#10

14.9K 503 25
                                    

Masih pagi Inara sudah dibuat pusing dengan tingkah Davin. Berawal dari bangun tidur yang menemukan Davin dengan santainya memainkan payudaranya. Terus di lanjut dengan beberapa tingkah mengesalkan Davin yang terus saja mengambil berbagai kesempatan dalam kesempitan. Lalu sekarang Davin merengek padanya seperti anak kecil yang tidak mau ditinggal ibunya.

Tadi Inara dapat pesan dari Mbak Friska entah mau apa tapi perempuan calonnya Arka ini ingin bertemu mendadak dan yang buat Inara kembali berpikir adalah Friska memintanya merahasiakan pertemuan mereka pada Arka. Davin yang tau kalau Friska ingin bertemu dengannya menolak keras. Bukan karena apa apa tapi sebelumnya Inara sudah janji pada Davin kalau hari ini mereka akan pergi dating layaknya orang pacaran sungguhan, dan Davin tidak ingin kesempatannya hilang tentu saja Davin menyuruh Inara menolak tawaran Friska. Lagian entah kenapa Davin jadi takut kembali kalau hati Inara tiba tiba berpaling ke Arka lagi. Tapi dasar Inara perempuan keras kepala mana bisa di kasih tau Inara lebih memilih bertemu Friska dari pada pergi dengan Davin. Disinilah mereka sekarang di salah satu cafe yang sedang banyak di gemari semua kalangan ini.

"Jadi ada apa yang mbak? Ada yang mau mbak Friska omongin ke aku?" Tanya Inara memulai pembicaraan. Inara melihat ekspresi wajah Friska yang terlihat sangat bingung dan gelisah.

"Oh atau ini masalah pernikahan mbak Friska yang nggak jadi aku bantu"

"Aduhh mbakk saya minta maaf banget ya temen saya nolak ngedesign baju pernikahan mbak Friska dan mas Arka".

"Terus soal urusan yang lainnya saya juga nggak bisa bantu lagi banyak kerjaan di kantor" Bohong Inara walaupun merasa tidak enak menolak keinginan Friska dan Arka. Tapi mau gimana lagi dia sudah tidak mau ada urusan dengan kedua orang itu, takutnya hati Inara masih belum kuat melihat itu.

"Kamu suka Arka?" Tanya Friska tanpa basa basi terlebih dahulu. Kedatangan Friska bukan untuk membicarakan tentang pernikahannya yang ada kemungkinan tidak akan terjadi. Beberapa hari ini hubungan Friska dan Arka sedang tidak baik. Sebenarnya Friska mulai curiga dengan perasaan Arka dari pada dia pusing sendiri lebih baik Friska menanyakan langsung pada Inara.

Inara di buat kaget dengan pertanyaan tiba tiba Friska. Bukan cuman Inara tapi Davin yang duduknya tidak jauh dari keduanya juga di buat kaget. Sekarang bukan lagi hanya kaget tapi Davin sendiri di buat cemas takut dengan jawaban Inara.

"Mbak Friska kenapa tanya kaya gitu ya?"

"Jawab aja ra" Ucapan Friska kali ini cukup tegas berbeda dari Friska biasanya yang lemah lembut.

"A--aku sebenernya---"

"FRISKA!" Panggil seseorang yang tiba tiba datang dengan muka panik. Orang itu adalah Arka yang langsung berjalan menuju Friska dan Inara. Friska tidak peduli dengan kedatangan Arka dia malah kembali mendesak Inara untuk menjawab pertanyaannya.

"Jawab Inara! Kamu suka sama Arka nggak?"

"Friska kamu apa apaan?"

"Mas suka sama Inara?" Friska malah balik menodong Arka. Pikirannya mulai kacau dia butuh kejelasan dari rasa curiganya.

"Nggak sayang, nggak pernah. Mas nggak pernah sekali pun punya rasa suka sama Inara dari dulu sampai sekarang. Mas nggak suka Inara" Mendengar Arka menjelaskan pada Friska secara jelas membuat Inara diam diam tersenyum kecut. Inara tau dari dulu Arka tidak pernah meliriknya sedikit pun tapi kenapa mendengar Arka mengatakan hal tersebut secara langsung membuatnya sakit hati.

"Mas kan cintanya sama kamu aja"

"Tapi kenapa mas selalu nunt--" Ucapan Friska di potong Arka.

"Maapin mas sayang itu salah mas" Memeluk Friska dengan hangat yang tentunya di balas Friska. Davin menghela nafas malas menyaksikan drama sang kaka. Tapi pandang Davin tiba tiba berubah ke arah perempuan yang tengah berdiri kaku dengan kepala menunduk. Davin segera menarik Inara secepatnya pergi dari tempat itu terutama dari Arka dan Friska.

One Night Change ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang