Chapter 21

599 55 5
                                    

Ayah dan Ibu menyuruhmu pulang.

Pesan itu tertera di notifikasi ponselnya, Off mengabaikannya dan terdengar helaan nafasnya yang berat. Kepalanya sedikit pusing karena semalaman dia menenggak bir sampai tidak sadarkan diri. Off memperhatikan sekelilingnya, beberapa kaleng bir berserakan di lantai dan barang-barang lainnya yang hanya ia biarkan tergeletak seperti itu. Sepatu, bajunya, tas dan beberapa barang lainnya berhamburan di hampir semua tempat. Off memijat pelipisnya karena pusing, menutup matanya, kemudian memaksakan dirinya untuk kembali tidur. Ia sangat lelah, sampai rasanya lebih baik mati daripada hidup seperti ini terus-menerus.

"Oiii Off, ada apa dengan semua ini?" tanya Tay dengan tatapan jijik menatap kondisi apartemen Off saat ini.

Dia datang karena mengkhawatirkan Off yang beberapa hari ini tidak terlihat batang hidungnya di kantor. Banyak yang menanyakan keberadaannya, terlebih lagi melihat Gun yang beberapa hari ini terlihat lebih lelah daripada biasanya. Tay yang mengenal baik kedua orang itu sejak lama, jelas tau bahwa ada sesuatu yang telah terjadi. Dan benar saja, Off yang selalu peduli akan penampilan dirinya sekarang terbaring tidak berdaya dengan penampilan yang cukup memperihatinkan.

"Ternyata kamu Tay," Off tersenyum kecil dan menepuk-nepuk sofa di sampingnya agar Tay duduk di sana.

"Oii Off, sudah berapa hari kamu tidak mandi?" keluh Tay yang mencium bau tidak sedap ketika ia berada di samping Off.

"Tidak tau," jawabnya singkat.

"Aku membawamu beberapa bahan makanan untuk di simpan di dalam kulkas," ia menunjukkan kantong kresek yang tadi di bawanya,"tadi aku juga membeli makanan yang bisa kamu makan nanti siang, jangan terlalu banyak minum Off. Itu tidak baik untuk kesehatan," nasehat Tay padanya.

Pria itu lantas berdiri dari duduknya dan dengan langkah lemas mulai membersihkan beberapa barangnya yang berserakan. Tay pun ikut membantu, tanpa berniat untuk menasehatinya lebih jauh.

"Apa Gun yang menyuruhmu untuk membawakan semua itu?" Off bertanya dengan lemah.

Gerakan tangan Tay terhenti mendengar pertanyaan itu, dia menatap Off yang masih sibuk dengan barang-barangnya. Pria itu sepertinya tau kalau perhatian Gun untuknya masih tetap ada.

"Dia mengkhawatirkanmu," jawab Tay dengan wajah tertunduk berpura-pura sibuk membereskan barang Off"dia masih mengkhawatirkanmu meskipun dia sendiri yang seharusnya perlu dikhawatirkan."

"Apa dia baik-baik saja?" tanyanya lagi.

"Anggap saja begitu," jawab Tay tidak ingin memperpanjang masalah. Karena jika ia mengatakan keadaan Gun yang sebenarnya, mungkin Off akan semakin terpuruk.

"Sepertinya dia tidak baik-baik saja," ucapnya lemah. Kemudian Off mengambil ponselnya dan menunjukkan layarnya kepada Tay.

"Dia memblokir nomorku," ucapnya yang berusaha tersenyum.

"Aku tidak akan bisa membahagiakannya Tay, jadi kupikir lebih baik kami seperti ini. Aku juga meminta kepada P'Kwang untuk mengurus acara perpisahan kami dengan fans secara resmi, bulan depan acara pertunangan itu akan dilakukan. Jadi kami masih punya waktu untuk melakukannya." setetes air mata terselip di ujung matanya tanpa ia kehendaki, Off buru-buru mengusapnya lantas tersenyum ke arah Tay.

"Jadi berita tentang pertunanganmu itu benar?" tanya Tay penasaran.

Off mengangguk,"hanya saja, mungkin ini yang terbaik."

Tay cukup lama terdiam memikirkan sesuatu yang cukup tidak masuk akal baginya. Gun maupun Off memiliki permasalahan yang sama, keduanya saling mencintai hanya saja letak permasalahannya ada pada keduanya. Tanpa perlu dijelaskan pun Tay tau kalau keduanya memilih untuk tidak bersikap egois. Merelakan kisah cinta mereka berakhir tragis, agar orang-orang terdekatnya seperti keluarga tidak merasakan dampaknya.

Love and Tears (Offgun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang