#04

17.8K 570 19
                                    

"Lo apa apan sih pake ngaku kita pacaran segala?" Omel Inara sesaat setelah menyeret Davin menjauhi Arka

"Lah emang iya kita pacaran?"

"Kapan jangan ngadi ngadi deh loh"

"Ck. Siapa yang ngadi ngadi Inara sayang toh emang kita pacaran dari kemarin malam"

"Emang lo ada nembak hah?"

"Oh lo pengen di tembak, gue pikir nggak usah ada tembak menembak setelah kejadian yang kita lalui kemarin" Ucap Davin enteng malahan Davin kembali membayangkan apa yang terjadi kemarin.

Plakk

"Nggak usah di bayangin" Menampar pipi Davin pelan. Davin segera mengelus pipinya sambil meringis.

"Gini ya gue bicara pelan pelan biar lo paham. Kejadian kemarin itu cuman ketidak sengajaan kita. Lo lupain itu dan gue juga bakal lupain"

"Nggak bisa dong ra, gue nggak bisa lupain itu ya lo pikir mudah lupain suara desahan merdu lo. Gue nggak mau lupain kejadian panas kita"

"Sinting lo"

"Emang gara gara lo Inara"

"Ck.udah deh vin apa susahnya sih lupain"

"Lo juga apa susahnya sih kalo gue mau tanggung jawab"

"Tanggung jawab? Nggak usah gue kan nggak hamil" Inara masih saja menolak keras Davin, ya pikir saja bocil macam Davin mana bisa sih tanggung jawab. Tipe seperti Davin itu masih suka main sama nongkrong sama teman temannya, dia belum siap berumah tangga.

"Lo ko ngeyel terus sih ra kan belum tau lo hamil atau nggak, dan kemungkinan lo hamilnya juga lumayan besar waktu itu kan gue ngeluarinnya di dalem mana lebih dari sekali" Fakta baru yang baru Inara ketahui bocil berengsek ini mengeluarkan cairannya lebih dari sekali kali di dalam Inara. Dia pikir cuman sekali. Sempat kaget tapi Inara buru buru memasang wajah datar kembali.

"Tenang aja gue udah makan obat anti hamil ko"

"Tapi In--" Ucapnya terpotong ketika jari telunjuk Inara di letakan di bibirnya.

"Ssstttt stop" Potong Inara

"Pokonya lo ikutin kata kata gue, lupain dan anggap nggak pernah terjadi apa apa dengan kita. Oh iya jangan ngaku ngaku kita pacaran lagi terutama di depan Mas Arka" Ancam Inara final. Davin menjauhkan tangan Inara dari wajahnya dengan muka kesal karena mengerti situasi yang terjadi.

"Gue ngerti sekarang, lo suka sama mas Arka kan?" Tebak Davin dengan muka kesal. Inara yang awalnya berniat pergi kembali menengok ke arah Davin.

"Ra inget mas gue udah punya calon masa iya lo masih saja suka sama mas Arka."

"Kalo gue bener suka emang kenapa hah? Toh gue masih punya kesempatan buat dapetinnya sebelum janur kuning melengkung"

"Ra lo jangan maen maen deh, nggak usah ganggu mas arka dia udah nemuin kebahagiaannya. Lo harusnya move on bukannya malah pengen jadi pelakor"

"Udah deh lo nggak tahu apa apa soal gue" Inara berputar arah dia lelah berdebat dengan Davin yang tidak mau kalah dengannya yang sama sama keras kepala. Sebenernya Inara juga kepalang malu karena Davin akhirnya mengetahui kalau Inara tuh suka sama Arka, makanya sedari tadi dia sewot menutupinya.

"Selangkah lagi lo ngelangkah, gue buat lo hamil sekarang juga biar nggak ganggu hubungan orang" Ancaman Davin kali ini sukses buat Inara diam di tempat. Perempuan itu berbalik lagi ke arah Davin dengan mata nyalangnya. Tangan Inara diangkat keatas niatnya akan menampar wajah tampan Davin tapi lagi lagi tidak berhasil.

One Night Change ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang