"Welcome to Labuan Bajo"
Akhirnya Inara sampai juga di Labuan Bajo. Dari dulu Inara sangat ingin pergi ke sini. Hanya saja tidak pernah terwujud. Bisa di bayangin kan seberapa senangnya Inara apa lagi kali ini di temenin suami berondong tercinta. Ciee dah resmi jadi suami hehe.
"Yang capee" Keluh Davin saat sampai di penginapan dan langsung merebahkan diri di kasur.
"Dih jangan dulu tiduran mandi dulu sana bau keringet tau"
"Ngapain mandi sekarang kan nanti juga mau mandi lagi" Menggerakkan halisnya naik turun.
"Nggak sekarang ya cape badan aku mah remuk apa hah?"
"Yahh kan kita kesini mau honey moon sayangku inara"
"Iya tapi nggak sekarang juga masa baru dateng udah enak enak aja"
"Mau istirahat dulu, mau makan dulu jalan jalan dulu" Davin menghentakkan kakinya di udara dengan bibir yang di buat maju.
"Udah nggak usah di maju majuin emang kamu pikir lucu apa?"
"Au ah sebel punya istri hobinya ngomel bukan layanin suami"
"Udah jadi suami tapi kelakuan masih bocil"
"Kan emang aku bocil sayang kamu lupa kamu nikah sama berondong beda empat tahun"
"Kalo masih bocil jangan dulu ngajak nikah orang"
"Situ sendiri yang pengen cepet cepet di nikahin"
"Kamunya aja yang kebelet kawin"
"Iya emang aku kebelet pengen enak enak sama kamu tiap hari tapi baru sehari jadi suami istri kamu udah nolak aku"
"Ko ngegas sih"
Brakk
Pintu kamar mandi Davin banting awalnya Davin memang biasa saja meladeni semua perkataan Inara yang dia selingi balik dengan bercanda tapi ko lama lama emosi juga ya. Apa karena si junior di tolak masuk sangkarnya.
"Dasar abg labil" Inara berkata setengah berteriak sengaja biar Davin dengar.
"Nggak ada abg yang udah punya kerja dan kantor sendiri" Balas Davin kembali emosi.
Akhirnya air dingin keran membantu Davin menghilangkan rasa panasnya. Walaupun masih merasa dongkol sendiri, dia dan Inara kan mau honeymoon di sini masa iya Inara malah menolaknya. Setelah puas Davin keluar kamar mandi dengan pakaian yang sudah lengkap. Davin sedikit mengernyitkan dahi saat tidak menemukan Inara disana.
Langkahnya memburu mencari sosok cantik yang sudah resmi menjadi istrinya itu. Bibirnya tertarik ke atas saat menemukan Inara tengah berdiri di arah kitchen. Tangan Davin terulur ke arah istrinya itu menarik tubuh perempuan itu pelan.
"Kamu udah mandi?" Tanya Davin dari arah belakang lalu mencium area leher dan pundak Inara yang terbuka lebar karena saat ini dia sedang memakai atasan tanpa lengan yang hanya di tali ke atas lehernya saja.
"Udah tadi di kamar mandi bawah"
"Kenapa nggak bareng aku aja tadi" Perasaan tadi mereka bertengkar kecil deh tapi lihat sekarang Davin malah bertingkah manja pada istrinya itu.
"Yang ada malah nggak bersih bersih" Davin terkekeh.
"Lagi bikin apa sih?"
"Kopi mau?" Davin menggeleng.
"Lagi nggak mau kopi"
"Terus maunya apa?"
"Mau susu"
"Susu dingin? Bentar aku ambilin" Mencoba melepaskan pelukan Davin
"No honey, mau susu yang dari sumbernya langsung" Tanpa tunggu apa apa Davin langsung menenggelamkan mukanya pada kedua dada milik Inara. Inara yang mendadak di serang hanya bisa berdesis ngilu.
"Kamu nggak pake bra?" Inara menggeleng
"Sengaja mau mancing aku iya kan?"
"Pikiran kamu kayanya kotor terus deh"
"Iya gimana nggak kotor orang punya istri macam kamu" Inara memutarkan matanya malas.
"Yang ayoo dong mauu" rengek Davin membuat Inara ingin tertawa sendiri masa ngajak gituannya pake ngerengek sih dasar bocil.
"Aku udah tepatin janji aku ya bawa kamu kesini, sekarang giliran kamu tepatin janji kamu. Dah lama loh yang aku puasa"
Cup
Inara mencium bibir Davin tiba tiba membuat sang empu diam mendapat serangan mendadak dari sang istri.
"Bawel banget sih punya suami bocah" Lalu beranjak pergi masuk kamar.
"Vin ko bengong katanya mau" Ujar Inara setengah berteriak dari depan pintu kamar.
"I am comingg babyy" Teriak Davin dengan senyum yang sangat lebar. Bahkan Davin sampai perlu berlari menuju Inara.
Terdengar suara pintu di banting oleh Davin lalu selang beberapa menit terdengar suara tawa dari Inara.
Habislah Inara malam ini, Inara hanya bisa berdoa semoga besok pagi dia masih bisa jalan agar bisa jalan jalan berwisata di Labuan Bajo ini.
Benar kata Inara Davin tidak berhenti sudah berapa kali dia dapat pelepasan tapi tidak puas puas berbagai macam gaya sudah mereka lakukan dan di berbagai sudut rumah. Inara pun terus melayani suaminya itu hingga fajar menjelang.
"I love youu" Ujar Davin sambil menggulingkan tubuhnya di pinggir Inara dan memeluk perempuan itu lembut.
"I love you much more" Jawab Aletta membalas pelukan Davin tidak kalah hangat.
"Ra?"
"Iya"
"Makasih ya udah mau jadi istri aku" Mengusap lembut pipi Inara dengan tatapan yang tidak lepas dari istrinya itu.
"Kata orang aku masih labil dan jauh dari sikap dewasa. Kalo sewaktu waktu aku bersikap childish dan keluar dari jalur yang kita harapkan, kasih tau aku ya. Tolong ingatkan aku nanti"
"Ada sebagian orang bilang umur hanyalah sebuah angka, tapi itu bener loh. Buktinya walaupun aku lebih tua dari kamu bukan berarti pikiran dan sikap aku jauh lebih dewasa dari kamu. Mungkin sewaktu waktu bisa aku yang kekanakan jadi jika itu terjadi juga jangan lupa ingetin aku juga yaa"
"Jadi kita sama sama belajar yaa" Sambung Inara.
"Iya sayang kita sama sama belajar buat jadi suami dan istri yang baik buat rumah tangga kita"
"Hidup itu nggak ada yang instan semuanya perlu proses jadi kita nikmati semua prosesnya sama sama ya"
"Iya sayangg kenapa baru sehari jadi suami kamu dah berubah jadi dewasa gini. Makin sayang kan aku jadinya" Inara kembali memeluk Davin bahkan kali ini kepalanya ia tenggelamkan ke leher Davin.
"Aww Davin" Teriak Inara mendorong tubuh Davin saat dia merasakan sesuatu di bawah sana.
"Abis kamu goda sih jadi yang di bawah mau lagi"
"Yuk sekali lagi" Lanjut Davin merayu Inara.
***
Gaes aku mau kasih kabar baik nih setelah berabad abad tidak pernah update xixixi kali ini aku dateng lagi sama kabar baik nihh
Pertama, aku mau mulai aktif lagi di wattpad cerita ini Inara-Davin mau aku update lagi setiap minggunya
Kedua, cerita Aletta-Orion "The Opportunity" mau aku re upload antara 2-3 hari sekali
Ketiga, cerita "The Opportunity" juga mau naik cetak nih kira kira ada yang mau ngoleksi bukunya nggak yaa?
Tunggu aku update selanjutnya yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Change It
RomanceNasib Inara bisa berubah hanya dengan satu malam. Semua ini gara gara dia bertemu Davin laki laki berusia empat tahun di bawahnya yang sialnya Inara juga harus kehilangan keperawanannya di tangan Davin. Awalnya Inara akan melupakan kejadian itu dan...