun hal itu sering dia lakukan. Tanpa mengatakan apapun pria itu menaiki sepeda motor yang diikuti oleh kekasihnya.

Jalanan yang cukup ramai membuat laju sepeda motor tersebut sedikit pelan. Mereka menikmati hembusan angin yang sedikit lagi merubah cahayanya menjadi gelap.

Butuh waktu 30 menit hingga mereka sampai di depan rumah yang terbilang cukup mewah. Gadis itu turun begitu pun dengan pria itu. Setelah melepaskan helmnya dan menyimpannya, pria itu menghela nafas kasar membuat gadisnya mengerutkan kening.

"Kenapa.?" Dia bertanya.

"Huh, maaf aku belum bisa mengantarmu masuk dan belum siap bertemu dengan Appamu, aku tahu ini sulit tapi aku akan berjanji secepat mungkin aku akan menemui mereka." Katanya.

Gadis itu tersenyum mengangguk, dia mengulurkan tangannya mengelus pipi sang kekasih. "Tidak apa-apa, aku mengerti. Jangan jadikan itu beban, Aku yakin suatu hari nanti kau bisa."

Pria itu menyentuh tangan kekasihnya yang ada di pipinya. "Terimakasih sayang, aku berjanji. Setelah aku mendapatkan pekerjaan yang lebih layak, aku akan menemui Appamu. Aku akan meyakinkan dan meminta restunya." Katanya sangat lembut.

"Pulanglah, aku takut kau terlambat untuk berangkat bekerja. Kabari aku jika sudah sampai. Aku akan menunggu janjimu sampai kapanpun itu." Katanya.

Pria itu mengangguk, tanpa menunggu lama dia kembali naik ke sepeda motornya lalu menyalakannya. Setelah sepeda motor kekasihnya benar-benar hilang, gadis itu membuka gerbang dan masuk kedalam halaman rumah.

Tiba di pintu utama, dia mendengar suara tawa dari dalam. Dia mengangkat alis, pikirnya mungkin itu rekan kerja atau sahabat orang tuanya yang selalu berkunjung ke rumah mewah itu. Tanpa ragu dia membuka pintu dan benar dua pria paruh baya dan wanita paruh baya berada disana yang menjadi tamu ayahnya.

Semua yang berada di living room menoleh mendengar suara langkah kaki. Gadis itu membukukan tubuhnya menyapa rekan kerja orangtuanya. Salah satu pria paruh baya itu berdiri menghampiri sang putri.

"Kamu dari mana saja sayang, dari tadi kami menunggumu." Katanya seraya memeluk bahu putrinya membawanya lebih dekat dengan tamu yang ada di living room itu.

"Aku dari jalan-jalan dengan Taehyung, Appa." Jawabnya.

Pria paruh baya itu kembali menoleh kebelakang mencari sosok pria yang bernama Taehyung. "Lalu dimana dia, kenapa kau tidak mengajaknya masuk.?" Dia berseru.

Gadis itu menatap wajah sang ayah, dia tidak menyangka jika pria di depannya itu mencari kekasihnya. "Dia sudah pulang, tapi dia berjanji akan menemuimu, Appa."

Pria paruhbaya itu tersenyum sambil mengusap bahu putrinya. "Baiklah, tapi bisakah kamu berkumpul dengan kami sebentar. Teman Appa ingin mengenalmu."

Gadis itu mengangguk dan akhirnya mereka kembali berjalan lebih dekat ke arah living room. Semua yang ada disana menyambutnya dengan senyuman membuat gadis itu ikut tersenyum.

The Last Page ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang