"Ibu ada apa kau memanggilku." Lucid menghadap sang Ratu, ia memberi hormat pada sosok wanita paruh baya itu, ayah Lucid dan Law sudah meninggal dunia hanya tersisa sang ibu yang sering sakit-sakitan.
"Kau kembali," ucap Ratu lemah. Tubuhnya berbaring diatas kasur. Wanita itu pun menyuruh Lucid lebih dekat dengannya agar bisa ia cium.
"Aku hanya sedang menginginkan kalian tinggal ditempat yang sama, jangan saling berjauhan," ucap Sang Ratu. Ia tak tahu konflik apa yang menyebabkan Law mengusir Lucid, namun yang pasti apapun itu Ratu hanya ingin melihat kebersamaannya.
"Kalian saudara, aku ingin semasa aku masih hidup, kalian berdamailah apalagi dengan ketiga saudara lainnya," ucap Sang Ratu. Ia memiliki lima anak empat pangeran dan satu putri, mereka semua alpha kecuali Lucid.
"Termasuk kau Lucid, kau harus disini sementara sampai aku mati, baru kau dan pengikutnya boleh pergi," ucap Ratu. Lucid hanya diam, ia membenci kakaknya, tak mau tinggal di sini.
"Maaf ibu, sulit rasanya." Lucid menunduk, meski sulit sepertinya ia harus usahakan itu. "Aku akan mengusahakannya."
****
Tiga hari kemudian, Garam masih dalam kondisi sama, ia lebih banyak memejamkan matanya dibanding bangun dan menjalani kehidupan seperti sebelumnya.
Ia mengalami kelelahan yang luar biasa. Hal itu membuat Aram akhir-akhir ini sering murung, Aram serigala kecil sering di sangka anjing, Law sanga menyukai wujud Aram, sudah berhari-hari ini Aram selalu ada disisi sang Raja mengikuti Law kemana pun Law pergi seolah mengabdi padanya sebagai balasan terima kasih karena sudah menolong.
Saat acara makan malam, Law membawa Aram digendongnya, Yang Mulia itu menaruh Aram disebuah bangku untuk makan bersama, makanan yang dihidangkan ke Aram pun khusus, yaitu daging keledai.
"Sayang apa itu?" tanya Sang permaisuri bernama Lylia, ia melihat Aram mendapatkan perlakukan khusus dan tentu saja perlakuan itu juga pernah Law gunakan untuk mendekatinya.
"Ini anjing kecil yang aku temukan, bukankah ini lucu, tabib bilang namanya Aram," jelas Law sambil menyumpit potongan ikan bakar dari meja.
"Itu bukan manusia serigala kan?" tanya Lylia mengerutkan keningnya penasaran, ada rasa takut dihatinya.
"Maksudmu?" Law memiringkan kepalanya.
"Kau tidak berniat menambah selir lagi kan?" ucap Lylia ragu, ia takut Aram manusia serigala yang akan dinikahi Law apalagi cinta tak memandang gender, alpha omega Law langsung sabet.
"Hei dia jantan, aku bukan pencinta hewan!" balas Law tak terima, ia marab.
"Aku akan menganggap ini sebagai anakku dan peliharaanku," tambah Law sekali lagi. Ia melirik Aram yang makan makanannya dengan lahap.
Law pun menambahkan ikan bakar ke wadah makan Aram sambil berkata, "Mulai hari ini, kau adalah milik Law, apapun yang terjadi, apapun kesulitanmu, cari aku, aku akan membuatmu bergantung padaku."
"Makanlah yang banyak, kau membutuhkan nutrisi." Law kembali memberikan beberapa makanannya pada Aram, selir-selir yang ada di sana nampak iri dengan perlakuan itu.
Selesai makan juga Law tak bergabung dengan istri-istrinya, ia malah berkeliling istana dengan serigala kecil itu. Aram di bawa ke sana kemari, dikenalkan sebagai milik Raja dan mendapatkan hak istimewa di kerajaan tersebut.
Aram cukup puas. Saat perjalanan memperkenalkan seluruh tempat dalam istana, mata Aram berbinar saat melihat kelopak bunga layu, Aram pun mengambilnya di bawah salju lalu memberikannya pada Law.
Kelopak itu sepertinya bunga mawar.
"Ini kelopak bunga yang berguguran, jika kau ingin melihat bunga mekar di musim salju, kau harus melihatnya dirumah kaca," jelas Law ramah. Law yang dingin benar-benar merubah sifat lembut saat didekat Aram.
Aram senang, Aram pun berlarian menginjak-injak salju, berputar-putar mengelilingi Law sampai tiba-tiba Law jatuh merasakan pusing.
"Anjing kecil? Kau demam?" Law segera mengangkat tubuh Aram.
Aram merasa tak enak pada tubuhnya, rasanya geli, rasanya sakit, rasanya ada sesuatu yang akan tumbuh ditubuhnya, Aram pun memeluk tubuh Law menarik baju panjang Law dengan cakarnya.
Law membelalakkan matanya saat melihat tubuh Aram berubah menjadi wujud manusianya. Telinga Aram berwarna abu-abu tumbuh semakin besar, wajahnya menjadi wajah manusia, kedua mata Aram berwarna biru cerah, tangan yang awalnya mencakar berubah menjadi menggenggam.
"Kau?" Law terkejut menjatuhkan Aram. Tubuh Aram berubah menjadi tubuh manusia setengah serigala.
Aram ketakutan, kaki dan tangannya berubah menjadi tangan manusia, Aram tak mengerti cara mengunakan tangannya itu. Ia tak mengerti cara mengunakan kakinya untuk lari dari orang dihadapannya.
"Jangan takut." Law menarik tangan Aram, membantunya untuk berdiri.
Kulit Aram berwana kuning langsat, matanya tajam, rambutnya panjang sampai pinggang berwana abu-abu. Tubuhnya hanya berukuran 121 cm. Aram kecil, wujudnya seperti anak 12 tahun.
Telinga dan buntutnya masih ada. "Sini aku akan membantumu," ucap Law. Ia pun memapah tubuh Aram, mengajarinya untuk berjalan dengan kedua kakinya.
"Tolong siapkan pakaiannya untuk anak ini," titah Law pada pelayannya. Law pun membawa Aram ke kamar, ini pertama kalinya Law juga melihat manusia serigala.
"Kau tahu? Meski aku memiliki banyak selir dan permaisuri, aku tak memiliki anak, melihatmu membuatku merasa ingin mengadopsimu, kalau diizinkan, apa kau mau tinggal bersamaku di sini, aku tahu aku terlalu gegabah aku tahu, tapi aku ingin menurunkan bakatmu padaku." Law tertarik pada serigala seperti Aram, ini terlalu tiba-tiba.
Aram pun menolak takut ada sesuatu yang harus ia bayar suatu saat nanti.
"Aku menolak, aku masih memiliki orangtua," balas Aram. Suaranya kecil dan pelan, Aram seperti omega meski ia alpha.
"Omega yang kalian tolong itu ayahku, dia yang melahirkanku, omega itu omega yang jantan yang masih berbaring, itu orangtuaku," jelas Aram sekali lagi.
"Tapi?"
"Hmnn?" Law meminta jawaban dari kata, 'tapi.'
"Ajari aku, cara bertahan hidup manusia," ucap Aram ragu.
"Baiklah."
"Yang Mulia ini pakaiannya." Pelayan datang membawa baju berwana tua muda dengan motif awan persis seperti baju yang pernah Garam pakai sebelumnya, bedanya warna baju ayahnya itu ungu.
"Baju ini milik Lucid, aku akan mengecilkannya jika tak cukup."
Law pun mengajari Aram memakai baju, ia menyuruh para pelayannya untuk keluar.
Meski sulit memakaikan baju orang lain, Law tetap mencoba, baju bermotif awan itu sangat cocok untuk Aram, Law pun langsung mengikat pinggang Aram dengan kain panjang, baju yang Aram pakai seperti kimono hanya saja bawahnya lebih banyak karena kebesaran.
Aram melihat dirinya dicermin, ia seperti putra mahkota.
Setelah memakaikan baju, Law melepaskan hiasan dikepalanya, jepit rambut kupu-kupu emas dan tusuk rambut. Law memindahkan aksesorisnya pada Aram, kedua mata Aram pun berbinar saat menatap cermin.
"Kita mirip," ucap Lawn. Ia tersenyum melihat Aram yang kini persis seperti dirinya.
"Kau ingin seperti ini?" tanya Law serius.
"Maksudmu?" Aram mengetuk-ngetuk jarinya ke dagu.
Law memainkan rambut panjang Aram lalu mengecupnya. "Jika aku mengadopsimu mungkin aku bisa mengklaimmu sebagai putra mahkota."
Aram tak mengerti ia tak menjawab sambil memperhatikan tubuh eloknya di cermin.
Bersambung
![](https://img.wattpad.com/cover/309627773-288-k535072.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[Femdom] Mencari Sang Alpha
Hombres LoboSang omega mengasuh bayinya. Ia kehilangan sang Alpha saat ingin mencari tempat pindah. Bersama dengan beta omega mencari Alpha yang seharusnya tak hilang saat mengiring kawanan. Sang Alpha harusnya kuat untuk melindungi budaknya, apalagi sang Alpha...