Ini semua...
Mata bulat Gun menatap takjub apa yang ada di depannya. Kamar yang semula berisi foto-foto tentang Mook sekarang berubah menjadi foto-fotonya dan Off. Meski Gun tidak tau maksud dari semua ini, tapi harus ia akui bahwa ia merasa tersanjung. Kamar itu di desain sedemikian rupa, banyak hal yang Gun sukai ada di kamar itu. Dari mulai dekorasi dinding sampai warna kesukaannya pun, Off peruntukkan semua untuknya.
"Semua ini untukku?" Ia bertanya kepada pria yang sekarang hanya asyik menatapnya.
"Hmmm," pria itu mengangguk,"apa kau menyukainya?"
"Aku sangat menyukainya," Gun tersenyum lebar setelahnya.
Sebenarnya, Off bahkan tidak tau apa yang sebenarnya ia lakukan sekarang. Ini seperti bukan dirinya. Hanya karena ingin menyenangkan Gun, ia mengerjakan semua ini seharian penuh tanpa istirahat. Dia sampai memakai koyo di pundaknya karena terlalu kelelahan dan lebih anehnya lagi, melihat Gun yang terlihat menyukainya rasa lelah itu lenyap seketika. Off tidak bisa berhenti tersenyum melihat Gun yang mulai asyik mengitari kamar itu, sesekali ia berdecak kagum, sesekali pula ia tersenyum lebar sambil menunjukkan beberapa foto.
Hanya dengan melihat itu semua, rasa lelahnya cukup terobati."Ai'Off, N'Gun, makanan sudah siap," teriakan Arm terdengar dari arah dapur.
Off dan Gun langsung bergegas ke asal suara dan mendapati banyak makanan enak yang tertata di atas meja makan. Tay juga datang ke rumah Off hari itu karena kebetulan mereka berempat tidak ada jadwal. Jarang sekali mereka bisa berkumpul seperti ini, jadi jelas mereka memanfaatkan waktu ini sebaik mungkin.
"P'Arm, P'Tay, kenapa kalian terlihat sangat lelah? Bukankah kemarin kalian hanya beristirahat di rumah?" tanya Gun yang baru menyadari bahwa sedari tadi mereka terus mengeluh capek dan kurang istirahat.
"Tanya dia," kedua orang itu secara serempak menunjuk ke arah Off.
Pria itu menggaruk tengkuknya dengan canggung dan tersenyum ke arah Gun,"karena mereka yang membantuku mendekorasi kamar itu."
"Seharian penuh, tanpa berhenti, hanya diberikan makan seadanya, dia benar-benar kejam," keluh Tay berapi-api.
"Lihat! Punggungku penuh dengan koyo," Arm membuka bajunya dan menunjukkan itu pada Gun.
Tay pun melakukan hal yang sama dan mereka lagi-lagi mengeluh. Gun dan Off hanya saling berpandangan dengan heran, dua orang gila ini sekalinya mengeluh bisa membuat orang lain menjadi penjahatnya.
"Mereka sepertinya sangat kelelahan," Gun membenarkan bantal Tay agar ia bisa tidur lebih nyenyak. Sekaligus menarik selimut P'Arm agar menutupi dadanya.
"Papi, belum mau tidur?" tanyanya yang sekarang beralih perhatiannya ke Off.
"Mungkin sebentar lagi," jawabnya.
Kemudian, Off memberikan kode untuk Gun agar mendekat ke arahnya. Gun menurut dan sekarang sudah duduk berdekatan dengan Off.
"Kenapa Pi?" tanyanya polos.
Off langsung berbaring di pangkuan pria itu, tersenyum puas dan menggenggam erat tangan Gun.
"Aku juga lelah," ucapnya.
Mata itu kini terpejam sambil tersenyum. Akhir-akhir ini Off semakin sering menggodanya dan sebenarnya itu membuatnya tidak kaget lagi akan hal itu. Namun tetap saja, jika dilakukan secara tiba-tiba seperti ini dia tetap akan kaget. Gun lama terdiam, sampai sebuah kecupan mendarat ditangannya.
"Gun, bisakah tetap seperti ini untuk beberapa saat saja?" Ia bertanya dengan mata yang masih tertutup,"rasanya, aku tidak bisa jika harus jauh-jauh darimu."
![](https://img.wattpad.com/cover/318588100-288-k382505.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Tears (Offgun)
Fiksi PenggemarGun Atthaphan Phunsawat, salah satu aktor Thailand terkenal yang telah jatuh cinta pada lawan mainnya sendiri yakni Off Jumpol Adulkittiporn. Seorang pria yang berwajah tampan, yang mampu memikat wanita pun karena ketampanannya itu termasuk Gun send...