#09

13.4K 427 7
                                    

Inara yang bosan sedari tadi terus memencet remot mencari film atau acara yang bagus untuknya di tonton. Tapi kenapa siaran televisi sekarang tidak ada yang menarik perhatiannya kebanyakan acara acara aneh pamer kebodohan atau saling umbar aib satu sama lain. Ada juga beberapa acara yang mengekspos orang orang yang jelas negatif memberi mereka kesempatan untuk tampil di acara nasional. Aneh bukannya acara TV itu harusnya menampilkan orang orang yang menghibur dan menginspirasi.

Inara melihat kembali ke arah Davin yang masih sibuk dengan beberapa piring cuciannya. Setelah acara sarapan mereka Inara dan Davin kembali berbeda pendapat. Davin kekeh tidak akan membiarkan Inara pergi mencuci piring. Inara adalah tamunya jadi biarkan kali ini dia juga yang mencuci piring. Sedangkan Inara yang merasa tidak enak hati terus memaksa Davin untuk mengizinkannya mencuci piring. Tapi perdebatan itu dimenangkan Davin, makanya sedari tadi Inara menonton TV karena bosan.

Bosan dengan TV yang tidak seru Inara sekarang beralih ke handphonenya membuka aplikasi lalu mengscrollnya. Cukup seru apalagi saat Inara menonton beberapa konten idolanya yang bertindak lucu jauh ketika mereka berada di atas stage yang selalu saja terlihat keren. Saking asiknya Inara tidak sadar kalau Davin sudah selesai dengan pekerjaannya, Davin berjalan ke arahnya dengan dua cup ice cream ditangannya.

"Dingin.." Eluh Inara saat ice cream tersenyum menyentuh pipi Inara.

"Mau?" Pake ditanya ya Inara pasti mau lah dengan cepat Inara membukanya. Lalu memakannya dengan mulut yang terus saja tersenyum.

Lucu. Inilah ungkapan Davin saat melihat Inara yang bertindak imut, sebuah moment langka bagi Davin melihat tingkah Inara seperti itu. Rasanya dia ingin memeluk erat Inara saat ini juga dan tidak akan membiarkannya pergi.

Davin duduk di sebelah Inara agak setengah memiringkan badannya lebih condong ke arah perempuan itu. Tangannya tiba tiba terjulur menarik tubuh Inara membuat sang empu kaget. Davin mengikis jarak antara keduanya dengan posisi Davin yang seperti memeluk Inara dari belakang. Entahlah Inara mendadak tegang dan canggung dalam diam Inara terus memakan ice creamnya. Keduanya menikmati ice cream dengan keadaan sunyi, mereka tengah asik dengan pikiran pikirannya.

"Ra?"

"Hemm"

"Lo bisa rasain detak jantung gue nggak ra?" Bukannya jawab Inara malah lebih memundurkan tubuhnya ke dada Davin, diam diam dia merasakan apa yang Davin rasakan. Benar detak jantung Davin berdetak kencang yang secara otomatis detak jantungnya juga ikut berdetak menyesuaikan irama Davin. Karena merasa gugup Inara berdiri melepaskan diri dari pelukan Davin.

Inara juga buru buru kembali mengambil handphonenya so sibuk padahal Inara hanya mengscroll scroll ig saja. Pikiran dan hatinya sedang tidak beres akibat laki laki di sebelahnya ini. Tiba tiba Inara di kejutkan lagi dengan tingkah Davin yang tiba tiba menaruh kepalanya di paha Inara. Mukanya ia sembunyikan di perut Inara tangannya pun ia julurkan kembali untuk memeluk tubuh perempuan itu.

"Vinn... " Rengek Inara yang risih dengan kelakuan Davin.

"Bentar ra lima menit aja deh" Oke Inara pikir lima menit bukan waktu yang lama kali ini dia mengizinkan Davin disana.

"Inara"

"Artinya kebahagiaan" Ucap Davin pada dirinya sendiri.

"dan lo juga bawa kebahagiaan buat gue" Inara diam bingung mau merespons apa.

"Gue mau bahagia terus sama lo ra" Ucap Davin masih dengan posisi yang sama wajahnya benar benar di tenggelamkan di perut Inara karena malu telah mengatakan kata ini.

"Kalo Davin artinya apa?" Tanya Inara tanpa Davin duga tapi yang buat Davin kaget tuh bukan pertanyaan Inara tapi usapan lembut Inara di kepalannya.

"Hehe nggak tau" Jawab Davin cukup gugup. Inara yang melihat itu jujur gemas ingin mencubit Davin karena tiba tiba Davin terlihat jauh lebih muda dari biasanya.

One Night Change ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang