"Rev, Reva, bangun nak ada tamu," Ana menggerak gerakkan lengan Reva supaya terbangun.
Reva mengerjapkan matanya perlahan. "Iya kenapa mah?" tanya nya.
"Ada tamu, mau ketemu sama kamu tuh katanya," jawab Ana.
Reva terbangun dan berusaha duduk. "Siapa memangnya mah?" tanya Reva lagi.
Ana berdiri kemudian keluar dari kamar Reva.
Tak lama kemudian, seorang pria memakai seragam yang ditutupi jaket berwarna hitam memasuki kamar Reva bersama dengan Ana di belakang nya.
"Kak Sean," ucap Reva.
"Hai Re," sapa Sean.
"Mamah tinggal ke dulu ke dapur ya, kalian disini baik-baik jangan macem-macem" ujar Ana.
"Engga akan macem-macem kok tante" kata Sean.
Reva dan Ana pun tertawa.
Ana menepuk bahu Sean. "Bercanda, ya udah silahkan" Ana tertawa kemudian keluar dari kamar.
Sekarang hanya tersisa Sean dan Reva yang masih saling diam.
"Ini buah buahan untuk kamu, aku taro di sini ya," Sean menaruh buah-buahan di atas meja belajar, ia beralih mengambil kursi lalu mendudukinya.
"Makasih banyak ya kak, maaf ngerepotin" ucap Reva.
Sean tersenyum. "Ga ngerepotin kok, emang udah niat aja datang kesini. Oh ya gimana keadaan kamu sekarang?" tanya Sean.
"Alhamdulillah udah baikan kok," jawab Reva.
"Alhamdulillah kalo gitu"
"Maaf ya kak, aku tadi ga kumpul Osis. Padahal tadi ada rapat soal anggaran dana. Eh aku malah gak hadir" ucap Reva.
"Re, kamu ga perlu pikirin itu, yang penting kamu sehat dulu. Lagian yang lain juga ngertiin kok" kata Sean.
"Iya kak, tap.."
Tring
Dering hp Sean berbuyi membuat keheningan seketika pecah. Apalagi pembicaraan Reva yang terhenti tadi.
"Lili" gumam Sean.
Dahi Reva berkerut. "Terima aja kak, takutnya penting," kata Reva.
"Bentar ya Re," kata Sean sambil menjauh.
"Iya kak,"
"Halo, kenapa Li?"
Walaupun Sean menjawab telpon nya jauh dari Reva, tapi Reva bisa mengetahui dengan cepat siapa yang menelpon Sean.
Dua menit kemudian. Sean kembali ke tempat duduknya.
"Tadi kamu mau ngomong apa Re?" tanya Sean.
"Aduh, tadi gue mau ngomong apa ya. Lupa lagi gue" batin Reva. "Emm, aku lupa kak mau ngomong apa tadi, nanti deh kalo inget aku kasih tau," jawab Reva sambil cengengesan.
Sean tertawa kecil. "Hemm bisa gitu ya," ucap Sean.
Reva tersipu malu.
"Oh ya, ngomong-ngomong gapapa aku ngobrol di kamar kamu?" tanya Sean.
"Emm gapapa kok kak, santai aja. Lagian kan mamaku juga udah tau," jawab Reva.
"Emangnya udah pernah ada cowo yang ngobrol disini juga ya?"
Reva tertawa geli. "Justru ini pertama kalinya ada cowo masuk ke kamar aku selain papa,"
Sean menyengir. "Oh gitu ya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Suka Senior
Teen Fiction(Follow sebelum baca) Gak salah kan kalau menyukai atau disukai sama senior? Apalagi kalau senior terkenal di salah satu organisasi atau ekstrakulikuler yang paling dibanggakan di sekolah. Apa yang akan terjadi jika dekat dengan senior populer yang...