"Baru inget jalan pulang kamu ya? Kemarin kemarin lupa punya ibu sama ayah iya?" Omel sang ibu saat melihat putri tunggalnya menginjakan kaki di rumahnya.
"Bu jangan dulu ngomel ini Ara baru banget pulang loh" Inara lebih sering di panggil Ara ketika ia berada di rumahnya, kadang ada beberapa temannya yang ikut memanggilnya dengan nama Ara salah satunya yaitu Arka.
"Ya abis kamu tuh kaya kacang lupa kulit, udah sukses di Jakarta eh lupa sama ibu ayahnya"
"Ara nggak kaya gitu ya bu kesannya Ara tuh kaya anak durhaka. Baru juga sekali nggak pulang, bulan kemaren Ara pulang" Bela Inara tidak terima dengan perkataan ibunya
"Bulan kemaren kemarennya lagi" Timbal sang ibu.
"Emang Jakarta Bekasi sejauh apa sih? Harusnya kamu tuh pulang dua minggu sekali bukannya sebulan sekali mana kadang lebih dari tiga bulan sekali" Lanjut ibu Inara
"Bu udah nggak malu apa di depan pintu malah ngomelin anaknya yang baru pulang" Lerai sang ayah yang langsung di sambut pelukan hangat dari anaknya itu.
"Tuh dengerin bu, malu" Ledek Inara yang setelah itu langsung lari masuk kamar saat melihat tangan ibunya yang siap memukulnya.
"BU ARA MAU REBAHAN DULU BENTAR
BADAN ARA PEGEL SEMUA JANGAN GANGGU ARA BENTAR YA" teriak Inara dari lantai atas"Kamu ini datang kesini cuman mau rebahan aja gimana mau cepet gendong cucu kalo gitu" Cibir ibu Inara yang selanjutnya tidak kalah teriak dari anaknya.
"BU.."
"IYA AWAS AJA KAMU KEBABLASAN REBAHANNYA INGET KITA MAU ANTER ARKA KE RUMAH CALONNYA"
"INARA JAWAB IBU!"
"IYA BU NISA YANG CANTIK"
Berbalik dengan sang istri yang malah mengomeli semua tingkah anaknya sang ayah malah tertawa melihat itu rumahnya kini kembali terisi. Kadang perdebatan antara anaknya dan istrinya adalah hal yang paling ia rindukan ketika rumah mulai sepi.
Tokkk tokkk
"Ara! Bangun! Ayo cepetan kita mau ke rumah Arka sekarang nanti kita di tinggal"
Tokk tokkk
"Ara!" Yang di panggil hanya bisa diam di pojokan dengan tatapan kosong dia bingung serba bingung semuanya datang dengan cepat. Pertunangan Arka, dia yang kehilangan keperawanannya. Kedua orang tuanya yang tidak tahu apa apa membuat Inara sedih seolah dirinya benar benar tidak bisa menjaga diri. Sebenernya sedari tadi Inara tidak tidur hanya sedang memikirkan bagaimana nasibnya kedepan.
Tokkk tokk
"INA--"
"Iya bu Ara siap siap dulu bentar" Ucapnya setengah berteriak lalu tangannya sedikit menghapus sisa air matanya yang sempat keluar.
Inara keluar kamar menggunakan baju modelan kebaya modern berwarna hitam. Hanya baju ini yang cocok di pakai Inara untuk ke acara resmi macam tunangan, ini tuh baju zaman dia SMA untung masih muat juga.
"Ya ampun si cantik kesayangan tante pulang juga, tante kira kamu nggak bakal datang sayang" Panggil Mamihnya Arka memeluk Inara hangat.
"Dateng dong tante kan ini acara pentingnya Mas Arka"
"Makasih ya sayang" Ucap mamih Arka sambil mengelus pipi kanannya
"Oh iya kamu mau bantuin tante nggak? Tolong pindahin kue yang ada di meja sana ke wadah ini terus simpen deh di mobil" Inara mengangguk sambil berjalan mengikuti ucapan tante Melda
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Change It
RomanceNasib Inara bisa berubah hanya dengan satu malam. Semua ini gara gara dia bertemu Davin laki laki berusia empat tahun di bawahnya yang sialnya Inara juga harus kehilangan keperawanannya di tangan Davin. Awalnya Inara akan melupakan kejadian itu dan...