PROLOG

603 28 1
                                    

[A R A N D R A]

Prolog

.
.
.

"Yudhis mati, woy!" seru Arjun seraya naik ke atas sebuah kursi yang ada di markas itu.

"Cius? Miapah??" balas Jonathan dengan ekspresi terkejutnya yang berlebihan.

"Gawat nih," gumam Arana. Tapi, ia masih santai. Tidak menunjukkan ekspresi takut, khawatir, gelisah, atau semacamnya.

"Gue dapet info dari temen gue yang kerja di rumah sakit tempat Yudhis dirawat. Dia baru mati tadi siang," ucap Arjun menjelaskan.

"Ini bener-bener gawat! Mereka pasti balas dendam!!" ucap Jonathan. Ia berdiri di depan Grevan dan menggoyang-goyangkan bahu Grevan. "Iya kan, Van? Ini gawat kan, Van?? Aduh!!!"

"Iya, gawat. Jangan giniin gue dong, bangsat!" kesal Grevan seraya menjauhkan dirinya dari Lernan.

"Santai aja," ucap Regan dengan muka temboknya.

"Santai gundulmu! Mereka udah pasti murka, Gan. Yudhis tuh orang penting di Gerhana. Dia mati! Matiii!! M-A-T-I!" ucap Jonathan kesal. Namun, Regan yang dingin itu tidak menanggapi lagi.

Yudhis, bisa dibilang ia adalah ketuanya Gerhana. Ketua dari perkumpulan siswa-siswi SMA Gerhana. Sekolah tersebut sudah bermusuhan dengan sekolah mereka sejak beberapa tahun yang lalu. Penyebabnya karena SMA Gerhana selalu kalah dalam lomba basket melawan SMA Berlian.

Seminggu yang lalu, kedua sekolah tersebut melakukan tawuran. Dampaknya ada pada hari ini, yaitu kematian salah satu orang penting di Gerhana.

"Yudhis mati karena lo kan, Ra?" tanya Grevan.

Arana mengangguk. "Iya. Gue yang lawan dia dulu. Sampai babak belur sih dia, banyak lukanya. Ada luka dalem juga keknya," jawabnya santai.

"Kalo mereka balas dendam gimana nih?" tanya Arjun khawatir.

Arana menatap Arjun dengan sinis. "Lo takut?"

"Bukannya takut, tapi ya ... agak takut juga sih. Mereka pasti marah banget," ucap Arjun sambil cengengesan.

"Kalau ada yang mati kayak gini, udah biasa. Kita juga pernah kan kehilangan temen di tawuran?" ucap Grevan. "Bedanya, yang sekarang mati tuh ketuanya mereka, ya orang yang cukup penting lah. Selama ini kan Yudhis yang paling terkenal di SMA Gerhana, sering mimpin gitu."

"Mau mereka bakal balas dendam atau nggak, kita harus tetep siaga. Bisa aja mereka nyerang perkumpulan kita tiba-tiba, nyerang ke tongkrongan, atau parahnya lagi nyerang ke sekolah. Intinya, kita siap-siap aja," ucap Arana-satu-satunya gadis yang ada di antara gerombolan lelaki itu.

***

Jangan jadi pembaca gelap ya, comment yang banyak. Cerita ini bukan tentang perselisihan-perselisihan geng motor pada umumnya, tapi tentang dua sekolahan yang tak pernah akur.

Pesan dari aku, tolong ... tolong banget, ambil hal-hal yang positif aja. Yang negatifnya jangan diambil. Jadilah pembaca yang bijak.

Karena aku lagi usahain kalau ini bakalan jadi cerita yang bagus, yang bisa nyadarin banyak orang. Pokoknya ikutin aja alurnya, bakal banyak kejutan untuk kalian.

Lopyu readers, stay safe yups!

𝐀𝐑𝐀𝐍𝐃𝐑𝐀 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang