Mata Garam berkunang-kunang, setelah dia sadar, dia dibawa ke tempat yang jauh dari kata hutan. Ia ada di daerah tempat manusia seperti daerah besar.
"Kita sampai di kota Lan, aku ingin menjualmu di sini, ini adalah kota yang makmur, selalu ada pelelangan di hari sabtu dan ini adalah saatnya," ucap Pangeran Lucid. Ia membawa Garam yang masih terikat ke dalam.
"Aku harap ada orang gila yang membelimu dengan harga besar," bisik Pangeran tersebut. Di satu sisi ia sudah memikirkan kemakmuran para pengikutnya yang tak akan mengembara di tanah liar lagi tapi disisi lain dia kasihan melihat serigala indahnya terjual.
Garam di bawa kedalam sebuah rumah besar, tempat pelelangan itu berada. Tubuhnya dipindahkan ke dalam jeruji, atau bisa dibilang sangkar yang berbentuk kotak. Garam gelisah saat melihat banyak binatang langka di tempatnya berada, salah satunya seorang serigala beta yang sangat Garam kenal.
"Mau langsung dibayar? Atau nunggu hasil lelang terus bayar?"
Garam mendengar panitia pemilik acara tersebut memberikan penawaran dan Lucid pun langsung menjawab, "Aku ingin menunggu hasil lelang agar tak merugi."
Kedua mata Garam menggeledah melihat kiri dan kanan dan ia melihat Tachi si beta menyebalkan yang selalu menentang San waktu itu.
"Tachi? Kau tertangkap? Kenapa?" bisik Garam heran. Bagi Garam beta itu kuat, sangat memalukan jika tertangkap apalagi sekarang Tachi berada di dalam sangkar burung besar.
"Aku mengejar alphamu, dia, dia juga ada di sini!" bisik beta itu dengan geram. "Tapi aku malah ditangkap juga."
Mendengar itu Garam senang. "Apa?! Dia masih hidup? Dia masih ada? San masih hidup," ucap Garam gembira.
"San masih hidup," gumam Garam sekali lagi. Itu artinya San bisa berenang dan menyeimbangkan diri saat terbawa arus besar. Ah, Garam lupa alphanya itu hebat.
Telinga panjang Garam tiba-tiba berdiri dan bergerak mendengarkan suara menggelegar seorang pembawa acara di lelang tersebut.
"Serigala Hitam pekat ini sangat kuat, kami bahkan membiusnya sampai 3 kali untuk membawanya ke sini, sangat cocok dipajang di kebun binatang atau mungkin pajangan rumah, di bunuh lalu di formalin dia akan awet, tidak cocok untuk peliharaan."
Pembawa acara itu menceritakan detail tentang serigala yang kini sedang di lelang, ciri-cirinya sangat mirip dengan san.
"San! Itu San! Jadi dia tertangkap manusia?" ucap Garam panik. Garam memberontak dalam sangkarnya, ia menginginkan San, ia ingin San dan melihat keadaannya dengan kedua mata indah itu.
Garam melolong, berharap San mengenal suaranya, dan lolongan Garam ternyata membuat binatang yang ada di sana tidak tenang.
"Hei tenang lah!" ucap Tachi risih. Kini yang bersuara bukan hanya Garam tapi makhluk-makhluk risih dengan suara bisingnya seperti burung dan binantang pengerat kecil yang takut dengan suara Garam.
Lolongan Garam ternyata terdengar sampai telinga San. San yang tadinya lemas jadi lebih semangat, matanya berbinar mencari suara Garam, namun tubuhnya masih di dalam sangkar dan San tidak bisa keluar.
"Garam? Itu suara Garam!!" teriak San dalam hati. San pun memberontak berusaha melepaskan diri seketika hal itu membuat takut orang-orang yang ada sana.
****
Suasana tempat lelang itu kini sangat risih, suara bising di mana-mana termasuk suara heboh orang-orang yang ketakutan. Hal itu membuat panitia memutuskan untuk membubarkan acaranya.
Satu wanita pengurus acara tersebut menghela napasnya melihat keadaan lelang yang kacau. Ia pun berjalan ke tempat para binatang yang akan di lelang berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Femdom] Mencari Sang Alpha
Loup-garouSang omega mengasuh bayinya. Ia kehilangan sang Alpha saat ingin mencari tempat pindah. Bersama dengan beta omega mencari Alpha yang seharusnya tak hilang saat mengiring kawanan. Sang Alpha harusnya kuat untuk melindungi budaknya, apalagi sang Alpha...