Garam membuka matanya, hal pertama yang ia lihat adalah matahari terbit, Garam meraba-raba tempat yang ia tiduri, ternyata tidur di atas rumput berarti yang kemarin bukan mimpi.
Garam merasakan perih di sekujur tubuhnya, ia mencoba meraba bibirnya yang sedikit lecet, lalu meraba lehernya yang bengkak, Garam berusaha untuk bangun.
Setelah mendudukkan tubuhnya ia sadar kalau ia sudah memakai baju. Garam melihat sekelilingnya matanya langsung melotot saat San datang dengan santainya dengan leher yang penuh bercak merah.
Samar-samar ingatan mesumnya muncul, Garam ingat semuanya. Dan kini ia tak bisa berdiri.
"Aaaaaaaa!" Garam berteriak mengingat kejadian kemarin.
"Berisik," ucap San sambil menempelkan daun ke bibir Garam.
Garam langsung menggulingkan tubuh San, memukuli San dengan kesalnya. Garam kesal karena San mengingkari janjinya.
"Aw kenapa kau tiba-tiba memukulku?" San berusaha menghindari pukulan Garam, ia sebenarnya sudah siap menghadapi ini tapi ia tak menyangka kalau Garam akan memukulinya seperti pencuri. Pencuri keperawatan omega lebih tepatnya.
"Garam hentikan," ucap San hampir pasrah.
"Kalau jadi bagaimana?!" Omel Garam kesal.
"Hei hei hentikan, kau mencakarku serigala nakal." San segera bangun dari posisinya memegangi kedua tangan Garam.
"Sini, aku ingin berbicara." San menarik tubuh Garam ke dalam pelukannya sambil mengelus punggungnya San berkata,
"Garam ...."
Garam malah menangis sambil mengusap ingus dengan bajunya.
San menghela napasnya. "Aku hanya mengigitmu tenang saja, kau tidak akan kenapa-napa jadi santai saja, aku benar-benar tidak melakukan apa-apa," ucap San berusaha menghibur.
Garam kemudian mendongakkan kepalanya menatap San memastikan kalau dia tidak berbohong tapi San malah tertawa.
"Bohong, lihat kau tertawa! Kau bohong!" teriak Garam jengkel.
"Aku harus kembali." Garam mencoba untuk berdiri meski rasanya perih. Ia ingat dengan anak-anaknya yang malah disuruh menunggu.
"Terima kasih servisnya," ucap Garam lalu mencabuti rumput disekitarnya dan memberikan rumput itu pada San sebagai bayaran.
San menghela napasnya sambil memperhatikan rumput ditangannya, dikira ia hanya pemuas nafsunya saja sampai dibayar daun San tak terima.
"Jangan pergi dulu, kau harus menyamarkan bau feromonku," titah San menghentikan Garam.
Garam terdiam, ucapan San ada benarnya juga, kini tubuhnya penuh bau feromon San, nanti kalau ketahuan bisa repot. "Anak-anak bagaimana, aku menyuruh mereka menunggu, tapi aku malah kabur, aku takut mereka masih menunggu," balas Garam khawatir.
"Anak kita tidak sebodoh dirimu Garam, ya walau 19% lebih pintar, mereka pasti akan tidur kalau waktunya tidur dan mereka pasti akan ke tempat tidurnya sendiri," jelas San.
Garam mengangguk. "Kau benar."
"Kalau kau khawatir, aku sekarang akan mengabari anak-anak dan melihat kondisi mereka, kau di sini saja," jawab San. Ia menyuruh Garam duduk lagi.
"Nanti Tachi datang mengantarkanmu ke tempat tinggal sementara yang lebih layak, ikut dia saja, aku akan langsung pergi melihat anak-anak sekarang," jelas San sekali lagi.
"Ya kau benar lagi pula Law sedang rut aku berpikir akan tinggal di sini satu minggu, agar aku tidak terangsang lagi," gumam Garam.
"Rut?" San penasaran. Apa seseorang yang tidak bisa punya anak bisa rut.
![](https://img.wattpad.com/cover/309627773-288-k535072.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[Femdom] Mencari Sang Alpha
Loup-garouSang omega mengasuh bayinya. Ia kehilangan sang Alpha saat ingin mencari tempat pindah. Bersama dengan beta omega mencari Alpha yang seharusnya tak hilang saat mengiring kawanan. Sang Alpha harusnya kuat untuk melindungi budaknya, apalagi sang Alpha...