15. Ego Yang Kuat

665 71 1
                                    

"Grrrr."

Saat Law membawa Garam, kedua anaknya menggeram tak suka, salah satunya bahkan sampai mengigit baju Law. Serigala hitam kecil yang menurut Law sangat menarik karena auranya yang tak biasa.

"Aku tidak akan menyakitinya," ucap Law. Setelah mengucapkan itu Moon melepas gigitannya. Tangan Moon berusaha menggapai tubuh Garam, wujudnya tak bisa menyamai tubuh Law yang tinggi.

"Kau ingin melihat kondisi ayahmu?" Mengerti dengan maksud Moon, ia pun merendahkan tubuhnya, memperlihatkan Garam pada serigala hitam itu.

"Kau mau membawanya ke mana?!" San mengamuk menarik kerah baju Law, hal itu membuat Law menjatuhkan Garam lalu menyingkirkan tangan San dari bajunya.

"Tentu saja ke rumahku dan dia, kau kira aku siapanya?" ucap Law kesal.

"Jadi ... aku harap kita tak hanya berakting didepan rakyatmu dan anggota keluargamu tapi didepan San juga, aku ingin membuatnya menyesal karena lari dariku, tapi jangan sebut aku murah karena permintaan ini yang 11-12 dengan permintaanmu."

Law masih ingat dengan kata-kata Garam, jadi ia akan berperilaku seolah Garam miliknya.

"Aku alpha barunya," ungkap Law. Law melihat reaksi San yang terkejut, wanita itu pun menyentuh lehernya.

"Aku cinta pertamanya," balas San tak mau kalah. San dan Garam adalah mate, ia menunjukan lehernya yang sudah memiliki tanda walau menghitam tapi tanda itu sama seperti yang dimiliki Garam.

"Cinta pertama? Mungkin maksudmu kau orang pertama yang menyakitinya dengan sengaja?" ucap Law. Ia mendekatkan tubuhnya ke arah San, San pun mundur, namun tak lama kemudian San merasakan rahangnya ditinju oleh Law.

Bugh

Rasa asin mulai ia rasakan di dalam mulutnya, San pun meludahkan darah, darah yang terasa sedikit asin itu. San tak menjawab ia menyentuh rahangnya yang terasa sakit.

"Kau tahu, aku menemukan omegamu saat dia diserang oleh serigala alpha, kau juga harus tahu kalau dia menjatuhkan diri ke jurang," jelas Law masih mengepalkan tangannya.

San menundukkan kepalanya, kedua tangannya juga ikut terkepal ingin melakukan perlawanan, namun masih berusaha ia tahan.

"Dan kau juga harus tahu ini." Law kembali mengangkat tubuh Garam dan membuka baju yang menutupi tubuh omega itu.

"Hasil perbuatanmu meninggalkannya."

Kedua mata San terbelalak saat melihat tiga luka cakaran diperut omeganya, San membuka kepalan tangannya, tubuhnya melemas melihat luka tersebut. "Garam ...." San lalu menyentuh lukanya, meraba luka itu yang masih berbekas dan dalam.

"Dua anak dalam perutnya meninggal, itu seharusnya terlahir kembar dan kau membunuhnya," cibir Law sambil menepak tangan San agar tak menyentuh Garam lebih lama.

"Mana tanggungjawabmu? Bisa-bisanya kau menyebutnya cinta pertamamu sedangkan kau meninggalkannya tanpa alasan," tanya Law penasaran. Kata-kata yang ia keluarkan semuanya cibiran untuk Alpha wanita di depannya.

"Mana tanggungjawabmu sebagai alpha?" tanya Law sekali lagi.

"Bukankah kau setengah serigala, alpha yang terhormat dan dikenal setia hanya pada satu pasangan? Mana sisi setia serigala yang sering dibicarakan orang? Mana?!" Law mulai meninggikan suaranya membuat kedua anak San tersentak.

"Mana kesetiaanmu?" tanya Law sekali lagi dan lagi.

"MANA KESETIAANMU!"

"San, San San! Aku sering mendengar namamu disebutkan! Kau harusnya tahu kau itu berharga untuknya! Kau seharusnya tahu kalau dia sangat mencintaimu."

"Apa?! Apa?! Mau memukulku?" Law melihat tangan San kembali mengepal.

Bugh

"Kau tak mengerti apa-apa!"  teriak San marah. "Aku berusaha menjelaskannya, aku berusaha menjelaskannya, tapi aku tidak bisa, aku mengerti perasaannya dan berusaha melindunginya, aku masih mencintainya meski aku tak pernah berkata kalau aku masih mencintainya, mulut ini seakan membisu, aku punya urusanku sendiri yang harus aku selesaikan tanpa Garam, aku punya alasan!"

"Maafkan aku, maafkan aku karena tidak bisa melindungimu, maafkan aku." San mengecupi tangan Garam, memohon maaf atas tingkahnya. Ia yakin Garam mendengarnya. "Maafkan aku, sampai sekarang aku masih tidak bisa didekatmu, aku akan mengambilmu kembali, kalau gitu untuk sementara ini hiduplah dengan baik bersama alpha barumu, aku akan kembali mengambilmu nanti."

"Lihat, semua alpha itu brengsek," ledek Sun ikut kesal.

"Aku alpha tolong jangan bicarakan itu di depanku," balas Moon tak suka. Moon tidak suka melihat pertengkaran ini, Moon sangat membenci alpha yang selalu menuruti egonya.

"Mau kau ribut sampai matipun aku tidak peduli! Tapi bisakah bawa ayah ke tempat nyaman dulu, jangan bilang kalian akan terus seperti itu selamanya, hah?!"  sentak Moon. Serigala kecil itu mengeluarkan feromonnya. Memberi pengancaman dengan aroma feromonnya.

"Moon kau ingin membunuhku dan ayah ya! Jangan keluarkan baumu!" protes Sun sambil menahan napas.

Law menghela napasnya, sepertinya ia harus hentikan pertengkaran ini, ia pun membetulkan tubuh Garam gendongannya. "Urus ibumu itu, wanita alpha itu sangat buruk, bilang padanya kau tak akan bisa menyentuhnya jika omeganya sudah dimiliki orang lain," ucap Law sebelum pergi.

****

Aram masih duduk diatas kudanya, menunggu Law dan Garam kembali, ia bersenandung sebentar sampai pada akhirnya Garam terlihat, namun berada di gendongan Law.

"Ayah kenapa?" tanya Aram heran. Ia memang mendengar sebuah keributan tapi ia tak tahu kalau ayahnya malah jatuh pingsan.

"Kita pergi." Bukannya menjawab Law malah menyuruh para penjaga pergi menarik kudanya Aram.

"Ada apa? Ada apa? Kenapa? Ada apa?" tanya Aram penasaran.

"Diamlah cerewet," pinta Law.

****

San hanya memperhatikan kepergian Garam, melihatnya semakin lama semakin menjauh, ia pun menyandarkan tubuhnya ke pohon sambil menghela napas memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya nanti.

Tachi dan pemburu itu yang awalnya diam, mulai membuka suara.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi pada keluargamu, tapi bukankah ini sangat buruk, maksudku kau melepas omegamu dengan alpha lain, bukankah kalian punya tiga anak dan katanya dia hamil saat kau meninggalkannya, itu artinya dia subur, kau melepas ya? Bagaimana kalau dia hamil dengan alpha itu nanti," tanya pemburu beta tersebut.

Tachi mengangguk. "Aku memang membencinya sejak dulu, tapi bukankah pilihan ini salah?" Kini Tachi yang membuka suara.

"Jangan membicarakannya dulu, aku pusing, aku ingin istirahat," ucap San lalu memejamkan matanya sebentar.

"Anak-anak tidurlah di sini sebentar," ucap San sambil menepuk-nepuk tanah disebelahnya.

"Anak-anak?" San tak mendengar suara kedua anaknya yang selalu ribut apalagi bau Moon yang memabukkan.

"Mana anakku?" tanya San. Ia mulai panik membuka matanya, melihat kiri dan kanan, anaknya tidak ada.

"Mereka sepertinya mengejar orang tadi," ucap Tachi.

"Sial!!" San mengacak-acak rambutnya. "Mereka pasti mengejar ayahnya, mereka masih anak-anak yang bergantung pada orang yang telah mengandung mereka."

"Iya kalau Garam tak menyapih ketiga anaknya harusnya mereka masih menyusu kan? Pada akhirnya kau ditinggalkan sendiri seperti diawal kau ditinggalkan orangtuamu karena keegoisanmu ...," gumam Tachi. Serigala beta itu berumur cukup tua, ia pernah ada dikoloni orangtua San saat itu sebelum pada akhirnya ia memilih ikut dengan kelompok San.

Bersambung

Yameteyo yameteyo, yasha

[Femdom] Mencari Sang Alpha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang