20. Moon Ligth

371 51 8
                                    

Hampir sebulan lebih sudah berlalu, Aram sudah keluar dari hukumannya, ia sudah bebas kemana-mana hanya saja ia masih belum jauh-jauh dan masih harus belajar setiap harinya. Kini Aram sudah bisa membaca, dia pintar dalam pelajaran akademik namun payah dalam belajar berburu dengan panah.

Moon selalu disisinya seakan seperti bayangan hitam yang selalu melekat dengan Aram. Moon akan selalu mengikuti kemanapun Aram pergi dalam wujud serigala ataupun wujud barunya ini, manusia.

Sekarang mereka berdua ada di perpustakaan kerajaan, Moon menemani Aram membaca, dia selalu duduk disebelahnya.

"Apa aku harus beritahu ayah kalau kau sudah bisa berubah jadi manusia?" tanya Aram sambil membaca bukunya.

Moon menatap datar Aram. "Diam saja," ucapnya dingin.

Wujud manusia Moon hampir setara dengan Aram, ia tinggi beberapa cm dari Aram. Kulitnya dan rambutnya lebih gelap dari Aram, namun matanya panjang runcing, ia terlihat tajam jika ditatap. Moon sangat terlihat seperti bibit alpha yang sangat unggul. Dia menang dari segi apapun, fisiknya tak perlu diragukan lagi.

(Kira-kira gambaran matanya gini)

"Kau membosankan," balas Aram lalu menutup bukunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau membosankan," balas Aram lalu menutup bukunya.

Moon beralih menatap rak buku sambil menjawab, "Hn."

"Kau tidak berusaha menghiburku?" tanya Aram memelas.

"Apa aku terlihat peduli?" jawab Moon masih menatap rak buku.

Aram diam karena melihat ketidakpedulian dimatanya itu.

****

Setelah dari perpustakaan, Moon harus menemani Aram belajar etika, Aram semakin lama semakin lues dengan perannya, ia bahkan terlihat sangat elegan saat tubuhnya dihiasi mantel berbulu, saat tangannya menyentuh cangkir kecil, saat bibirnya menyentuh makanan bahkan cara ia duduk pun sudah berbeda, ia seperti anggota kerajaan. Rambutnya selalu rapih terikat dan senyumannya sangat hangat.

Moon melipat tangannya memperhatikan Aram, ia merasa Aram sudah sangat jauh dari kehidupan hutannya.

"Dia terlalu sopan," gumam Moon.

Selesai belajar etika, Moon menemani Aram belajar memanah bersama pelatihnya ditempat latihan. Moon tidak ingin ikut belajar bersama meski ditawari, ia hanya memperhatikan Moon dari jarak yang tidak jauh sambil melipat tangannya.

Moon tak beralih sedikitpun dari Aram, ia melihat adiknya itu tidak bisa memegang busur, tangan adiknya selalu bergetar setiap menarik panah, seakan ada ketakutan didalam dirinya.

"Lemah, tangannya bergetar," sindir Moon dan Aram mendengarnya.

Aram merasa keberatan karena target latihannya itu babi.

"Aku tidak bisa, babinya masih kecil, aku tidak bisa ..." lirih Aram sedih. Ia menjatuhkan panahnya.

"Di dunia ini tidak ada yang harus dikasihani termasuk babi itu dan kau," sindir Moon sambil menunjuk Aram.

[Femdom] Mencari Sang Alpha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang