18. Lieh

397 59 2
                                    

"Apa benar ini rumahnya?" gumam San saat sudah sampai ke tempat tujuannya, tempat yang kini ia lihat hanyalah sebuah rumah kaca yang dalamnya penuh dengan bunga. Harum rumah itu sama seperti harumnya Garam.

San mengigit bibirnya. Apa pemilik rumah ini benar-benar pelaku penyebab hancurnya koloni San? Peruntuh bendungan itu. San menyentuh pintu rumah tersebut. Bau Garam dan ini memang rumah keluarga Garam.

"Saat aku menolongmu, aku kenal sekali alpha itu dari daerah ini, dan satu-satunya rumah di daerah ini ya yang ini," ucap pemburu. Ia yakin tak salah rumah, saat bendungan itu runtuh dan saat ia menolong San, orang yang punya rumah kaca inilah pelakunya dan ini memang rumahnya.

"Perasaan, alpha tua itu sudah tak pernah tinggal di sini," jawab San pelan. Ucapan San benar, setelah hubungan Garam dan orangtuanya memburuk, orangtuanya pergi dari rumah kaca ini dan Garam juga pergi dari sini.

"Sok tahu sekali," balas pemburu tersebut meledek.

San menghela napasnya. "Karena alpha yang kau bicarakan itu mungkin saja mertuaku."

"Kau bilang orang yang menghancurkan bendungan itu seorang alpha berbadan besar, hitam, kau bilang tua kan? Ya siapa lagi yang tua selain dia, alpha yang berani menikahi manusia biasa dan selalu ingin membuat kita tersiksa, padahal tempat dekat bendungan itu tempat satu-satunya yang penuh air," jelas San. Kesal.

San menyentuh gagang pintu rumah tersebut, baru juga ia sentuh, San merasakan sebuah pergerakan dari gagang pintunya, pintu itu langsung terbuka seseorang tiba-tiba menggulingkan tubuhnya. San terjatuh terguling, kedua matanya terbelalak, ia merasakan tenaga Alpha dewasa yang keluar biasanya.

"San awas!" teriak Tachi melihat orang itu melepas tusuk rambutnya dan melayangkannya ke arah perut San.

San langsung bangkit menghindar, kakinya menendang lutut sang lawan hingga alpha tua itu jatuh membungkuk, San dengan cepat mengambil tusuk rambut besi itu dan mengunci pergerakan tangannya, rambut sang lawan jatuh terurai menutup wajah.

Grep

"Kenapa kau ganas pada menantumu ini," ucap San datar. Lieh langsung melepaskan diri.

"Ada urusan apa? Pergi dari sini atau ...." Telinga alpha Lieh berdiri tegak menampakkan ketidaksukaannya.

"Aku tamu, bisakah lebih ramah," jawab San.

"Aku hanya ingin bertanya, kenapa kau lakukan itu?" ucap San menatap tajam kedua mata Lieh. Lieh tak berekspresi apa-apa, ia pura-pura tak mengerti dengan maksud ucapan San.

Sambil merapihkan rambutnya Lieh bertanya. "Lakukan apa?" Lieh lalu menggulung rambut panjangnya dan menusuk rambutnya mengunakan tusuk besi yang panjang sebesar sumpit.

"Aku ingin kau mengembalikan rumahku lagi!" jawab San.

Lieh terkekeh. "Rumahmu mana? Rumah seperti sarang burung itu?" ledek Lieh.

Tangan San mengepal. Tanpa sadar ia mengeluarkan bau feromonnya. Lieh tak merasa terintimidasi dengan bau itu, Lieh malah mendekati San, saat tubuh mereka saling berhadapan terlihat sangat jelas mana alpha senior dan mana alpha yang masih pemula, Lieh lebih tinggi dari San, tubuhnya lebih besar.

San menutup hidungnya ketika Lieh membalas mengeluarkan feromonnya.

"Kau menghancurkannya!" jawab San terengah-engah.

"Masalah apa ini?" tanya Lieh sekali lagi.

"Bendungan," jawab San semakin terengah-engah. Bau Lieh sangat kuat, baunya sangat memuakkan, tidak harum seperti omega, tidak memiliki bau ciri khas seperti alpha. Baunya tercampur-campur.

[Femdom] Mencari Sang Alpha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang