39

6 1 0
                                    

"Akhirnya papah pulang juga." kata Reva sembari menuntun Juan ke dalam kamar. Ia meletakkan tas sekolahnya di samping ranjang dikamar Juan. Setelah itu Reva langsung duduk di samping Juan.

"Kamu kenapa gak ganti baju dulu, Re?" tanya Juan.

"Ntar aja pah, Reva belum mau mandi." jawab Reva.

"Loh kok gitu, mandi dulu, kalau habis dari luar itu kan dianjurkan buat bersih-bersih dulu," titah Juan.

"Ih papah, papah ngusir Reva?"

Juan tersenyum lalu mencubit pipi anak kesayangannya. "Mana ada, papah cuman nyuruh kamu mandi,"

"Hemm yaudah deh Reva mandi dulu kalau gitu, bentar ya pah, Reva mandinya cuman sebentar kok." kata Reva sambil menenteng tas sekolahnya.

"Lama juga gapapa, lebih bagus loh, selama ini kamu kan mandinya cuman sepuluh atau delapan menitan." goda Juan.

"Ish papah, jangan buka aib Reva itu ke siapa-siapa ya?"

Juan tertawa. "Memangnya kenapa?"

"Jangan lah pah, apalagi bang Rendra, nanti dia ngejek Reva terus."

"Ohhhhhhhhhh haha jadi selama ini lo mandi kadal? Asal basah aja gitu?" seru Rendra yang berdiri di ambang pintu.

Reva menoleh. "Tuh kan pah, bener apa kata Reva."

"Jorok ih, masa iya gue punya adik jorok kayak lo gini." goda Rendra.

Juan tertawa lepas. "Udah ah kalian ini, Reva sekarang kamu mandi dulu sana terus nanti makan, belajar dan tidur."

"Iya pah." jawab Reva, sebelum keluar dari kamar Juan, Reva dengan sengaja menginjak kaki Rendra dengan keras.

"Awwwww,sakit banget." ringis Rendra.

Juan tertawa keras lagi. "Kalian ini,"

"Pah liat tuh, Reva kasar banget sama Rendra. Giliran ditinggal tugas ke luar kota, baru aja nangis." adu Rendra.

"Yaudah lah Ren, kamu itu kayak anak kecil aja." jawab Juan. "Kamu badan udah kayak petinju terus wajah sangar gitu, masa kalah sama Reva."

"Ih papah, Rendra juga manusia kali pah. Lagian Reva kayaknya gendutan deh, tenaga nya kuat banget."

"Ehh syuuuut, jangan body shaming. Adik kamu itu perempuan, kalau kamu bilang gitu, perempuan suka sensi."

Rendra menghampiri Juan. "Ih papah bener banget, tos dulu pah."

Juan menatap Rendra. "Tangan papah sakit abis infus, tos nya lain kali aja ah."

"Oh iya bener juga, yaudah pah sekarang papah istirahat ya, Rendra juga mau mandi." kata Rendra. Ketika hendak pergi, lengannya ditahan oleh Juan. Rendra langsung berbalik. "Ada apa pah?"

"Jaga Reva baik-baik ya Ren, kalau bisa kamu belajar bisnis juga ya. Papah akan senang jika anak laki-laki papah pintar berbisnis."

Suasana seketika menjadi hening, Rendra merasa semakin hari ucapan Juan semakin jauh saja. Ia seperti tidak mengenal Juan yang dulu, yang selalu ceria, bercanda dan tertawa.

Rendra mengangguk. "Iya pah."

Juan memejamkan matanya setelah Rendra pamit dari kamarnya.

...

"Sean..." panggil Yuni.

Sean menghampiri Yuni yang tengah asyik di dapur. "Iya mah, ada apa?".

"Bantuin mamah masak dulu, bentar lagi papah pulang ngantor, masa iya makanan nya belum siap iya kan?"

Suka SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang