Aku mengikuti Pak Roman masuk ruang kepala sekolah. Mata seluruh siswa sudah menyerangku seperti buronan yang ketahuan kabur dari penjara. Satu minggu berlalu setelah kejadian Jeff brutal mendatangi sekolah. Semua pengajar lupa kalau aku belum menyelesaikan tugas tambahan, mereka fokus pada kasusku sekarang.
"Bapak gak bisa bantu kamu kali ini, yang Pak Alex minta hanya menjelaskan latar keluarga kamu saja, Liv. Ada data masuk menunjukkan kalau kamu bukan Olivia," terang Pak Roman setelah kami menginjak lantai empat. Ruang kepala sekolah berhadapan dengan ruang konseling di lantai empat.
"Saya akan jujur, tetapi saya minta kalau nanti Pak Alex mengeluarkan saya dari sekolah ini, Pak Roman belain saya, ya," pintaku.
"Akan saya coba."
"Terima kasih, Pak."
Pak Alex sudah siap dengan satu map merah berisi data-dataku yang diambil dari pencatatan sipil, aku tahu itu dataku karena jelas foto berlatar biru adalah wajahku dengan rambut sebahu. Foto itu diambil enam bulan lalu.
Sofa panjang berisi tiga pengajar yang aku sendiri tidak tahu namanya, sekarang menjadi empat orang dengan Pak Roman ikut menyandarkan punggungnya di sana. Aku duduk di kursi tunggal menghadap Pak Alex, kepala sekolah.
"Nama kamu siapa?" tanya Pak Alex saat pantatku baru mendarat di kursi, bahkan posisinya masih belum pas.
Aku menarik napas dalam. "Elena Gaura." Biar, semua orang akan tahu nama menyebalkan itu.
"Siapa Olivia Gaura yang mendaftar sebagai murid baru di sini?"
"Nama baru saya setelah saya mengalami Skizofrenia."
Pak Alex meneliti lagi dua data dengan wajah sama.
"Papa saya Gading Admaja. Seorang yeng berkecimpung di dunia narkoba. Kami aman karena diketuai langsung oleh irjend polri. Secara gampang, papa saya bos besar dan backingan kami adalah jendral tersebut. Papa punya banyak wilayah peredaran barang-barang tersebut, hingga satu kelompok yang diketuai Hercules mengajak papa saya bekerja sama. Karena papa susah payah menaklukan wilayah tersebut, papa menolak tawaran Hercules yang dinilai papa hanya menguntung pihak Hercules. Dari sini masalah dimulai.
"Jika saya bercerita detailnya pasti akan terlalu panjang. Jadi intinya William, putra kandung Hercules terbunuh karena mengetahui rahasia anak buah Hercules sendiri. Di mana anak buah Hercules akan membuat pembunuhan terhadap Hercules. Kematian William direkasaya seakan saya pelakunya. Dengan status kami yang saat itu pacaran, dan menghadiri pesta ulang tahun fiktif yang dirancang agar kami datang.
"William tertusuk pisau anak buah papanya, dan pisau itu juga menusuk saya, tiba-tiba pisau itu ada di telapak tangan saya. Dan saya menjadi tersangka. Hercules marah besar dan mengincar saya. Papa saya meninggal beberapa bulan yang lalu karena racun Hercules. Sekarang tinggal saya yang menjadi incarannya. Minggu kemarin, Jeff, tangan kanan Hercules mengacau sekolah karena saya ada di sini."
Aku mengembuskan napas kasar selesai bercerita singkat.
"Lalu siapa pria yang terkapar kemarin?"
"Romeo. Satu-satunya tangan kanan papa saya yang tersisa dari pembataian yang Hercules lakukan di rumah kami."
"Kenapa Aurel dan Rovel menjadi incaran mereka juga?"
Aurel adalah teman pertama saya saat masuk sekolah ini. Rovel, pernah menyelematkan saya waktu di kepung anak buah Hercules. Dari situ mereka berdua dengan keinginan mereka sendiri mau membantu saya kabur dari jangkauan Hercules."
KAMU SEDANG MEMBACA
ELENA GAURA
Teen FictionBagaimana bisa Rovel mengetahui kalau aku Elena Gaura anak seorang mafia besar. Padahal aku mencari kehidupan baru di kota ini sebagai Olivia Gaura, nama baru yang berarti kedamaian.