Bel istirahat pun berbunyi, Farhan dan tiga temannya Frans, Syam, dan Satria pun mengambil tempat di satu penjuru kantin. Frans yang sudah biasa memesan dan mengambil pesanan pun segera bangkit untuk memesan.
"Han, lo yakin bakalan gabung sama anak Osis?" tanya Syam tiba-tiba.
"Hooh, berarti ntar bakalan ketemu Reva tiap hari dong" tambah Satria.
Farhan menoleh. "Ya terus kalo gue mau gabung kenapa?" pertanyaan Farhan membuat kedua temannya terdiam seketika.
"Anak Osis mana asyik, han. Ga ada yang cantik" ucap Syam.
"Tujuan gue gabung bukan buat itu, tapi kegiatan ini tuh bagus. Bisa nambah tali silaturahmi antar eskul dan organisasi. Sean juga udah ajak gue baik-baik dan gue setuju setuju aja".
"Jadi lo beneran mau gabung di kegiatan seni dan olahraga" tanya Syam serius.
"Iya" jawab Farhan singkat.
"Lo mau gabung karena ada si Reva kan?" tanya Syam.
Farhan tersenyum tipis. "Ya begitulah. Tapi sebisa mungkin gue harus profesional lah" jawab Farhan.
"Makanan dateng" kata Frans sambil menaruh satu per satu mangkuk di meja. Ia yang kebingungan melihat wajah teman-temannya yang sedang menggoda Farhan. "Ehh lo pada kenapa?" tegur Frans.
"Biasa, si Farhan" jawab Satria
"Bucin dia" tambah Syam
Farhan sama sekali tak menggubris, ia sibuk memainkan ponselnya sambil menyantap makanan nya. Meskipun begitu, Farhan memang selalu terlihat tampan.
"Han, itu Reva" kata Syam sembari menunjuk ke arah Reva yang tengah berjalan menuju kantin.
Farhan senang ketika Reva memilih duduk di meja sebelahnya. Bersama Salma, Reva biasanya memesan makanan di kantin.
Ketika menyadari Farhan ada di meja sebelahnya, Reva segera manggut sambil tersenyum tipis. Jantungnya mendadak tak karuan sewaktu Farhan membalas senyumannya.
Reva yang sedang menunggu Salma kembali membawa makanan yang ia pesan, terkejut karena seseorang menggebrak meja di hadapannya.
"Ehh lo gak tau diri banget ya jadi cewe" Reva terdiam, ia memilih untuk bungkam apabila tengah berhadapan dengan nenek lampir seperti Sarah.
Wajah Reva terlihat santai, jauh dibandingkan dengan Salma yang baru datang. Bahkan Salma meminta Reva untuk pergi dan tidak menggubris Sarah dan genk nya. Tapi, bukan Reva namanya jika mengalah tanpa salah.
Suasana di kantin pun menjadi tegang, dengan kemunculan Sarah yang membentak Reva.
"Lo bener-bener pengen gue bully kali yaa," ucap Sarah. Ia dengan sigap mengambil air minum di meja dan menyiramkannya pada baju Reva.
Dari sekian banyak orang di kantin, hanya Farhan lah yang begitu emosi dan bisa menghentikan aksi Sarah.
"Sarah" suara berat itu berhasil membuat Sarah dan kawan-kawannya menghentikan aksinya.
Farhan menarik lengan Reva mendekat ke arahnya, Salma juga mengekori Reva dan membantunya memerat pakaian Reva yang basah.
"Re gue ambilin jaket lo yah, lo tunggu sini" kata Salma perhatian.
"Farhan, lo ngapain belain junior gatau diri ini?" tanya Sarah menggebu.
Farhan menatap tajam ke arah Sarah. "Lo yang gatau diri, senior yang gak pantes jadi contoh, lo ga pantes bully junior yang gak bersalah kayak dia" tunjuk Farhan pada Reva yang tengah sibuk mengeringkan pakaian nya karena tubuhnya mulai merasa dingin. Untunglah sepatu nya tidak basah sampai ke dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suka Senior
Teen Fiction(Follow sebelum baca) Gak salah kan kalau menyukai atau disukai sama senior? Apalagi kalau senior terkenal di salah satu organisasi atau ekstrakulikuler yang paling dibanggakan di sekolah. Apa yang akan terjadi jika dekat dengan senior populer yang...