[ A R A N D R A ]
"Persahabatan bukan hanya sekedar kata, bukan hanya sebatas materi, bukan hanya sebuah nongkrong-nongkrong yang nggak jelas. Tapi persahabatan itu sebuah perkumpulan yang kehangatannya seperti keluarga. Kalian adalah rumah gue." — Arana
55. MAAF
Bel pulang sekolah sudah berbunyi satu menit yang lalu. Semua siswa-siswi SMA Berlian yang tadinya lesu dan tidak bersemangat akhirnya kembali segar. Saling berdesakan—beberapa dengan berlari, menuju gerbang sekolah. Bahagia, ceria, karena akhirnya pembelajaran selesai dan bisa bongkar bareng teman-teman.
Sementara itu di sebuah kelas, ada gadis cantik yang duduk di barisan paling belakang tengah berkemas-kemas. Ia memasukkan buku-buku, satu bolpoin dan selembar label yang isinya tinggal setengah ke dalam tas sekolahnya. Gadis itu pun menyambar jaket jeans di sandaran kursi dan berdiri setelah menggendong tasnya di satu bahu.
Baru akan menuju pintu kelas, seorang lelaki menginterupsi langkah kakinya.
"Lo ikut nongkrong kan, Ra?" tanya Jonathan. Satu tangannya ada di dalam saku kanan, sedangkan saku kirinya berisi sebuah buku yang digulung.
Sekolah bermodalkan sebuah buku saja, bolpoin-nya pinjam, tidak membawa tas. Jangan ditiru ya, adik-adik. Itu contoh yang nggak baik sama sekali.
Arana menggelengkan kepalanya. "Nggak, Jo. Gue ada urusan."
"Urusan apa?" tanya Jonathan lagi. Sebelum itu, Arana bisa mendengar kalau Jonathan menghela napas.
"Ada lahh," jawab Arana sembari mengibaskan tangannya pelan dan tertawa kecil.
Tapi, Jonathan sama sekali tidak ikut tertawa. Raut wajahnya serius dan terlihat jengah. "Lo udah lama nggak nongkrong loh, Ra. Terakhir waktu lo pindahan ke apartemen."
"Gampang, Jo. Bisa diatur," ucap Arana.
Terhitung dua minggu sejak Arana pindah apartemen. Bagi Jonathan dan teman-teman, waktu itu sudah cukup lama. Karena biasanya mereka semua nongkrong setiap hari dan selalu lengkap. Bukan tanpa Arana seperti akhir-akhir ini.
"Gue duluan ya," ujar Arana. "Gue buru-buru."
Tanpa menunggu respon jawaban dari Jonathan, Arana melangkahkan kakinya hendak keluar dari kelas. Tapi, lagi-lagi Jonathan menghentikan langkahnya. Menghentikan langkahnya dengan kalimat yang sangat mengejutkan baginya.
Kalimat yang sangat tak ia harapkan untuk didengar.
"Gue tau lo pacaran sama Candra," ucap Jonathan.
Arana membalikkan tubuhnya. Bertanya 'Lo tahu dari mana?' dengan tatapan matanya.
"Arjun ngasih tau ke kita semua. Kenapa? Lo tahu sendiri, dia susah bohong ke siapapun. Nggak bakat sembunyiin sesuatu. Dan gue sama yang lain pun sepakat pura-pura nggak tahu," ucap Jonathan menjelaskan. "Kita sebenernya nggak masalah, Ra. Walaupun kita agak kesel karena Candra udah pernah nyakitin lo, kita percaya lo bisa jaga diri dan jaga perasaan lo sendiri."
Arana melangkah mendekati Jonathan. Ingin bercakap-cakap dalam jarak yang lebih dekat. "Gue nggak ada maksud buat merahasiakannya ini dari kalian, Jo. Gue cuma nggak mau ada berantem-berantem lagi. Kalo gue tahu kalian bakal nerima hubungan gue sama Candra, gue nggak bakal sembunyiin dari kalian."
![](https://img.wattpad.com/cover/246061485-288-k842232.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐑𝐀𝐍𝐃𝐑𝐀 (End)
De Todo(Beberapa chapter diprivat acak, harap follow untuk kenyamanan membaca) Ini kisah tentang ARANA, salah seorang siswi SMA Berlian. Ia terkenal cuek, namun bisa menjadi gila jika tengah bersama para sahabatnya. Hatinya dingin dan tak tersentuh. Hingga...