Chapter 23

668 56 2
                                    

"Tidak, kami sendiri yang akan mengurus acara pertunangan itu," tolak Nan dengan tegas disertai dengan anggukan kepala dari Off.

Keluarga besar dari Off dan Nan bertatapan sejenak mendengar keputusan yang kedua sejoli itu buat. Keluarga mereka bisa dikatakan sangat mampu untuk membiarkan orang lain mengurus persiapan acara tersebut, mereka hanya tinggal duduk dan mengikuti arahan saja.

"Karena ini acara kami jadinya kami ingin melakukannya sendiri," Nan tersenyum lebar,"bukankah begitu Off?" tanyanya yang menyikut dada Off dengan keras.

"Iya," Off meringis kesakitan dan menatap tajam gadis itu.

Nan tidak memperdulikannya, hanya menatapnya dengan tatapan mengejek. Entah bagaimana akhirnya, Off malah menerima tawaran bodoh Nan untuk mengikuti rencananya. Gadis itu benar-benar licik, sampai membuat bulu kuduknya berdiri.

Ingatan tentang hari di mana Nan yang muncul tiba-tiba di hadapannya, berputar langsung di otaknya. Hari di mana Off tau bahwa apa yang dikatakan Gun benar, kalau gadis itu tidak seburuk apa yang dipikirkannya selama ini.

Nan benar-benar hanya menghabiskan waktunya lima belas menit untuk menjelaskan semuanya pada Off, dari awal sampai akhir tanpa tertinggal satu cerita pun.

"Jadi maksudmu bukan kamu yang terobsesi padaku, tapi ayahmu?" Off menatap lawan bicaranya tidak percaya.

"Jangan bilang kalau ayahmu..."

"Jangan berpikiran yang aneh-aneh tentang ayahku," ucap Nan memotong pembicaraan Off,"dia terobsesi denganmu sejak kecil, dia menganggap kalau kamu laki-laki sempurna untuk meneruskan perusahaannya. Maka dari itu pada setiap kesempatan, dia akan mendekatkan kita berdua."

"Apa ucapanmu ini bisa dipercayai?" tanyanya dengan tatapan penuh selidik.

Nan mendengus dengan kesal, entah kebenaran apa yang akan ia katakan Off pasti akan terus mencurigainya terlebih dulu sebelum percaya.

"Aku mungkin tidak punya bukti, tapi kamu harus mempercayaiku Off," ucap Nan yang berusaha meyakinkan pria itu.

"Begini, alasan kenapa kita terus bersama adalah karena ayahku. Sejak kecil aku diajarkan untuk mendapatkan semua hal yang aku mau. Dia juga mendoktrin pikiranku supaya mengejar dan menyukaimu, Off. Kau paham kan..."

"Tunggu, tunggu, jadi maksudmu alasan kenapa kamu terus mengikutiku sejak kecil karena ayahmu?" dia bertanya dengan heran.

Nan menyilangkan tangan pada dadanya dan menatap Off dengan kesal,"apa kamu memang sebodoh ini? Bagaimana kamu bisa tidak mengerti tentang penjelasanku dari tadi? Sepertinya ayahku salah memilih orang. Kamu tidak pintar, tapi bodoh," sarkasnya dengan kejam.

"Ayahku menyukaimu karena kamu pintar, kamu menjadi calon terbaik untuk menjadi menantunya. Maka dari itu, apapun bisa dilakukannya untuk mendapatkanmu. Termasuk harus meneror Mook dan Gun," ujar Nan yang menatap Off dengan serius,"kamu memiliki hubungan yang serius dengan Mook dan Gun, ayahku jelas tidak menyukai itu. Dia juga tidak suka ketika kamu harus menjadi aktor BL, karena itu akan merusak citramu sebagai penerusnya."

"Ini bukan sinetron Nan, jadi berhentilah membual padaku," ujar Off yang masih tidak percaya dengan cerita Nan.

"Ya Tuhan, aku sudah menjelaskan panjang lebar tapi kamu sama sekali tidak mempercayaiku?" ujarnya frustasi.

"Begini saja, inti dari percakapan ini karena ulah ayahku. Bukan aku, kau harus ingat itu Off. Bukan aku yang merencanakan pertunangan ini dan bukan aku juga yang meneror kekasihmu itu," ujar Nan dengan penekanan pada setiap kata-katanya,"juga, aku punya rencana untuk memberikan kejutan untuk ayahku," terukir senyum licik di akhir kalimatnya.

Love and Tears (Offgun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang