Prolog: Hilangnya Alpha

2.4K 147 2
                                    

Warning: Cerita ini campuran omegaverse ya, gak sepenuhnya real ada di dunia nyata

****

"Kita harus pindah dari sini, bendungan Nagaara telah mencapai batasnya, jika tidak kita akan tenggelam dan terbawa air," ucap Sang Alpha wanita ia pemimpinnya, alpha bernama San itu memerintah semua serigala yang ada dibawah pimpinannya untuk segera mengatur posisi. Tempat mereka berada sudah tak aman karena bendungan besar yang mulai hancur, mereka harus mencari tempat di ketinggian.

"Para omega silahkan mengatur posisi di depan, jangan lupa bawa anak-anak kalian dan persediaan makanan, lakukan tugas kalian omega!" perintahnya.

Mendengar itu omega laki-laki bernama Garam langsung membawa anak-anaknya untuk mengatur posisi di depan, namun baru ia melangkah tubuhnya langsung di hantam sang beta yang tak terima. Garam pun terjatuh, ia meringis.

"Kenapa harus omega yang didepan! Biarkan beta yang memimpin jalan!" ujar para beta protes.

"Diam! Dari dulu memang yang lemahlah di depan, kau mau kawanan omega mati tertinggal? Alpha adalah dominan dan pemimpinnya, beta tak perlu marah, kalian tetap aku jaga, khususnya kalian para serigala biasa, kalian akan melangkah di depan alpha," teriak San marah. San pun membantu omeganya untuk berdiri. Garam adalah suaminya, sayang sekali suaminya itu terlahir sebagai yang terlemah di kubunya.

Pada akhirnya para beta terdiam, ia pun mulai mengatur posisi mereka dibelakang para omega dan anak-anak.  "Ayo cepat-cepat! Bendungan ini tak akan menahan air terlalu lama," ujar salah satu beta yang protes tadi. Ia bernama Tachi. Serigala beta itu memperhatikan Garam dengan ketiga anak kembarnya sebelum pada akhirnya ia berdecih menampakan kebencian.

"Alpha, aku duluan," ijin Garam. Sang Alpha pun langsung mengecup kening omeganya. "Hati-hatilah," lirih San.

Serigala omega itu pun langsung mengendong anaknya, berjalan ke depan memimpin jalan dan kecepatan.

Serigala adalah makhluk yang berkelompok, serigala tidaklah sama dengan dengan singa, serigala alpha sama seperti Raja berwibawa yang tidak akan meninggalkan kelompoknya.

Hierarki itulah cara mereka memimpin.

Para serigala omega pun berjajar didepan membawa anak-anaknya, lalu yang kedua di isi oleh serigala kuat seperti beta dan barisan ketiga di isi oleh serigala biasa dan barisan keempat diisi dengan serigala kuat lagi, sampai lima baris di giring oleh Alpha sang pemimpin. San hanya satu-satunya Alpha di kelompoknya.

"Maju semuanya," ucap sang alpha.

"Aku tidak ingin mengikuti perintah alpha betina!"

Lagi-lagi kelompok mereka mendapatkan protes dari para serigala beta.

San berusaha tak mau mendengarkan. "Maju," perintahnya.

Suara gerakan tanah terdengar, air pun bergemuruh, para omega di depan barisan berjalan dengan cepat agar serigala di belakang mengikuti kecepatannya. Keringat dingin bercucuran membasahi kaki, mereka mulai naik ke daratan yang lebih tinggi.

Sang alpha, mempertegas mereka untuk tetap berjalan, ia berkata jangan melihat kebelakang apalagi memisah dari kawanan. Suara gemuruh air semakin besar, retakan tembok bendungan pun terpecah.

Kawanan burung pun berterbangan memberikan kode. Air bendungan itu pun menghantam semua yang dilewatinya, sampai pohon besar pun tumbang terbawa arus. Dengan cepat para serigala naik, pemimpin alpha berusaha tenang, memerintahkan mereka untuk baik duluan. Alpha yang bijaksana bahkan sampai menghitung jumlah kawanannya.

Belum juga selesai, arus menghancurkan kawanan mereka, airnya meninggi semakin tinggi, sang alpha yang berada dibawah pun terbawa oleh arus. Kawanan beta, dan serigala biasa pun terpecah ikut tersapu oleh besarnya arus dari bendungan yang sudah ditahan lebih dari lima tahun tersebut.

"Alpha!" teriak Garam kaget saat menengok ke belakang . Ketiga anaknya ikut menangis, alpha mereka telah terbawa arus.

Kedua mata omega Garam memanas melihat pemandangan buruk itu. Para omega dan beta lainnya menelan ludahnya kasar. Mereka kehilangan pemimpinnya.

"Bagaimana ini?" ujar omega lainnya. Ia menatap Garam dengan sendu karena suaminya juga tersapu air dan berada di belakang beta.

Para serigala mulai bubar, mereka kehilangan arahnya. Garam dengan ketiga anak kembarnya terdorong-dorong, sebagian dari mereka ribut mempertanyakan Alpha pengganti.

"Mama," lirih ketiga anak Garam. Mereka pun menangis.

Garam mengigit bawah bibirnya. Apalagi kini ia melihat kelompok yang selamat mulai terpecah. Mereka berjalan ke sembarang arah meninggalkan Garam sendiri.

"Jangan ke mana-mana dulu!" teriak Garam.

"Hei! Kembali, kita tidak boleh saling berpisah!" teriak Garam sekali lagi.

"Peduli setan, aku seperti ini karena alphamu!" ujar yang lain.

"Hei, tidak boleh memisah kawanan." Garam tak menyerah, ia berusaha menghentikan kepergian mereka, namun semuanya sia-sia.

"Aku akan mencari kawanan lain," ucap para serigala yang selamat.

Garam pun terdiam, kelompoknya hancur dan semuanya hancur otomatis serigala lainnya akan mencari kelompok lain begitu pula dengan Garam apalagi kondisinya yang seorang omega dan dunianya bukan dunia biasa, sewaktu-waktu mungkin Garam akan mengila membutuhkan belaian alpha dan akan tersiksa dengan feromon alpha diluar sana.

****

Sendirinya Garam dan anak-anak membuat Garam terpaksa bersembunyi di dalam goa bekas tambang. Garam memeluk anaknya agar segera melewati malam dan sambil terisak-isak mengingat San yang terbawa arus kejam itu.

"Ayah ..." lirih salah satu anak kembarnya. Semua anak Garam adalah laki-laki, Garam belum tahu apakah salah satu dari anaknya ada Alpha, omega atau beta? Atau mungkin hanya serigala biasa.

"Tenang sayang, ayah akan menjagamu sebaik mungkin, kau terlahir dariku dan aku akan terus menyayangi kalian," lirih Garam sedih.

Garam mengubah wujudnya menjadi setengah manusia, ia pun keluar goa untuk mengecek keadaan sudah aman atau belum. Telinga panjangnya mendengarkan suara kaki manusia berjalan ke arahnya. Buntut putih Garam pun bergoyang memerintahkan anaknya untuk bersembunyi.

Garam tak sengaja mendengar obrolan para manusia.

"Pangeran, Anda tahu? Tiba-tiba bendungan itu runtuh setelah bertahun-tahun, kemarin aku melihat manusia serigala besar berusaha menghancurkan bendungannya," ujar salah satu manusia gemuk sambil memecut kudanya. Di belakang manusia gemuk itu ada pria gagah dengan kuda hitamnya. Garam melihat pria itu seperti orang penting seperti pemimpin.

"Serigala?" tanya pria itu.

"Sepertinya mereka berusaha membunuh kawanannya sendiri, tapi dilihat dari perawakannya dia sepertinya Alpha. Di kelompok mereka ada yang paling kuat dan itu disebut alpha," balas manusia gemuk tersebut.

Di pikiran Garam, Alpha yang di maksud mereka adalah San karena San satu-satunya Alpha yang ada di sana, San sangat menyukai bendungan karena dia bisa minum air sepuas yang dia mau dan orang-orang bendungan takut padanya.

"Tidak mungkin San melakukan itu, paling itu Alpha dari kelompok lain." Garam masih berusaha positif.

"San ... mudah-mudahan itu bukan dirimu," gumam Garam khawatir.

"Ayah, lapar ...," lirih salah satu anak Garam bernama Aram. Aram adalah serigala hitam yang sama lemahnya dengan Garam.

"Tunggu siang dulu, setelah ini kita makan dan lanjutan perjalanan untuk mencari Alpha San," balas Garam.

"San ..." Garam tak yakin San hidup tapi ia juga tak yakin Garam mati.

"Kita punya anak-anak, mudah-mudahan kau masih hidup ..." lirih Garam. Ia membawa anak-anaknya kepelukan sambil mengecupi kening sang anak.

Sun dan Moon memperhatikan wajah sendu Garam. "Wanita sialan itu membuat ayah menangis lagi, Sun," gerutu Moon kesal.

"Sstthh tenanglah, kau menyeramkan yang terpenting kita harus menemukan wanita itu," balas Sun tak suka. Sun sangat menyayangi wanita Alpha itu daripada Garam.

Bersambung

Aram, Sun dan Moon tak akan pernah menyebut San sebagai ibunya hehehe karena aku gak mau!

[Femdom] Mencari Sang Alpha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang