17

93 39 49
                                    

Sean, Farhan dan juga Reva berada dalam satu ruangan yang sama. Ketiganya saling diam. Tiba-tiba Reva merasa tidak enak sendiri dan tentunya risih.

"Makasih ya kak Farhan sama kak Sean udah bantuin aku," ucap Reva memulai pembicaraan.

Farhan dan Sean menoleh. "Sama sama." ucap keduanya kompak.

Reva melirik keduanya secara bergantian. Farhan dan Sean saling tatap. "Kalian kenapa?" tanya Reva.

"Gapapa," jawab keduanya kompak.

Reva menggelengkan kepalanya heran. "Udah ah aku mau pulang aja, abisnya bingung dari tadi kalian cuman diem diem aja, gak ngomong tapi saling tatap gak jelas, " Reva berusaha bangkit dari brankar dan mengenakan sepatunya.

Sean langsung membantu Reva. Sementara Farhan hanya menyaksikan adegan so romantis keduanya.

"Aku anter kamu pulang ya Re," ucap Sean.

"Gak! Reva pulang bareng gue, lagian gue bawa mobil," sambar Farhan.

"Ga mungkin juga gue memilih satu diantara kedua senior ini, yang ada nanti salah satu tersakiti." gumam Reva dalam hati.

Reva kembali melirik keduanya secara bergantian. "Udah, aku pulang sendiri aja. Lagian kalian berdua juga arah rumah nya beda sama aku." kata Reva.

Jujur saja perasaan kecewa menyelimuti Farhan dan Sean. Keduanya sama-sama khawatir dengan Reva yang baru saja pulih dan pergi sendirian.

Setelah Reva pergi dari ruangan itu, Farhan menahan lengan Sean yang hendak menyusul Reva. "Eh bentar, gue mau ngomong."

"Ngomong apaan? Gue sibuk," jawab Sean malas.

"Lo gimana sih, katanya lo pacar Reva. Tapi lo gabisa jaga Reva, pacar macam apaan lo ini?" tutur Farhan.

Sean merasa bingung dengan ucapan Farhan. "Pacar? Maksud lo apa?" tanya Sean.

"Lo pacaran kan sama Reva? Satu sekolah udah tau," jawab Farhan.

"Engga, gue gak pacaran sama Reva."

Farhan menyunggingkan senyumnya. "Oh bagus kalo gitu," kata Farhan. Ia bergegas untuk pergi namun lengan Sean menahannya.

"Bagus? Kenapa? Lo suka sama Reva?" tanya Sean.

Farhan menghempaskan tangan Sean. "Bukan urusan lo," jawab Farhan.

"Iya, lo suka sama Reva. Tapi liat nanti ya han, gue gak akan pernah biarin Reva deket sama lo," ujar Sean.

Farhan kembali menyunggingkan senyumnya. "Kita buktiin aja nanti, siapa yang lebih Reva butuhin." kata Farhan sembari pergi.

Sean ternyum sinis. "Gue gak akan biarin lo," gumam Sean.

...

"Assalamualaikum," tutur Reva ketika masuk ke dalam rumah.

"Waalaikumsalam," jawab Ana dan Juan.

Ia langsung menghampiri Juan dan Ana yang tengah duduk di ruang keluarga kemudian menyalami punggung tangan keduanya secara bergantian.

"Kok jam segini baru pulang Re?" tanya Ana sembari melirik jam dinding.

Reva menghempaskan tubuhnya di kursi. "Iya mah, tadi Osis dulu," jawab Reva. Ia tak mungkin cerita kejadian yang dialaminya di sekolah di depan Juan. Karena Juan pasti langsung mengambil tindakan.

"Osis kok sampe jam segini, gatau waktu," cibir Juan.

"Kan mau ada acara, pah, makanya butuh banyak persiapan." kata Reva.

Suka SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang