16

7.9K 324 22
                                    

"Awww"

"Pelan pelan dong"

"Makanya kalo nggak bisa berantem jangan sok tonjok orang" Omel Inara yang saat ini tengah mengobati jari jari Davin yang lecet akibat nonjok Arka.

"Ya siapa sih yang nggak marah pacarnya di cium sembarangan"

"Suttt udah jangan di bahas lagi"

"Apa kamu seneng ya di cium Arka?"

"Aww"

"Sakitt"

"Ya makanya jangan nuduh orang sembarangan"

"dah ah selesai" Inara tersenyum melihat hasil karya perbannya. Davin malah menggeleng perasaan yang sakit cuman jari jarinya deh. Eh ko ini malah sampai sikut.

"Kamu mau kemana?" Tanya Davin melihat Inara beranjak dari duduknya.

"Jangan bilang kamu mau obatin Arka"

"Hehe"

"Sekali lagi ngelangkah aku unboxing sekarang juga"

"Uuhh takut jadi pengen di unboxing sekarang" Goda Inara sambil mencubit kedua pipi Davin gemas. Davin memincingkan matanya tapi di mata Inara Davin tetap lucu dalam ekspresi apapun. Kecuali ketika menonjok Arka.

"Dah ah mau pulang" Dorong Inara saat Davin merangkul pinggangnya.

"Tadi aja so soan ngegoda sekarang malah mau pulang"

"Dih emang kamu mau tubuh aku di lihat mas Arka"

"Nggak lah!"

"Ya udah aku mau pulang"

"Sorry nggak bisa anterin"

"It's okay nanti begitu sampe aku chat kamu" Inara membereskan tasnya lalu berjalan ke arah pintu yang di ikuti Davin.

"Kenapa?" Davin memegang tangan Inara seperti tidak ingin melepaskannya.

"Mau hapus dulu bekas Arka" Davin berbicara sambil memajukan bibirnya. Sumpah Inara tidak kuat melihat Davin merajuk kaya gini.

Cup~

Inara maju dan mencium bibir Davin sebentar hanya sebatas kecupan. Tapi bibir Davin malah tambah maju setelah Inara melepaskannya.

"Lagi"

"Dihh di kasih hati minta jantung, dah ah mau pulang"

"Sayangg" Rengek Davin yang akhirnya Inara kembali maju, Davin menahan tengkuk Inara melumatnya bibir wanita itu dengan lembut seperti biasanya.

Davin menutup pintu setelah Inara benar benar pergi. Bibirnya terus tersenyum seperti baru pertama kali jatuh cinta.

"Udah sejauh mana hubungan kamu sama Inara?" Arka tiba tiba muncul menodong Davin.

"Menurut lo kaya gimana?"

"Inara suka sama gue" Bukannya menjawab pertanyaan Davin Arka malah memancing Davin.

"Tau gue, tapi sekarang dia udah nggak suka lagi sama lo. Cintanya udah punya gue" Jarang sekali Davin Arka bilang gue lo satu sama lain. Orang tua mereka mendidik sangat keras mengenai sopan santun termasuk bahasa tapi sekarang sepertinya sudah terkecualikan.

"Gue nggak tau gimana reaksi mamih pas tau lo pacaran sama Inara"

"Ya paling di suruh tanggung jawab"

"Biasa aja kali jawabnya, lagian di hari gue cuman ada Friska doang"

"Alah bukannya Friska baru aja putusin lo" Iya seperti itu lah hubungan kaka adik yang jauh dari kata damai. Arka dan Davin sebenarnya sering sekali terlibat perang dingin seperti ini.

One Night Change ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang