Chapter 34

690 52 2
                                    

"Papii, apa kamu mengenal Aom ?"

Aom ? Off berpikir sejenak, namun setelah mengingatnya lebih jauh sepertinya dia mengenalinya. Aom salah satu teman sekolahnya yang meninggal bunuh diri ketika mereka masih SMA dulu. Sangat disayangkan memang dan dikarenakan hal itu pula Off semakin yakin kalau Nan tidak baik untuknya.

"Aku mengenalnya, tapi dia sudah meninggal. Memangnya kenapa ?" tanya Off pada Gun.

"Dia adiknya P'Wine."

"Oh, begitu. Ternyata P'Wine..." ucapannya terjeda dan dia baru menyadari maksud dari perkataan Gun,"Aom adiknya P'Wine ?" tanyanya dengan nada tidak percaya.

"Apa kau tidak tau ?" Gun bertanya dengan wajah polosnya.

Off menggeleng kecil, tiba-tiba saja dia teringat pertama kalinya Wine bekerja di perusahaan mereka. Dia merasa tidak asing dengan wajah itu, seolah-olah sebelumnya mereka pernah bertemu. Itu masuk akal kalau Aom adalah adiknya, karena semakin ia ingat lagi wajah mereka memang mirip. Seperti Gun dan Pim, mungkin perumpamaannya tidak jauh berbeda dengan itu.

"Dari mana kamu tau tentang itu ?" tanya Off penasaran.

"Nan, dia yang bilang padaku," jawab Gun sambil menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya.

"Hati-hati Gun," Off mengelap bibir Gun yang belepotan karena makanannya juga memberikannya minuman.

"Aku pikir Papi tau tentang itu," ucap Gun.

Off dan Aom tidak terlalu dekat, yang ia tau adalah mereka satu sekolah dan dia adalah temannya Nan. Namun siapa sangka, Nan lah orang yang akan membuatnya menderita setelahnya dan membuatnya mengakhiri hidupnya sendiri. Off yang memang kurang terlalu peduli dengan keadaan sekitarnya, tidak terlalu memperhatikan Aom. Gadis itu hanya akan tersenyum ketika melihatnya, menyapanya seadaanya dan selebihnya mereka hanya saling bertegur sapa seperti teman pada umumnya.

"Aom dulu menyukaimu," ucap Gun menatap Off yang sedang memperhatikannya makan,"karena itu juga Nan membencinya."

"Tunggu, apa kamu sedang cemburu pada orang yang sudah meninggal ?" tanyanya yang mengabaikan fakta tentang alasan bunuh diri Aom.

"Aku tidak cemburu Papi," ucap Gun tidak terima dengan pemikiran konyol Off.

"Lalu apa kamu tidak sayang padaku ?" rengeknya.

"Itu dua hal yang berbeda," Gun menatap kesal kekasihnya itu lalu Off hanya tertawa.

Dia menangkupkan tangannya pada pipi Gun dan menciumnya berulang kali lantaran gemas. Gun jelas menolaknya, ia berusaha menghindar tapi tidak bisa.

"Kenapa kamu suka sekali menciumku seperti itu ?" tanya Gun kesal seraya mengelap seluruh wajahnya dengan tisu.

"Karena kamu menggemaskan," jawab Off yang terlihat ingin menerkam Gun saat itu.

"Jangan melakukan itu na," Gun melarangnya lebih dulu kemudian mundur perlahan agar menjauh dari pria itu.

Off tertawa, dia sangat menggemaskan sekarang. Tapi kembali lagi ke topik utama, Off sebenarnya tau kalau Aom dulu menyukainya. Hanya saja dia tidak terlalu menghiraukan hal tersebut, karena itu hal biasa. Dia sudah terbiasa dengan obsesi Nan padanya, sehingga ketika ada orang lain yang menyukainya, dia tidak terlalu memperdulikannya. Bahkan pada hari kematian Aom saat itu, kalau bukan karena salah satu temannya yang memberitahunya dia juga tidak akan tau. Setidak penting itu orang lain baginya kala itu. Sampai... Ia bertemu dengan pria kecil ini.

Gun, mempunyai pribadi yang menyenangkan bagi setiap orang yang ditemuinya. Sekalipun begitu, dia tidak mudah menerima orang lain dalam kehidupannya. Dia tipe orang yang mudah didekati sekaligus sulit bagi orang lain untuk mendekatinya. Sifatnya yang humble ke semua orang, membuatnya di sukai orang-orang sekitarnya. Dia juga imut, memperhatikan dengan baik orang di sekelilingnya dan Off banyak mempelajari banyak hal dari pria itu.

Love and Tears (Offgun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang