13

9.5K 335 10
                                    

"Gila mata gue udah nggak suci lagi pas liat kejadian itu"

"Nggak nyangka seorang Davin bisa senafsu itu"

Sudah tiga hari semenjak kejadian Hanif melihat adegan panas antara Davin dan Inara, dan selama tiga hari ini pembahasan Hanif selalu saja itu. Punya aib teman sendiri itu bisa jadi kunci untuk membully ketika berkumpul seperti ini.

"Vin ko lo bisa kaya gitu sih" Balas Kian so mendrama.

"Jangan jangan lo udah pernah--"

"Udah lah" 

Sebenarnya ini bukan sebuah prestasi yang bisa di banggakan tapi kenapa Davin merasa sombong kalo dirinya pernah merasakan surga dunia yang sudah dia pastikan teman temannya belum pernah kecuali Hanif. Ya maklum orang mereka semua rata rata cupu. Kalo Hanif sih dia udah punya istri makanya dia udah pernah merasakannya.

"Gimana rasanya? Enak ya?" Ledek Hanif lagi.

"Enak parah, lebih enak dari pada ngelakuin sendiri anjir" Balas Davin yang tiba tiba merasa punya teman satu frekuensi.

"Kalian beda berapa tau?" Ucap Ifeh penasaran, tidak sih lebih tepatnya Ifeh mengalihkan pembicaraan yang jujur dia sendiri sedikit risih dengan pembahasan sebelumnya mungkin karena dia perempuan satu satunya diantara yang lainnya.

"Empat"

"Busettt lumayan dong" Timbal Ace alias Agi Candra Ekayudi.

"Cewek yang kaya gitu maklum sih minta kaya gitu namanya juga lagi mateng matengnya" Kali ini Ifeh kembali berbicara tapi sayangnya Davin seperti tidak setuju dengan ujaran Ifeh.

"Hati hati Vin, jangan terlalu serius lo bisa di tinggal kapan aja sama dia. Perempuan dewasa bakal lebih milih yang mateng biasanya yang bisa ngebiayain shopingnya dia" Semua mendengar omongan Ifeh yang terdengar agak sensi. Tapi Davin tidak di tanggapi serius. Toh yang tau Inara sesungguhnya dirinya bukan teman temannya.

"Sans aja feh Inara gue mah beda" Sambil tersenyum membayangkan wajah Inara yang kesal jika perempuan itu mendengar perkataan Ifeh.

"Hallo" Jawab Davin pada seseorang yang sedang meneleponnya.

.....

"Sebentar ya" Dia berdiri berjalan ke arah pintu.

.....

"Ko?" Davin terheran pas melihat tampilan di balik pintu.

"Cepetan bantu ini lumayan berat" Omel Inara tapi Davin masih diam saja.

"Apa?" Tanya Inara sedikit sewot.

"Ko kamu cantik banget sih hari ini" Inara mendelikan mata sebal. Dari jaman dulu juga cantik kali.

Hari ini Inara memang sengaja berkunjung ke kantor Davin. Awalnya mereka mau pergi ngedate tapi karena Davin harus mengadakan rapat dadakan dengan teamnya jadi saja Inara berinisiatif datang berkunjung sambil membawa beberapa makanan untuk teman teman Davin.

"Ck apa sih" Melepaskan tangan Davin yang memeluk pinggang Inara tapi sayang Davin malah semakin merekatkannya.

"Ya Tuhan siapa lagi itu vin" Ace setengah berteriak melihat Davin membawa seorang perempuan.

"Pacar gue lah siapa lagi"

"Pacar ke berapa lagi vin perasaan yang kemarin bukan ini"

Inara yang mendengar itu menghentikan jalannya. Memandang Davin heran, bukan karena curiga pada Davin tapi herannya kenapa teman teman Davin tidak mengenalinya.

"Apaan sih ini Inara"

"Oalah ini mba inara?" Tanya Hanif sedikit kaget.

"Inara aja jangan pake mba" Balas Inara.

One Night Change ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang