35

11 2 0
                                    

"Kamu gapapa?"

"Gapapa sih kak, cuman awalnya aku pikir kita bakalan dihukum gara-gara kita pacaran."

"Kalau aku udah tau respon mereka apa, jadi aku santai aja, Re."

"Ya wajar lah kalau kamu, kan kak Sean deket sama alumni dari beberapa angkatan. Kalau aku? Aku kan baru banget di Osis."

"Kamu tenang aja Re, selama kita bawa hal positif, semua bakalan baik-baik aja."

"Iya kak, makasih ya kak kamu bikin aku selalu tenang."

"Sama-sama Re, yaudah kamu sekarang tidur, istirahat, pasti cape banget karena acara SeniOr tadi."

"Kamu juga ya kak."

"Iya Re, yaudah Re tidur. Selamat malam. Mimpiin aku ya."

"Selamat malam kak Sean, mimpiin aku juga."

"Re,"

"Iya kak?"

"Love you,babay"

"Love you too."

Tut tut tut

Setelah sambungannya terputus, Reva segera menaruh ponselnya di atas meja belajar. Ia bergegas menuju tempat tidur. Ketika hendak memejamkan mata tiba-tiba terdengar suara pintu kamarnya terbuka setelah diketuk.

"Reva adikku sayang, lo udah tidur?"

Reva terperanjat. Ternyata itu suara Rendra kakaknya. "Ada apa bang? Tumben lo belum tidur."

Rendra menggaruk tengkuknya lalu duduk di atas kasur Reva.

"Gue curiga, lo ada mau nya ya?" tanya Reva.

Rendra tertawa sembari mengelus kepala Reva. "Tau aja lo,"

"Yaudah ada apa bang?" tanya Reva.

"Besok temenin gue yuk ke mall, gue mau cari sesuatu nih buat Raisya." jawab Rendra.

"Terus gue dapet apa kalau gue anterin lo ke mall?"

Rendra berpikir sejenak. "Emm, lo gue traktir lo apapun yang lo mau, gimana?"

"Okeyy deal." ucap Reva. Keduanya langsung bersalaman.

"Eh tapi lo gak ada rencana sama cowok lo kan besok?"

Reva melirik Rendra. "Bentar, lo tau dari mana kalau gue punya cowok?"

Rendra menyunggingkan senyumnya. "Lo lupa kalau lo punya abang yang jago mata-mata di kesatuannya?"

"Bang gue serius. Lo tau dari mana?" tanya Reva dengan wajah paniknya.

"Instagram cowok lo lah, dia posting foto kalian. Ngetag lo juga." jawab Rendra santai.

"Apa? Terus lo kenapa bisa sampai tau begitu?"

"Gue pegang Instagram lo," jawab Rendra.

"Sejak kapan? Kenapa bisa?"

Rendra menepuk dahinya. "Lo gak inget? Lo pernah pake hp gue buat buka instagram, karena hp lo rusak."

"Ah iya bener, lo kenapa gak logout aja sih bang, kenapa lo masih pegang coba." protes Reva.

Rendra mengedikkan bahunya. "Untuk kepentingan pribadi."

"Kepentingan pribadi apa coba? Apa untungnya buat lo?"

"Lo tau? Kita Ldr bertahun-tahun, selama itu lo pikir gue gak kangen sama gak khawatir gitu sama lo? Jelas gue khawatir, gue pengen adik gue itu baik-baik aja, gue gamau lo jatuh cinta ke orang yang salah," jelas Rendra.

Reva tertunduk mengerucutkan bibirnya.

"Kalau sampai suatu saat nanti lo punya pacar, dan lo disakitin sama dia, gue ngerasa gagal jadi seorang abang, gue juga gak akan maafin dia."

Reva terharu mendengar penjelasan dari Rendra. Ia langsung memeluk kakaknya hangat. "Gue gak akan kasih tau papah kalau lo deket sama cowok, atau bahkan lo pacaran sama cowok. Tapi lo janji sama gue."

"Janji apa bang?" tanya Reva.

"Lo harus bisa bagi waktu, inget apa kata papah okeyy." Reva mengangguk.

"Yaudah, sampai besok adikku tercinta. Bay," ucapnya setelah mencium puncak kepala Reva. Ia merasa lega lagi karena kakaknya bisa diajak kerja sama.

...

Sudah sekitar dua jam Rendra dan Reva memutar seisi mall untuk mencari barang yang diinginkan Rendra. Rendra bahkan sudah hampir putus asa karena barang nya tak kunjung ketemu.

Kaki Reva sudah lumayan pegal, ia berpegangan pada lengan kekar Rendra. Sementara Rendra masih asyik melihat kesana kemari. Ada salah satu toko yang belum ia kunjungi, kebetulan toko tersebut ada di paling ujung.

"Re, itu disana ada satu toko, gue belum cari kesitu. Cobain yok." ajak Rendra.

"Yaudah ayo," jawab Reva singkat.

"Tenang Re, abis gue nemu barangnya gue langsung traktir lo apa aja yang lo mau, okeyy?". Reva mengangguk sebagai jawaban.

Keduanya bergegas masuk ke dalam toko tersebut. Setelah mencari kesnaa kemari, Rendra berhasil menemukan sebuah jaket yang ia inginkan. Jaket couple untuknya dan Raisya. Ini akan menjadi hadiah untuk merayakan 3 tahun bersama. Dan tahun ketiga ini, Rendra dan keluarganya bernecana akan melamar Raisya dalam waktu dekat.

"Akhirnya nemu juga," gumam Reva sembari melihat kearah Rendra yang tengah membayar di meja kasir.

Ia mengedarkan pandangannya ke arah lain. Terkejut, adalah satu kata yang tengah ia rasakan saat ini. Matanya menangkap seorang laki-laki dan perempuan yang tidak asing tengah memilih baju di pojok sana.

"Yuk, lo mau belanja apaan biar gue traktir." tegur Rendra. Ia keheranan melihat wajah adiknya yang cemberut. Padahal beberapa menit lalu, adiknya masih ceria karena tidak sabar ingin di traktir olehnya.

"Bang, gue mau pulang." kata Reva datar.

"Terus ini traktirnya gimana? Gak jadi?" tanya Rendra.

"Lain kali aja bang, gue lagi gak mood. Yuk pulang." Reva menarik lengan Rendra dengan sedikit paksaan.

Rendra tak bisa bilang apa-apa. Ia hanya berjalan mengikuti langkah Reva. Sampai akhirnya di parkiran pun, Reva masih diam dan cemberut.

Sembari menyetir, sesekali Rendra melirik adik kesayangannya itu. Memastikan wajahnya apakah masih cemberut atau tidak. Ternyata masih sama saja.

"Lo kenapa dek? Gue kelamaan ya belanjanya? " tanya Rendra basa-basi.

Reva menggeleng. "Gapapa kok bang, lo fokus nyetir aja, gue gapapa kok."

Rendra tau betul sifat perempuan, seketika ia teringat perkataan kekasihnya, Raisya.

"Nih ya Ren, kamu tau kan kalau perempuan itu susah ditebak. Moodnya kadang naik turun, pengaruhnya banyak, gak cuman dia lagi datang bulan aja. Kamu sebagai laki-laki, harus peka sama pasangan kamu. Pertama, kalau perempuan tiba-tiba badmood, berarti dia bisa jadi lagi datang bulan, pms gitu, atau bisa jadi lagi melihat sesuatu yang gak seharusnya dia gak lihat."

"Setan maksudnya?"

"Ihh apaan sih Ren, serius. Misalnya ya, aku mood nya lagi baik tiba-tiba lihat mantan kamu, atau lihat kamu lagi sama perempuan lain, itu bisa bikin mood aku seketika hancur."

"Berarti itu tandanya cemburu, sayang."

"Emangnya kamu sebagai laki-laki gak cemburu kalau aku deket sama laki-laki lain?"

"Oh aku pasti langsung samperin dia dan langsung keluarin senapan, dan pushhhh tembak."

"Tuh kan kamu cemburu, perempuan juga sama, Ren. Terus nih, kalau ditanya jawabannya gapapa, berarti itu ada apa-apa, ada yang terjadi sama dia."

Setelah mengingat perkataan kekasihnya, akhirnya Rendra memilih untuk mendiamkan Reva saja.

....

Horeee udah sampe 35 aja nih, jangan lupa vote nya ya :)

Suka SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang